Wednesday, November 4, 2009

The Perpective of Life

Aku meminjam ilustrasi dan judul yang diposting oleh Yuliana di http://christian-daily-meditation.blogspot.com. Ilustrasi ini mengingatkan kita tentang bagaimana cara pandang kita akan sesuatu akan menentukan bagaimana kita bertindak dan melangkah dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut adalah ilustrasinya :

One day a father of a very wealthy family took his son on a trip to the country with the firm purpose of showing his son how poor people live. They spent a couple of days and nights on the farm of what would be considered a very poor family.On their return from their trip, the father asked his son,
"How was the trip?"
"It was great, Dad".
"Did you see how poor people live?" the father asked.
"Oh yeah" said the son.

"So, tell me, what did you learn from the trip?" asked the father. The son answered:
"I saw that we have one dog and they had four.
"We have a pool that reaches to the middle of our garden and they have a creek that has no end."
"We have imported lanterns in our garden and they have the stars at night. "
"Our patio reaches to the front yard and they have the whole horizon."
"We have a small piece of land to live on and they have fields that go beyond our sight."
"We have servants who serve us, but they serve others. "

"We buy our food, but they grow theirs."
"We have walls around our property to protect us, they have friends to protect them."
The boy's father was speechless. Then his son added, "Thanks, Dad, for showing me how poor we are."


Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah tersebut?Apakah kita dapat melihat bagaimana cara pandang akan menentukan langkah hidup kita? Sang anak dapat melihat betapa kayanya orang-orang tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Anak ini sama sekali tidak merendahkan desa yang mungkin dilihat orang sebagai desa yang miskin. Justru anak ini mampu untuk melihat dari sudut pandang yang lain, dan menganggap dirinya sangat miskin dan orang-orang di desa tersebut sangat kaya. Melihat sesuatu dengan cara pandang yang berbeda akan dapat membantu kita untuk menjalani hidup ini. Ketika kita mengeluh dengan keluarga yang kita miliki, pekerjaan kita, teman-teman kita, marilah kita coba melihatnya dengan cara yang berbeda. Kadang saya sering mengeluh tentang keluarga yang saya miliki, kadang saya merasa mereka sangat protektif melarang saya ini dan itu, namun saya belajar untuk tidak menganggap sikap protektif mereka sebagai masalah yang harus saya besar-besarkan. Ada banyak anak yang merasa orang tuanya tidak mempedulikan mereka karena tidak peduli mereka ada dimana, pulang jam berapa, benar-benar terserah anak tersebut. Mereka mengeluh dan merasa orang tua mereka tidak peduli kepada mereka dan sedikit 'iri' dengan saya. So, apa yang harus saya keluhkan? Saya seharusnya bersyukur punya keluarga yang sayang terhadap saya. Mungkin dua buah gambar yang saya berikan dapat membantu kita memahami tentang pentingnya perpektif dalam kehidupan kita.




Gambar apa yang dapat kalian lihat dari kedua gambar tersebut? Apakah kalian bisa melihat gambar orang yang berada di bawah pohon dan sedang melihat ke arah laut pada gambar pertama? Apakah ada gambar lain lagi yang bisa kalian lihat pada gambar pertama tersebut? Apakah kalian bisa menemukan gambar seorang bayi yang dibentuk dari pohon-pohonan tersebut? Sekarang bagaimana dengan gambar kedua, apa yang kalian lihat dari gambar tersebut? Seorang wanita muda cantik yang berambut panjang? Dapatkah kalian melihat gambar seorang wanita tua dari gambar tersebut? Cobalah untuk melihat gambar tersebut secara cermat dan temukan gambar-gambar tersebut:)

Dari ilustrasi gambar tersebut, saya ingin mengajak kita untuk sama-sama merenung. dari satu gambar yang sama, kita bisa melihat dua hal yang berbeda. Demikian juga dalam kehidupan kita, dari satu kejadian yang sama, mungkin kita dapat melihat dengan beberapa cara pandang yang berbeda, tergantung kita mau melihat dari sisi positifnya atau negatifnya. Keputusan kita akan cara pandang kita menentukan sikap yang akan kita lakukan terhadap kejadian tersebut. So, mari kita sama-sama belajar ketika kita telah terbiasa melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang negatif, ayo kita belajar melihat dari sudut pandang yang berbeda dan bersyukur untuk semua hal yang sudah kita alami. God bless us:)


Tuesday, October 20, 2009

Bambang Bhakti

Saya bukan orang yang up to date mengenai perkembangan ekonomi dan politik, bahkan ekstrimnya saya adalah orang yang tidak tahu apa-apa tentang dunia ekonomi dan politik. Menempuh studi lanjut di bidang manajemen, ‘memaksa’ saya untuk membuka mata dan mulai belajar mengenal dunia yang awam tersebut. Salah satu dosen marketing saya adalah Pak Bambang Bhakti. Karena saya bukan orang yang up to date masalah berita di koran maupun televisi, saya tidak ada bayangan siapa beliau, saya hanya berpikir beliau adalah dosen praktisi yang memiliki usaha namun tetap meluangkan waktu untuk mengajar. Namun ternyata beliau tidak hanya sekedar pemilik perusahaan atau manajer, ternyata beliau adalah orang yang telah ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi Direktur Merpati Nusantara Airlines. Wow, buat saya sangat istimewa diajar oleh beliau. Orang yang pasti memiliki sejuta kesibukan, namun tetap menyediakan waktu untuk mengajar.

