Saturday, August 31, 2013

Tuhan, Engkau Adalah Sutradara yang LUAR BIASA (2)

Setelah 4 kebetulan yang sudah saya utarakan sebelumnya di artikel "Tuhan, Engkau Adalah Sutradara yang LUAR BIASA (1)" , masih ada beberapa 'kebetulan-kebetulan' lain yang sudah saya rasakan sampai saat ini. Berikut adalah lanjutan dari 'kebetulan-kebetulan' tersebut...

Ketika saya mengambil keputusan untuk off dari pekerjaan saya, saya tahu bahwa saya tidak akan memiliki penghasilan selama 7 bulan ke depan, atau paling tidak jika ada penghasilan pun, saya belum memiliki penghasilan yang pasti jumlahnya. Aneh bin ajaibnya (#kebetulan 5) di tahun 2012, sebelum saya memutuskan untuk off dari pekerjaan saya, seorang rekan dosen mengajak saya untuk mengajukan hibah penelitian. Hibah penelitian ini maksudnya adalah kami mengerjakan penelitian selama kurang lebih satu tahun dan kami mendapat bantuan dana dari DIKTI. Ternyata judul penelitian yang kami ajukan disetujui dan didanai oleh DIKTI, Dengan diterimanya hibah penelitian ini, paling tidak saya mendapat sedikit upah/gaji sebagai seorang peneliti, dan sedikit dana untuk menggantikan uang pulsa dan transportasi:)

Dan inilah puncak cerita yang membuat saya melakukan refleksi dan menjadi sumber inspirasi menulis saya. Hari ini, saya membuka kelas "Bagaimana MEMAKSIMALKAN Slide Presentasi Anda" di tempat usaha saya yang baru yaitu Cerdas Ceria Sukses Indonesia (sedikit promosi ^^). Brosur kegiatan tersebut baru kami bagi start di hari Senin, 26 Agustus 2013. Saya dan seorang staf saya hanya membagikan brosur tersebut di beberapa daerah yaitu Kendangsari, dan Jemursari dan brosur tersebut hanya kami bagi di hari Senin dan Selasa, karena Rabu saya ada kegiatan, hari Kamis libur karena bertepatan dengan Pilkada, dan hari Jumat saya rasa sudah terlalu mepet dengan pelaksanaan kegiatan. Sebelumnya kami juga sudah membagikan brosur di beberapa daerah sekitar ruko, tapi bukan brosur yang berisikan kegiatan tersebut. Brosur yang kami bagikan sebelumnya hanya berisikan bahwa telah dibuka sebuah bimbingan belajar dan info tentang facebook fanpage usaha kami.

Aneh bin ajaib yang berikutnya (#kebetulan 6) adalah tepat di pagi hari ini ada seseorang yang menelpon ke ruko, menanyakan brosur yang dia terima. Brosur yang diterimanya adalah brosur yang berisikan keterangan facebook fanpage dan tempat bimbingan belajar. Staf saya pun menjelaskan mengenai brosur tersebut dan menjelaskan bahwa hari ini kita ada kelas yang membahas mengenai slide presentasi. Dari percakapan yang terjadi, tampak bahwa sang Bapak dan istrinya ini tertarik untuk ikut kelas kita karena materinya dapat membantu untuk pelayanan yang dilakukannya. Namun karena kendala biaya, akhirnya sang Bapak dan istrinya ini memutuskan untuk tidak bergabung di kelas kita. Kelas saya akan dimulai pk 14.00, waktu saat itu menunjukkan pk 13.00, dan entah mengapa saya merasa gelisah, dan merasa bahwa saya harus menelpon kembali Bapak tersebut dan menawarkan kepada Bapak dan istrinya tersebut untuk boleh hadir di kelas saya.

