Sunday, February 24, 2013

My Journey in 2012 (part 2)

Setelah dikejar segudang aktivitas, akhirnya diriku bisa kembali duduk dengan tenang di depan laptop dan kembali menuliskan perjalananku di tahun 2012. Terinspirasi oleh Sdri. Yuniar yang baru saja menulis isi blognya, maka kuputuskanlah diriku untuk segera duduk dan menuliskan kembali isi blogku:)

Akhir tahun 2012 kuiisi dengan perjalanan dari satu kota ke kota lain. Perjalanan yang cukup kunikmati walaupun aku tidak pernah menyukai saat-saat aku berada dalam perjalanan mengingat aku mengalami mabuk darat, laut dan udara:( Selain ke Bali dan Medan, aku kembali melanjutkan perjalananku ke kota Padang pada saat liburan natal tiba. Liburan natal 2011 dua tahun yang lalu kuiisi dengan petualangan ke Jakarta dan Bandung bersama dengan teman-teman gereja (Agnes, Olivia, Ce Yuli, dan si kecil Shiella) dan tahun 2012 ini kuiisi dengan petualangan di kota Padang dengan teman-teman kantor (Bu Lili, Bu Christin, Bu Ida dan Bu Subaita). 

Tiba di kota pada pada siang hari, kami memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu dan pada sore menjelang malam hari kami berangkat untuk bermain di pantai Padang yang letaknya tidak jauh dari rumah tempat kami menginap.

@ Pantai Padang
Tidak kalah indah dengan pantai yang ada di Bali bukan? Makanan yang pertama kali dicoba tentunya sate padang yang menjadi makanan khas di kota padang ini dan yang juga merupakan salah satu makanan kesukaanku. Tidak melanjutkan lagi berkeliling di kota Padang, kami memutuskan untuk pulang karena kami harus beristirahat mempersiapkan perjalanan esok harinya, kerena perjalanan menuju objek wisata cukup jauh dan memakan waktu 2-3 jam. Tiba di rumah Bu Ida tempat kami menginap, makan malam berupa rendang khas Padang telah tersedia (so yummy:D)

Petualangan hari berikutnya kembali dimulai, kami menuju ke jembatan akar. Kami menyewa mobil untuk menuju ke sana dan perjuanganku melawan mabuk darat dimulai dan tentunya obat anti mabuk telah kuminum terlebih dahulu. Namun tampaknya proses adaptasi memang kuperlukan di hari pertama ini, dalam perjalanan yang berkelok-kelok tersebut, akhirnya terpaksa kami berhenti di pinggir jalan karena aku mulai merasa mual dan akhirnya muntah. Namun setelah aku muntah, aku merasa lebih baik dan perjalananku di hari itu dan hari-hari selanjutnya sudah tidak terganggu oleh mabuk perjalanan. Dari namanya saja sudah jembatan akar, mungkin Anda bisa membayangkan sebuah jembatan yang terbuat dari akar. Aku pun membayangkannya seperti itu, namun aku tak menyangka jembatan ini cukup panjang dan cukup kokoh untuk dilewati orang-orang. 

@Jembatan Akar


Melewati Jembatan Akar ini cukup memacu adrenalinku, mengingat aku cukup takut akan ketinggian dan ada sungai yang terletak di bawah Jembatan Akar ini. Namun ketakutan akan ketinggian ini tidak mengalahkan keinginanku untuk tetap berfoto-foto walaupun harus sambil memegang kuat-kuat setiap akar yang terjalin:)

Dari Jembatan akar kami menuju ke tempat air terjun (namun aku lupa nama tempatnya) airnya bersih dan dingin, namun sayang karena beberapa orang mengkontaminasi tempat ini dengan shampo dan sabun yang mereka gunakan untuk mandi:(




Untuk hari-hari selanjutnya, aku lupa kemana tempat tujuan wisata kami di hari kedua hingga hari terakhir kami di Padang. Tidak hanya mengunjungi kota Padang, namun kami menyempatkan diri juga untuk singgah dan menginap di Bukittinggi. Berikut merupakan beberapa foto perjalananku di kota Padang dan Bukittinggi. 