Di awal perkuliahan saya sudah terkesima dengan pengalaman beliau, dimana beliau belajar mulai dari nol. Saya tidak ingat secara pasti apa saja pekerjaan yang telah beliau lalui, namun Pak Bambang merintis mulai dari menjadi supir, namun bukan sembarang supir, beliau menjadi supir dari kedubes (ini kalau saya tidak salah), sampai akhirnya beliau melamar menjadi management trainee, itu pun bukan sembarang perusahaan, perusahaan-perusahaan yang beliau masuki adalah perusahaan-perusahaan multinasional dan perusahaan yang besar, antara lain Coca Cola, Goodyear dan Unilever. Beliau bahkan dihubungi oleh Hongkong dan diminta mengurus perusahaan peti kemas (yang ini juga kalau saya tidak salah ingat) di Jakarta. Ckckck, saya hanya bisa kagum mendengar kisah beliau. Tidak sedikitpun nampak kesombongan dalam diri beliau ketika bercerita. Koran Tempo, edisi 24 Februari 2009 juga menceritakan tentang Pak Bambang Bhakti seorang Direktur utama Merpati Nusantara Airlines yang berpenampilan sederhana dan terkesan unik dengan kalung dan gelang etnik yang selalu dikenakannya. Kesederhanaan yang lain nampak dari mobil dinas yang digunakannya, yaitu sebuah Toyota Avanza, padahal banyak bos perusahaan lain yang menunggangi mobil yang mewah. Beliau berujar "Duit (keuntungan) lebih baik buat menaikkan gaji karyawan (daripada beli mobil dinas saya)".
Wah, ternyata cerita tentang beliau tidak berhenti, beliau bercerita bagaimana Menteri Negara BUMN memanggil beliau dan menyerahi tugas yang SANGAT BERAT, yaitu menjadi direktur dari penerbangan Merpati, dimana kondisi sangat itu kritis. Kompas.com menuliskan bahwa per tahun 2008, total utang merpati tercatat sekitar Rp 2,3 triliun. Beliau mempunyai tugas yang tidak ringan, dari yang awalnya beli bahan bakar saja tidak sanggup, sampai akhirnya keadaan bisa mulai membaik dan gaji karyawan bisa dinaikkan. Dalam kepemimpinannya, beliau melakukan PHK terhadap 1300 karyawan, Wow...saya hanya berpikir, apakah karyawan bisa menerima keputusan tersebut?tidak kah mereka unjuk rasa? Dan jawabannya adalah TIDAK. Dalam blog yang berjudul CEO Speak karya Burhan Abe, dituliskan bahwa kuncinya adalah komunikasi yang terbuka.
Saya benar-benar kagum dengan beliau, tentang kerendahan hati, tentang kepemimpinan dan cara beliau dalam berkomunikasi. Saya belajar banyak dari kuliah saya selama dua hari. Beberapa hal yang saya akan ingat dan pegang adalah ketika bekerja itu bukan hanya masalah gaji, beliau tidak pernah mempermasalahkan berapa gaji yang ia terima atau bahkan menuntut atasannya menaikkan gaji, ketika bekerja, maka kerjakanlah pekerjaan itu sebaik mungkin dan biarlah kita boleh memberikan value kepada perusahaan kita. Apakah kehadiran kita dalam sebuah perusahaan ada pengaruhnya?Atau ada maupun tidak ada kita sama saja? Yang terpenting dalam kehidupan ini bukan bagaimana mengejar uang, namun bagaimana uang mengejar kita. Ketika kita telah melakukan yang terbaik, orang lain pun akan melihat hasil pekerjaan kita dan kita bisa mendapatkan TRUST atau kepercayaan orang lain. Dan saya melihat, hal inilah yang sudah diterapkan oleh Pak Bambang Bhakti, melakukan yang terbaik dalam setiap pekerjaannya, sehingga akhirnya ada kepercayaan dari orang-orang untuk mempercayakan pekerjaan yang besar bagi dirinya. So, bagaimana dengan diri kita hari ini? Sudahkah kita memberi value kepada orang lain?Sudahkah kita melakukan yang terbaik dalam pekerjaan kita sehingga kita layak mendapatkan kepercayaan orang? Biar hal ini boleh menjadi refleksi kita. Just do our best!