Saya tidak tahu apakah tepat menganalogikan apa yang saya alami ini dengan apa yang Elia dan janda miskin alami. Tuhan menyuruh Elia untuk boleh pergi ke seorang janda miskin dan Tuhan memelihara Elia dan janda miskin tersebut. Elia bisa saja merasa "ngga mungkin Tuhan janda miskin ini dapat menolong saya, saya ngga perlu deh ke sana, percuma buang-buang waktu dan tenaga". Namun apa yang terjadi, Elia dan janda miskin ini sama-sama taat terhadap apa yang menjadi perintah/suara Tuhan. Janda miskin bisa saja berkata "Tuhan, saya ngga bisa menolong Elia, buat saya saja ngga cukup Tuhan, apalagi untuk membantu orang lain"

Saya merasa bukanlah suatu kebetulan kalau Bapak ini bisa menelpon di hari ini, apalagi Bapak ini tidak tahu kalau hari ini saya ada kelas slide presentasi. Brosur yang diterima oleh Bapak ini, saya bagikan kurang lebih seminggu atau dua minggu yang lalu, dan logikanya seharusnya dia dapat menelpon beberapa waktu yang lalu begitu dia menerima brosur tersebut dan pertanyaannya "Mengapa bisa begitu pas hari ini dan di pagi hari sebelum kelas dimulai?"  Saya tidak tahu juga apa yang membuat saya gelisah dan mendorong saya untuk boleh menelpon kembali Bapak tersebut. Namun ketika kegelisahan itu tiba, saya tahu saya punya dua pilihan, menuruti atau mengabaikannya. Saya bersyukur saya boleh menelpon kembali Bapak tersebut dan beliau boleh bergabung di kelas saya dan boleh merasa diberkati dengan apa yang saya bagikan. Setelah kami mengobrol satu sama lain, ternyata beliau dan istri aktif juga di pelayanan anak-anak. Saya sangat bersyukur bahwa pada siang itu saya tidak mengabaikan suara hati saya. Saya akan merasa 'berdosa' ketika saya dapat menjadi berkat namun saya menolaknya.

Dalam hidup ini Tuhan sudah merencanakan kehidupan kita dengan begitu rupa. Tuhan sudah memiliki skenario terindah untuk kehidupan kita. Yang seringkali menjadi kendala adalah terkadang kita ingin membuat cerita kita sendiri dan tidak ingin mengikuti alur cerita yang sudah direncanakan. Skenario terindah tidaklah sama dengan hidup yang mulus tanpa masalah, namun skenario terindah berbicara bagaimana kita boleh dimampukan untuk boleh melalui seluruh cerita kehidupan kita.

Lewat apa yang boleh saya alami, saya juga belajar bahwa Tuhan mampu menyediakan LEBIH dari apa yang kita pikirkan. Saya berpikir bahwa saya akan mampu untuk melalui 7 bulan ke depan tanpa adanya penghasilan, namun Tuhan menyediakan 'sumber penghasilan' yang lain. Saya berpikir brosur yang saya bagikan akan mampu menarik orang-orang untuk ikut kelas saya, namun Tuhan menunjukkan, tanpa brosur itu pun Tuhan mampu menggerakan orang untuk menghubungi saya.

Well, bagaimana dengan kehidupan Anda? Sudahkan Anda merasakan bahwa Tuhan adalah sutradara yang sudah merencanakan setiap langkah demi langkah kehidupan kita dengan begitu indahnya?

Tuhan, Engkau Adalah Sutradara yang LUAR BIASA (1)

 

Segala sesuatu akan indah pada waktuNya...Hal ini lah yang sering saya dengar, namun kalau boleh jujur seberapa yakin kita akan kebenaran pernyataan tersebut? Saya sudah berkali-kali mendengar kisah bagaimana Elia boleh dipelihara oleh Tuhan, Tuhan memakai burung gagak untuk memberi makan kepada Elia, dan Tuhan menggerakkan seorang janda miskin untuk boleh menolong Elia. Saya juga sering mendengar bagaimana kesaksian orang-orang mengenai Bagaimana Tuhan boleh menolong dan memelihara hidup mereka. Namun terkadang saya merasa dan berkata dalam hati:
"Memang bisa ya Tuhan?";
"Kog bisa begitu kebetulan seperti itu ya?"
"Apa memang itu karena campur tangan Tuhan ya dan bukan kebetulan?"

Namun apa yang terjadi pada hari ini justru membuat saya melakukan sebuah perenungan yang akhirnya membawa saya sampai pada suatu kesimpulan "Tuhan, Engkau Adalah Sutradara yang LUAR BIASA".