@ Ngarai Sianok
@ Jembatan Siti Nurbaya

Pemandangan yang cukup menakjubkan dapat dilihat di Ngarai Sianok. Di objek wisata tersebut, kita dapat menyusuri gua peninggalan jepang, dimana terjadi kekejaman penjajahan Jepang atas orang Indonesia. Gua jepang ini terdiri atas lorong-lorong dan di ujung lorong ini kita dapat melihat pemandangan Ngarai Sianok. Dari gua jepang ini, para tentara Jepang ini dapat mengawasi orang-orang Indonesia yang akan menjual hasil buminya atau hendak bepergian menuju desa atau tempat lain. Gua jepang ini dibuat sangat kokoh, bahkan ketika gempa bumi terjadi di bukit tinggi, tidak ada kerusakan yang berarti terjadi pada gua jepang tersebut. 

Foto berikutnya adalah foto Jembatan Siti Nurbaya. Di sisi kiri dan kanan jalan ada banyak pedagang kaki lima yang berjualan pisang bakar, roti bakar dan jagung bakar. Bersama Bu Lili dan Bu Christin, kami bertiga duduk di pinggir jalan dan menikmati jagung, roti dan pisang bakar:) Ada yang berbeda dengan jagung bakarnya, tidak hanya menggunakan mentega dan adonan bumbu, namun ada bumbu cair yang disiramkan ke jagung tersebut dan rasanya enak:)

@ The Top of Kelok 44

Tempat yang paling berkesan untukku adalah ketika kami melalui kelok 44. Sehari sebelumnya kami ragu akankah kami melewati daerah tersebut karena kami akan melewati 44 tikungan, karena melewati daerah yang tidak berkelok-kelok saja aku sudah merasa mual dan muntah, apalagi melewati 44 tikungan... Namun akhirnya kami memutuskan untuk mencoba melewatinya, dan diriku berhasil dengan selamat dan sehat walafiat melewati 44 kelokan tersebut :D  Tentu saja kami tidak melewatkan kesempatan untuk berfoto ketika kami berada di atas:) Inti dari petualangan melewati kelok 44 ini adalah: "Jangan menyerah dahulu sebelum Anda mencobanya". Aku tidak tahu apakah aku akan muntah dalam perjalanan ini atau tidak, namun paling tidak mencoba untuk mencobanya tidak ada ruginya, sekaligus sebagai terapi menghilangkan mabuk perjalananku:D Bagi Anda yang mengalami mabuk perjalanan, mungkin Anda harus mencoba menjalani terapi melalui kelok 44 tersebut:)

@ Istana Pagaruyung

Beautiful Ornament @Istana Pagaruyung

Putra-Putri Minang
Tempat objek wisata lain yang tidak kalah serunya adalah istana Pagaruyung. Sungguh mengaggumkan melihat dindingnya terbuat dari ukiran-ukiran yang begitu indah. Yang paling menarik adalah kami dapat berfoto ria dengan mengenakan pakaian tradisional/pakaian adat pengantin dari daerah tersebut.

@Danau Maninjau

@Lembah Anai
Dua foto yang terakhir berlokasi di Danau Maninjau dan Air Terjun Lembah Anai. Pemandangannya tidak kalah indahnya dengan pemandangan di luar negeri bukan? Cukup banyak pantai dan pemandangan yang indah di kota Padang ini. Sayangnya, masih ada beberapa tempat yang belum sempat kukunjungi di Padang ini, mungkin beberapa tahun ke depan diriku harus kembali mengunjungi kota ini:)

Perjalanan di kota Padang ini cukup berkesan untuk diriku, aku belajar mengobati penyakit mabuk perjalananku, dan juga belajar mengatasi ketakutanku juga terhadap ketinggian. Hal yang berkesan lagi adalah kami menghabiskan malam tahun baru dengan berdoa bersama, mensyukuri apa yang boleh terjadi di tahun 2012 dan berdoa untuk harapan kami di tahun 2013. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 1 Januari 2013 kami bersama-sama beribadah di gereja Kalam Kudus dimana Bu Ida dan Bu Subaita bertugas untuk menyampaikan firman Tuhan. 


Keindahan pemandangan di kota Padang membuatku ingin menjelajah ke kota, pulau dan negara yang lainnya lagi dan mengabadikan setiap perjalanan di dalam blogku ini:) Mengagumi dan juga mensyukuri apa yang telah diciptakan oleh Tuhan. Jadi, nantikan kisah perjalanan saya di kota, pulau atau bahkan negara yang lainnya ya:) God bless you...