Thursday, October 15, 2009

God has not been wrong

Hari-hari ini terasa semakin berat untukku, kalau boleh meminjam judul dari artikel yang dibuat oleh temanku, situasi yang aku alami sekarang adalah "complicated heart":) Aku sadar, hidup tanpa masalah adalah hal yang mustahil dan setiap orang memiliki masalahnya masing-masing. Hari-hari ini firman Tuhan dan teman-temanku begitu menguatkanku. Rasanya Firman Tuhan yang aku dengar pun tidak kebetulan adalah hal yang sesuai sekali untuk menguatkanku, dan demikian juga sms dari teman-temanku. Satu hal yang pasti dari semua firman yang kudapatkan akhir-akhir ini adalah, Tuhan ga akan memberikan ujian melebihi kekuatan kita, setiap manusia memiliki kekuatan dan kelas masing-masing. Jangan pernah mengeluh mengapa masalah kita lebih berat dari orang lain, karena mungkin standar kelas kita adalah 10, dan orang lain sedang berada di kelas 5. Sama seperti ujian di kelas, murid kelas 1 SD, tidak akan sanggup mengerjakan soal untuk kelas anak 6 SD. Demikian juga dalam kehidupan, jangan pernah membandingkan masalah yang kita alami dengan orang lain. ketika kita merasa masalah kita begitu sulit dan besar, itu artinya Tuhan telah percayakan kita untuk naik kelas.
Kadang terasa begitu menyakitkan jika orang-orang yang terdekat dengan kita menyakiti kita, dan bahkan mungkin untuk lebih ekstrimnya, menyakitkan buat aku jika orang-orang yang menyakitiku itu ada di gereja dan mereka pelayanan. Namun aku sadar, hal itu bukanlah alasan yang tepat untukku untuk berhenti pergi ke gereja dan berhenti pelayanan, Tuhan sama sekali tidak salah, yang salah adalah manusianya, lalu kenapa aku harus menyalahkan Tuhan dan berhenti ke gereja? Firman Tuhanpun mengingatkan aku, Tuhan datang ke dunia ini bukan untuk orang benar, namun untuk orang berdosa, dan aku sadar bahkan mungkin hidupku juga tidak sempurna dan pernah menjadi batu sandungan bagi orang lain. Aku belajar bahwa Tuhan tidak pernah salah dalam merancangkan kehidupanku. Saat ini aku menyadari bahwa apa yang kuhadapi dulu dan kuanggap menyakitkan, membuat aku lebih kuat ketika aku menghadapi masalahku yang sekarang, dan masalahku sekarang adalah didikan Tuhan agar aku bisa lebih kuat lagi menghadapi masalahku yang berikutnya.
Satu hal yang aku tanamkan adalah Tuhan sayang aku, Tuhan tempatkan orang-orang di sekelilingku untuk menguatkanku, bahkan kotbah di radio pun dipakaiNya untuk menguatkanku, dan aku percaya Dia adalah pribadi yang sangat mencintaiku dan tidak akan membiarkanku menyerah menghadapi ini semua. Hari-hari ini begitu terharu sekali melihat kejadian-kejadian yang menurutku kebetulan, namun di sisi lain ini semua pasti bukan kebetulan, support dari teman-teman, dan terutama karena aku boleh belajar, semakin aku dicintai oleh Tuhan, semakin Tuhan percayakan aku akan masalah yang lebih besar, dan aku sangat yakin Dia tidak akan meninggalkanku. So, semangat:)

Wednesday, October 14, 2009

Never Give Up

Beberapa hari yang lalu, saya membeli sebuah buku, entah kenapa sisi melankolis tampaknya dominan sekali waktu itu. Buku yang saya beli berjudul "The four fingered pianist" . Berikut adalah gambarnya.