Mengapa Saya menyatakan hal tersebut? Well, berikut adalah rentetan kisah yang saya alami...


Di akhir tahun yang lalu, yaitu tahun 2012, saya memutuskan saya ingin membuka usaha sendiri (Maklum, karena beberapa kali mengajar entrepreneurship, membuat saya terdorong ingin menjadi seorang entrepreneur juga). Jadi, saya mau mencoba bernegosiasi agar saya dapat mengambil cuti di semester depan dan berharap bisa bergabung kembali di semester depannya lagi. Kebetulan waktu itu saya sedang ada tugas di luar kota bersama boss dan big boss saya, jadi saya merasa ini moment yang pas untuk mengutarakan bahwa saya ingin off untuk satu semester dan memulai usaha saya.  (#kebetulan 1). Singkat cerita, saya menerima tanggapan yang positif dari beliau berdua, dan saya diijinkan untuk off 1semester. Wowww, hal yang cukup surprise juga buat saya, tampaknya belum tentu ijin ini saya dapatkan jika saya bekerja di perusahaan yang lain (#kebetulan 2).


Awalnya saya berpikir akan merintis usaha ini seorang diri, berbekal bahwa saya sudah familiar dengan yang namanya mengajar dan memberikan kursus seputar matematika, fisika dan kimia. Namun pada suatu hari, ketika saya harus lembur dan stand by sampai larut malam karena mahasiswa sedang melakukan pameran, saya bertemu dan mengobrol dengan seorang rekan yang akhirnya menjadi rekan bisnis saya saat ini. Seseorang yang saya temui malam itu hanya menanyakan "Mengapa saya bersedia bekerja hingga larut malam seperti ini?", dan dengan sederhana saya jawab "ya, sudah tugas dan tanggung jawab saya Pak". Entah apa yang kami obrolkan selanjutnya, sampai akhirnya tercetus dari saya bahwa semester depan saya berencana off dan ingin mencoba membuka bisnis sendiri. Spontan rekan saya menawarkan untuk berpartner dalam menjalankan bisnis tersebut (#kebetulan 3). Setelah merenung dan berpikir selama beberapa waktu, akhirnya saya setuju untuk berpartner dalam merintis usaha saya yang pertama ini. Dan ketika saya merenungkan kembali, sungguh saya beruntung untuk boleh berpartner dengan beliau karena saya belajar banyak dari pengalaman bisnis yang sudah dimilikinya, dan saya sangat terbantu dengan network serta resource yang dimilikinya :)



Mencari karyawan yang baik dan sesuai dengan kriteria yang kita butuhkan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Namun sungguh beruntung bahwa sebelum saya cuti di bulan Juli 2013, sudah ada karyawan yang melamar di perusahaan partner bisnis saya. Apa hubungannya perusahaan partner bisnis dengan usaha yang kami dirikan?bukankan itu dua bisnis yang berbeda? Well, saat itu perusahaan partner bisnis saya belum membutuhkan karyawan, jadi sang karyawan yang melamar pekerjaan tersebut ditawari untuk bekerja di usaha bimbingan belajar dan lembaga pelatihan yang sedang kami rintis (#kebetulan 4).

Dan kisah ini tidak berhenti sampai di sini, masih ada beberapa "kebetulan" lain yang terjadi yang membuat saya takjub dan merasa "Wowww, You are so amazing Lord"...Jika Anda ingin tahu 'kebetulan-kebetulan' lain yang Tuhan rancangkan selama saya merintis usaha baru saya, silahkan baca "Tuhan, Engkau Adalah Sutradara yang LUAR BIASA (2)"...