Buku ini menceritakan seorang gadis remaja yang menderita lobster claw syndrome. Nama gadis remaja ini adalah Hee Ah Lee. Ia hanyalah seorang gadis kelahiran tahun 1985 dan hanya memiliki 4 buah jari. Namun dengan 'keterbatasan' yang ia miliki tidak membuatnya menyerah dalam kehidupan ini. Sejak dalam kandungan, dokter telah menduga bahwa Ah Lee akan dilahirkan dalam keadaan cacat. Hal ini disebabkan karena Ibu dari Ah Lee sering mengkonsumsi obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit kepala yang ia alami. Ibu Ah Lee adalah seorang perawat dan tak jarang ia harus tidur larut malam untuk merawat tentara-tentara Korea yang terluka akibat perang. Ayah Ah Lee pun adalah seorang yang mengalami kelemahan tubuh, ayah Ah Lee lumpuh akibat perang dan lebih malangnya lagi adalah ayah Ah Lee meninggal ketika Ah Lee berusia 13 tahun. Saya sedang membayangkan ketika saya ada di posisi Ah Lee, dilahirkan dalam keadaan cacat, ayah meninggal di saat usia 13 tahun, saya tidak tahu apakah saya tergolong orang yang akan cukup kuat untuk menghadapi hal-hal tersebut.
Hal yang membuat saya kagum akan kisah Ah Lee ini adalah seorang yang mengalami kelemahan dalam jari-jarinya, justu ia mampu memainkan piano dengan begitu hebatnya. Hanya dengan keempat jarinya ia memainkan karya-karya terkenal seperti Beethoven dan Mozart. Saya saja yang memiliki jari yang lengkap tidak bisa memainkan karya-karya tersebut. Selain kelainan tubuh yang ia alami, ia juga kesulitan ketika harus belajar khususnya yang menyangkut angka-angka. Bisakah kalian membayangkan, seorang gadis yang hanya memiliki 4 jari, kesulitan untuk mempelajari angka-angka namun akhirnya ia bisa memainkan piano dengan begitu hebatnya dan mengadakan konser bahkan menghasilkan album.
Saya coba melihat diri saya sendiri, ketika Tuhan telah memberikan anugerah tubuh yang sempurna, keluarga yang lengkap, sudahkah saya mensyukuri semua hal tersebut. Ketika masalah datang dalam kehidupan saya, saya cenderung bertanya "Kenapa Tuhan, semua harus terjadi?". Apa yang dialami oleh Ah Lee cukup mengingatkan dan menegur saya, Ah Lee lahir dalam kelemahan tubuhnya, ayahnya meninggal saat usianya 13 tahun, dan mungkin ia menerima ejekan dari teman-temannya, namun satu hal yang pasti Ah Lee tidak menyerah menghadapi semuanya itu. Saya diingatkan juga oleh sebuah kalimat bijak yang berbunyi demikian "Pray for an unfaltering faith that stands strong under life's greatest pressures" (Vernon C Ground) dan "Great faith is often built during great trials.
Kehidupan Ah Lee, kalimat-kalimat bijak tersebut mengingatkan saya untuk tetap kuat dan mensyukuri kehidupan ini. Ketika kita memiliki masalah, baik itu dalam keluarga, pekerjaan, atau dimanapun kita, saya yakin itu adalah proses yang dipakai untuk membentuk pribadi kita ke arah yang lebih baik. Kalimat bijak lain yang saya dapatkan adalah "Believe that all problems are not more than God strength given to us" itu saya dapatkan dari salah satu status ym teman di kantor:)
Hidup tanpa masalah adalah hal yang mustahil, namun bagaimana kita boleh memandang masalah tersebut sebagai sarana untuk merubah pribadi kita ke arah yang lebih baik adalah hal yang penting untuk kita lakukan. So, buat kalian yang 'capek' dengan setiap permasalahan kehidupan kita, pandanglah orang lain yang juga memiliki masalah sedemikian rupa dan mereka berjuang untuk mengatasi masalah mereka, dan mereka berhasil, mengapa kita tidak bisa? So, Never give up friends:)

Sunday, August 2, 2009

How We Look at Ourself, Determine Our Life

Saya tidak tahu apakah judul yang saya berikan ini betul secara grammar:) namun inti cerita dari artikel ini adalah mengenai bagaimana cara pandang kita terhadap diri kita akan menentukan apa yang akan kita lakukan dan bagaimana perlakuan orang lain terhadap diri kita.

Ketika kita memandang negatif diri kita, merasa bahwa diri kita ini tidak memiliki kelebihan apa-apa, bisanya hanya bisa menyusahkan orang lain, tidak ada yang sayang pada diri kita, maka kita akan cenderung merasa bahwa diri kita tidak dapat berbuat apa-apa, merasa apa yang kita lakukan selalu salah, dan tidak ada gunanya bagi kita untuk hidup di dunia ini. Manusia ini memang mahluk yang sangat kompleks, pernah saya menilai seseorang itu hidupnya sangat sempurna, memiliki kekayaan, kecantikan, keluarga yang bahagia, namun di balik semuanya itu tetap saja ia merasa ada yang kurang, merasa tidak cantik, tidak ada yang menyayanginya. Susah memang manusia itu, saya pasti bingung jika saya menjadi Tuhan (untungnya saya bukan Tuhan:D). Ketika manusia dianugrahkan tubuh yang lengkap, bisa bersekolah, mempunyai keluarga, tetap saja ada yang ia keluhkan baik itu tentang fisiknya yang merasa tidak ganteng/cantik, tentang keadaan keuangan, maupun tentang kehidupan pribadinya. Jika kita mau meluangkan waktu kita sejenak dan melihat diri kita, ketika kita telah dianugerahi tubuh yang lengkap maka kita patut bersyukur atas semuanya ini, hidung yang masih bisa bernafas, tangan yang masih bisa bekerja, mata yang bisa melihat luar biasanya alam ciptaan Tuhan ini, kaki yang bisa berjalan, mulut yang bisa berbicara, jantung yang masih berdetak, dan begitu banyak hal luar biasa yang Tuhan telah anugerahkan atas tubuh kita ini. Jika kita tergolong orang yang mengalami ketidaksempurnaan dengan tubuh kita sekalipun, kita seharusnya masih bisa menghargai bahwa ada waktu yang Tuhan percayakan kepada kita untuk kita boleh hidup di dunia ini dan menjalankan tugas dan maksud mulia Tuhan atas diri kita, ada darah yang mengalir di dalam tubuh, ada jutaan syarat di dalam tubuh ini yang bekerja, jantung yang selalu berdetak dan masih ada seribu satu hal untuk tetap bersyukur. Lebih lagi mungkin ketika menghadapi penyakit atau kematian sekalipun, setidaknya kita telah diijinkan Tuhan untuk menikmati kehidupan di dunia ini. Salah seorang tokoh yang cukup memotivasi saya untuk bersyukur adalah Nick Vujicic. Berikut adalah gambarnya.


Sekilas kita melihat Nick adalah seorang pria yang sangat tampan, dan wajahnya menunjukkan bahwa ia bahagia, senyum yang sangat tulus bukan? Namun tahukah kalian bahwa Nick juga memiliki kekurangan dalam hidupnya?tapi yang luar biasa adalah bagaimana cara Nick melihat dirinya, dan tidak memandang bahwa kekurangan atau kelemahan diri yang ia alami sebagai hambatan untuk terus maju dan melakukan hal-hal yang luar biasa.

Apa Pendapat kalian ketika melihat gambar-gambar tersebut?Pria yang luar biasa bukan?Seorang pria yang berhasil menilai gambar dirinya secara positif dan tidak menyerah dengan kelemahan tubuh yang ia alami, bahkan ia mampu berenang dan berselancar. Bagaimana dengan kita yang mungkin memiliki tubuh yang sempurna ini?Apakah kita merasa malu dengan diri kita?merasa diri kita adalah mahluk yang seharusnya paling dikasihani oleh seluruh dunia? Bandingkan kisah Nick ini dengan seorang wanita cantik bernama Anna Carolina.

Apa pendapat kalian mengenai gadis muda yang cantik ini?Tubuh yang sempurna dan wajah yang cantik bukan? Namun sayangnya Anna Carolina bukanlah seseorang yang mampu memandang dirinya secara positif, tubuh yang sempurna, kecantikan dan harta yang ia miliki tidak membuatnya merasa cukup. Ia tidak merasa cukup percaya diri akan dirinya, ia berusaha diet mati-matian sampai akhirnya ia terserang anorexia nervosa dan meninggal muda terkena penyakit tersebut. Berikut adalah gambar dari Anna ketika ia sudah semakin kurus.

Hari ini kalian telah belajar 2 orang pribadi, Nick dan Anna. Nick adalah seseorang yang dilahirkan dengan ketidaksempurnaan atas tubuhnya, tanpa lengan dan kaki, namun ia tidak mau menyerah dengan keterbatasan yang ia miliki, ia bahkan bisa beraktivitas layaknya orang normal, berenang, berselancar dan yang lebih hebat lagi ia telah berkeliling dunia dan menjadi motivator bagi orang-orang. Sedangkan Anna, seseorang yang dilahirkan dengan tubuh yang sempurna, dengan kecantikan yang ia miliki, memiliki pekerjaan sebagai model yang terkenal di usianya yang muda, namun sayang hidupnya berakhir karena ketidakpercayaan dirinya.

Bagaimana dengan hidup kita?manakah yang akan kita pilih?selalu bersyukur atas hidup yang boleh kita jalani dan apa yang boleh kita terima ataukah kalian akan memilih selalu melihat "rumput tetangga yang selalu lebih hijau" dan tidak pernah mensyukuri apa yang sudah kita alami saat ini? Pilihan kalian akan menentukan hidup seperti apa yang akan kalian jalani:) God bless u!

Tuesday, July 21, 2009

Mengampuni, Melupakan dan mengasihi, Mungkinkah itu kita Lakukan?


Mungkin sangatlah mudah bagi kita untuk menyuruh orang lain mengampuni dan melupakan kesalahan seseorang. Namun, bagaimana jika kita sendiri yang mengalaminya? Mungkinkah kita mampu untuk berkata kepada diri kita, bahwa kita harus mengampuni, melupakan apa yang dia perbuat dan lebih lagi mengasihi dia?

Mungkin ada di antara kita yang pernah menyaksikan reality show Tidak Ada yang Abadi. Menurut saya, ini merupakan acara reality show yang cukup menarik, terlepas acara tersebut direkayasa atau tidak. Ada sebuah pelajaran moral yang dapat diambil, bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi, apakah ketika kita memiliki kebencian atau kepahitan di dalam diri, apakah kita mau membawa itu sampai ke liang kubur? Banyak orang yang berkata kepahitan, kebencian adalah akar dari penyakit dan membuat hidup kita tidak tenang, namun banyak juga yang tidak mau melepaskan kebencian dan dendam itu dari hidupnya.

Saya baru menyadari sulitnya mengampuni dan melupakan itu ketika saya merasakan sendiri, rasanya begitu sulit mengampuni karena rasanya tidak rela saja melakukan itu. Merupakan pergumulan yang cukup berat, apalagi di dalam kekristenan mengajarkan "kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu". Saya cuma tahu bahwa hal tersebut boleh terjadi atas diri saya, karena Tuhan mau saya bisa mempraktekkan firmanNya, karena firman yang kita terima haruslah kita praktekkan dalam hidup ini. Beberapa hal yang bisa saya bagikan tentang mengampuni, melupakan dan mengasihi adalah :
1. Ketika ada orang yang menyakiti kita, itu berarti Tuhan sedang mengijinkan dan mempercayai kita bahwa kita akan mampu melalui semua ini dan mampu melakukan apa yang menjadi kehendakNya.
2. Cobalah memandang sisi positif dari orang yang telah menyakiti kita. Semakin kita melihat kelemahan orang lain, semakin kita akan membenci dan mencemooh dirinya.
3. Cobalah katakan kepada diri kita bahwa "saya mau mengampuni dan mengasihnya". Ini memang bukan hal yang mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kita sampai benar-benar mampu mengasihinya.
4. Berdoalah memohon kekuatan dari Tuhan agar kita mampu mengampuni, melupakan dan mengasihi orang yang telah menyakiti kita.
5. Ingatlah bahwa kita termasuk "orang-orang jahat" yang juga telah menyakiti Tuhan, dan Tuhan mau mengampuni kita. Dalam doa Bapa Kami dikatakan "ampunilah kami sebagaimana kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami". Kita memang bukan Tuhan yang sebegitu mulianya, namun bukan berarti kita tidak akan mampu melakukannya.

Mengampuni, melupakan dan mengasihi adalah sebuah proses yang mungkin membutuhkan waktu yang lama. Waktu yang dibutuhkan oleh tiap orang tidak akan sama, hal ini akan bergantung pada karakter masing-masing orang, dan kemauan dari orang itu sendiri. Hanya saja saya mau katakan, ini bukanlah hal yang mustahil untuk kita lakukan. Ketika ada pepatah, gelas yang pecah ketika disambung pasti ada bekas retakannya, dan hal ini diibaratkan seperti hati kita yang tersakiti yang pasti ada bekasnya, maka saya mau katakan, Tuhan akan memberikan hati yang baru sehingga tidak ada lagi luka atau bekas kita disakiti. Pertanyaannya bukan lagi mungkinkah mengampuni, melupakan, dan mengasihi itu kita lakukan, namun pertanyaanya adalah, MAUKAH KITA MELAKUKANNYA???


Wednesday, July 8, 2009

DIA Membuat Segala Sesuatu Tepat pada WaktuNya


Hari-hari ini adalah hari-hari yang benar-benar menyita banyak waktu, tapi di tengah kesibukan ini, tetap ada keinginan yang besar untuk menulis dan berbagi:) Mungkin kita pernah merasa bahwa waktu yang kita miliki sangat kurang, kadang kita berharap satu hari ini lebih dari 24 jam, namun seringkali juga kita menyia-nyiakannya, ya kan?:)
Beberapa bulan terakhir ini, aku sedang disibukkan dengan matrikulasi (pembekalan kuliah, sebelum memasuki kuliah sebenarnya) yang aku harus jalani setiap malam seusai pulang kerja, dan juga persiapan acara sekolah minggu di gereja (SIL-Sekolah Injil Liburan). Aku menulis judul "DIA Membuat Segala Sesuatu Tepat pada WaktuNya" karena aku merasa segala sesuatu sudah dirancang begitu sempurnanya oleh Tuhan. Misalnya, acara ini direncanakan dan disusun saat pekerjaan di kantor agak free, sehingga aku cukup bisa membagi pikiranku antara pekerjaan, dan acara SIL. Yang kedua adalah temanku tersayang sudah kembali pulang setelah magang di Belanda selama 1 tahun, jadi bersyukur sekali ada bantuan tenaga dan pikiran yang luar biasa untuk acara ini. Yang ketiga, kebetulan juga temanku yang satu lagi hari ini sedang tidak ada kelas mengajar, jadi dia bisa standby di gereja, dengan dengan baiknya dia meng'cancel' jadwal mengajarnya besok demi acara ini (so sweet...). Ada begitu banyak hal yang bisa diceritakan sih, ada pengorbanan teman-teman yang ijin tidak masuk kerja, ada yang merelakan waktunya untuk latihan di gereja, ada orang tua jemaat yang mau meminjakan kendaraan dan menyumbang makanan, dan masih ada terlalu banyak kebaikan Tuhan di mana aku bisa belajar bahwa Tuhan yang mengatur dan merencanakan indah pada waktuNya.
Acara ini berlangsung sehari setelah pemilu, dan untungnya pula kami masih menemukan hari sebelum anak-anak ini mulai masuk sekolah, walaupun ada beberapa yang sudah masuk untuk persiapan masa orientasi. Begitu banyak orang-orang luar biasa yang sudah membantu baik tenaga maupun pikiran, sampai-sampai terharu ni:)
Walaupun hari ini dan besok tidak bisa ikut acaranya, namun percaya deh tangan Tuhan yang akan membantu untuk mengaturnya. Terima kasih buat semua teman-temanku yang telah berjuang bersama-sama:) God Bless you all.

Wednesday, July 1, 2009

Be Wise With Your Time


Sudahkah kita bijak menggunakan waktu kita? Hari ini dengan tiba-tiba aku ingin berbagi hal yang mungkin sudah kita ketahui, namun seringkali kita menyia-nyiakannya. Hari ini di status ym dan fb ku tertulis "Be wise with ur time, because we never know when will our life end". Kata-kata bijak ini hanya sekedar untuk mengingatkan, bahwa waktu itu adalah hal yang sangat berharga dan yang pasti tidak akan pernah terulang.

Pagi ini, kakak laki-laki tertua dari mamaku meninggal, bukan karena sakit, atau kecelakaan seperti ditabrak mobil. Kakak dari mama memang sudah lanjut usia, tapi kemarin masih baik-baik saja, dan bekerja seperti biasanya, tapi tiba-tiba saja pagi ini mama dikabari oleh kakak laki-lakinya yang kedua, bahwa kakak laki-laki tertua mama pagi ini meninggal dunia karena jatuh. Belum jelas juga sih jatuh di mana dan karena apa, yang pasti tidak sempat dibawa ke rumah sakit, beliaunya sudah meninggal.

Dari kejadian ini, aku belajar bahwa kita tidak pernah tahu kapan hidup kita akan berakhir, sedetik ke depan pun kita tidak pernah tahu. Namun dari kejadian ini aku belajar beberapa hal :
1. Jangan pernah menyia-nyiakan waktu
2. Jangan pernah menunda-nunda pekerjaan
3. Belajarlah mengungkapkan perasaan sayang kita kepada orang-orang yang kita sayangi sebelum kita menyesal karena tidak pernah mengucapkannya. Ungkapan sayang ini tidak terbatas hanya kepada pasangan kita, tapi lebih lagi kepada orang tua, sahabat dan orang-orang yang kita sayangi.
4. Jangan pernah menyimpan dendam atau kebencian. Kita tidak pernah mau kan membawa kebencian/dendam itu sampai akhir kehidupan kita. Mengampuni dan mengasihi orang yang telah menyakiti kita memang bukanlah hal yang mudah dilakukan, namun ketika kita MAU pasti Tuhan memampukan kita untuk melakukan itu.

mimpilah apa yang kamu mimpikan, pergilah kemana kamu ingin pergi,
jadilah sesuai dengan keinginan kamu,
karena kamu hanya hidup sekali, dan satu kesempatan untuk melakukan apa yang kamu inginkan.


So, kesimpulannya janganlah kita menyia-nyiakan waktu kita. Jangan berpikir usia kita masih panjang karena kita masih muda dan sehat. Tidak ada seorangpun manusia yang mengetahui waktu hidupnya di dunia ini, ada sebuah kalimat bijak yang berbunyi "Hiduplah dan bekerjalah seakan ini hari terakhirmu di dalam dunia". Mari kita belajar menghargai waktu yang ada dan memberikan yang terbaik yang bisa kita berikan :)

Monday, June 29, 2009

Tips menulis Jurnal Ilmiah (part I)

Apakah menulis itu sulit? Pasti banyak pendapat untuk menjawab pertanyaan ini. Mungkin bagi sebagian besar orang (termasuk saya juga), menulis bukanlah hal yang mudah, apalagi menulis karya ilmiah.
Saya cuma sekedar ingin sharing saja, karena saya memang bukan ahli menulis di bidang karya tulis ilmiah, hanya saja sekarang saya memang lagi berkecimpung di dunia tulis menulis yang "berbau" karya ilmiah.
Untuk menulis artikel ilmiah khususnya untuk dimuat di jurnal, penting bahwa artikel yang diteliti merujuk pada sumber-sumber pustaka yang up to date, contoh sumber pustaka yang up to date dan tersedia dalam jumlah yang cukup banyak adalah artikel jurnal. Untuk penelitian yang sulit mendapatkan referensinya mungkin bisa dilakukan wawancara dengan pakar atau juga melakukan penelitian.
Isi dari jurnal pada umumnya sama dengan karya ilmiah pada umumnya, ada abstrak, pendahuluan, kajian pustaka, tinjauan pustaka, metodologi, hasil dan pembahasan, kesimpulan, dan referensi.
Abstrak berisi intisari artikel yang ditulis, meliputi ringkasan latar belakang, penekanan tujuan dan rumusan permasalahannya, metode, dan juga kesimpulan. Pada akhir abstrak, penulis juga diminta untuk memberikan kata kunci, yaitu kata yang sering muncul dan menjadi penekanan penelitian/penulisan.
Pendahuluan berisi latar belakang yang menceritakan alasan kita tertarik untuk melakukan penelitian dan penulisan. Selain latar belakang, pendahuluan juga membahas rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Rumusan masalah umumnya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan (namun tidak harus kog), dan berisikan fokus penelitian. Seringkali kita bingung antara tujuan dan manfaat. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai dari penelitian/penulisan, misalnya, tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah ada perbedaan antara x dan y. Sedangkan manfaat ya berbicara mengenai manfaat yang diberikan oleh penelitian/penulisan yang dilakukan, misal penelitian ini bermanfaat untuk memberikan masukan kepada x mengenai y.
Rasanya sekian dulu "Tips menulis Jurnal Ilmiah (part I)". Nantikan kelanjutannya dalam "Tips menulis Jurnal Ilmiah (part II)". Sekali lagi saya bukan pakarnya dalam tulis menulis, ini cuma sekedar ingin berbagi ilmu, jika ada hal-hal yang tidak sesuai, dapat dikomentari :) Selamat berkarya.

Never Hate or Love Something too Much


Mungkin judul ini menimbulkan pro dan kontra buat yang membaca.
Apakah itu berarti ketika kita mencintai sesuatu atau seseorang, tidak boleh 100%?


Waktu menulis ini, latar belakangnya itu tiba-tiba saya ingat sama kata-kata bijak yang kalau ngga salah ingat berbunyi "Jangan pernah terlalu mencintai sesuatu, suatu saat mungkin kamu akan sangat membencinya, dan jangan terlalu membenci sesuatu, suatu saat mungkin kamu akan jatuh cinta padanya" (Ada ngga ya kalimat seperti ini???)

Statement jangan terlalu mencintai sesuatu ini tidak berlaku lho untuk hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Kalau berbicara soal hubungan dengan Tuhan maka, cintailah Dia dengan segenap hati, hidupmu dan jiwa ragamu intinya all for HIM deh. Namun untuk hal yang berkaitan dengan manusia atau benda, mungkin sedikit berbeda. Untuk kasus jangan terlalu mencintai yang berhubungan dengan manusia saya tidak bisa mensharingkannya untuk umum, nanti bisa-bisa ada yang tersinggung. Kalau yang berhubungan dengan membenci sesuatu sih ada beberapa cerita.

Cerita pertama, pada zaman dahulu kala, aku benci banget yang namanya membaca dan mengarang (sampai sekarang sih sebenarnya, cuma kadar kebenciannya sudah berkurang), eh sekarang justru "terjebak" di pekerjan yang secara ngga langsung membuatku harus banyak membaca dan menulis, tapi aku benar-benar enjoy kog. Dahulu kala, aku juga termasuk orang yang ngga suka bersosialisasi dan belajar (ada ya yang suka belajar?), tapi entah karena apa juga, yang pasti sekarang aku menikmati semuanya itu, belajar bersosialisasi dan berusaha jadi teman yang baik buat teman-temanku, dan juga jadi suka belajar dan bertanya kenapa begini dan kenapa begitu:)

Nah kalau berhubungan dengan belajar maka ini menyambung ke cerita yang kedua, aku dulu itu anti sama yang namanya ilmu ekonomi dan manajemen, karena menurutku itu ilmu yang ngga ada jawaban pastinya, Eh justru aku sekarang studi lanjut di bidang Ekonomi, khususnya manajemen dan aku menikmatinya lho walaupun kadang-kadang ngga juga:).

Cerita yang ketiga, aku kan sudah bilang kalau aku itu ngga suka nulis, eh sekarang malah nanya-nanya temen gimana caranya buat blog dan mulai jatuh cinta sama yang namanya menulis:)
So, the conclusion of my story is, never love or hate something too much. Entah kalian setuju atau tidak, inilah sharingku. Ketika kita terlalu mencintai sesuatu dan kita kehilangan itu, kita bisa menjadi sangat membencinya atau menyesalinya, ketika kita terlalu membenci sesuatu, ada kalanya suatu saat kita akan mencintainya.

Making Changes in Our Life


"When I was a young man, I wanted to change the world. I found it was difficult to change the world, so I tried to change my nation. When I found I couldn't change the nation, I began to focus on my town. I couldn't change the town and as an older man, I tried to change my family. Now, as an old man, I realize the only thing I can change is myself, and suddenly I realize that if long ago I had changed myself, I could have made an impact on my family. My family and I could have made an impact on our town. Their impact could have changed the nation and I could indeed have changed the world.”

Pernahkah kita mencoba untuk menuntut orang lain berubah? Rasanya seringkali kita dengan mudahnya menyalahkan lingkungan dan orang-orang yang ada di sekeliling kita ketika kita merasa apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan keinginan kita (kalau kata kita dirasa kurang tepat, bisa diganti kata saya, karena saya pribadi merasa sering sih melakukannya). Kata-kata bijak yang ada di atas, saya cari waktu saya mau mempersiapkan tugas presentasi bahasa inggris dengan topik "How to create a world peace and live in harmony" . Apakah menurut kalian itu mungkin dunia ini damai? Siapa yang tidak ingin dunia ini damai dan harmonis, ya kan?
Lewat kata-kata di atas saya belajar banyak lho. Sebenarnya bukan hal yang mustahil buat kita mau hidup di dunia yang aman dan tentram, seandainya setiap orang berpikir bahwa itu dimulai dari pribadi kita masing-masing. Ketika kita ngga mau bermusuhan dengan orang, walaupun jengkelnya setengah mati, ya dari kita sendiri yang belajar menahan diri untuk ngga marah-marah. Namun, saya sadar kog, itu hal yang sulit banget untuk kita lakukan.

So at the end of this story, I want to say : Have ur big dream, start it from small thing, start it from urself. Selamat mengubah dunia teman
!