Tuesday, August 13, 2013

Inspirasi dari film Korea "Glove"

Beberapa waktu yang lalu aku melihat film Korea di Net TV. Film yang sangat mengharukan (Ketika saya katakan mengharukan, maka dapat dibayangkan berapa banyak air mata yang saya tumpahkan ketika menonton film tersebut :D) dan memberi banyak inspirasi kepada saya. Di tengah maraknya sinetron-sinetron Korea yang marak dengan cerita percintaan, film Korea yang satu ini hadir dengan durasi kurang lebih dua jam dan menjadi salah satu film yang wajib untuk ditonton. Judul film tersebut adalah "Glove"
Entah mengapa film tersebut diberi judul 'Glove',mungkin karena glove/sarung tangan identik dengan permainan baseball. Film ini menceritakan seorang pemain baseball profesional yang bernama King Sang Nam yang memiliki temperamen dan sikap/attitude yang buruk. King Sang Nam dilarang bertanding untuk mewakili Korea karena pernah didapati bahwa dirinya mabuk dan melakukan kesalahan ketika dalam suatu pertandingan dan ada kemungkinan dirinya didiskualifikasi dan tidak boleh mewakili Korea dalam pertandingan baseball. King Sang Nam memiliki sahabat yang kemungkinan merangkap sebagai manajernya yang bernama Charles. Charles mengusulkan agar King Sang Nam menjadi pelatih baseball bagi sekelompok anak-anak tuna rungu di sebuah sekolah di daerah pinggiran. Mereka berharap dengan King Sang Nam melakukan 'aksi sosial' tersebut, perbuatan buruk yang telah dilakukannya dapat dimaafkan dan Ia dapat bertanding baseball kembali. Saya tidak akan menceritakan sinopsis cerita film 'Glove' namun saya ingin berbagi mengenai inspirasi yang saya dapatkan dari film tersebut.

Kim Sang Nam dan Charles sahabatnya
1. Persahabatan antara Charles dan King Sang Nam
Diceritakan dalam film tersebut bahwa mereka telah berteman dan bersahabat sejak SMA. Ketika Kim mengalami masalah, Charles tidak meninggalkan Kim. Charles justru mengupayakan dan mencari ide bagaimana supaya Kim dapat diterima lagi sebagai pemain baseball profesional untuk mewakili Korea. Bahkan ketika Charles terlebih dahulu tahu bahwa dewan/komite baseball Korea memutuskan tidak dapat memaafkan perbuatan Kim, Charles tidak memberitahukan hal tersebut kepada Kim dan terus menyemangati Kim. Setelah Kim akhirnya tahu bahwa ia dikeluarkan dari tim baseball Korea, Charles tetap ada di sisi Kim untuk terus mensupport Kim dan mengatakan Kim pasti bisa untuk kembali menjadi pemain baseball profesional.

Itulah sahabat sejati,  tidak hanya ada di saat kita senang atau ketika posisi kita di puncak, namun Ia akan ada bersama dengan kita di saat duka ataupun di saat kita terpuruk dan mampu memberikan dukungan dan dirinya untuk boleh berada di sana bersama-sama dengan diri kita. Charles bisa saja meninggalkan Kim dan menjadi manajer dari pemain profesional lainnya, toh Kim sudah pasti tidak dapat masuk di tim baseball Korea kembali, namun hal tersebut tidak dilakukannya.

King Sang Nam menjadi pelatih sekelompok anak-anak tuna rungu
2. Kim Sang Nam menjadi teladan dan inspirasi
Awalnya motivasi Kim hadir di sekolah tuna rungu tersebut hanyalah untuk mendapatkan maaf dan diterima bermain baseball kembali untuk mewakili tim Korea. Namun semuanya berubah dengan sendirinya. Kim yang awalnya tidak percaya bahwa anak-anak tuna rungu tersebut dapat bermain baseball dengan baik justru akhirnya sangat percaya bahwa anak-anak tersebut sama dengan anak-anak normal pada umumnya. Kim memberikan kepercayaan kepada anak-anak tersebut dan meyakinkan bahwa diri mereka mampu. Yang saya suka adalah ketika Kim melatih anak-anak tersebut dengan begitu kerasnya, dirinya ada bersama-sama dengan mereka. Ia tidak hanya menyuruh anak-anak berlari, namun Ia berlari bersama-sama dengan mereka, memutar lapangan berpuluh-puluh kali.

Pernah suatu kali tim baseball tersebut melawan tim baseball sekolah lain yang cukup ternama dan hebat. Tim baseball yang menjadi lawan mereka pun menyepelekan mereka dan berpura-pura mengalah. Namun pelatih Kim melihat hal tersebut dan menyadari maksud dari tim lawan yang dianggap menyepelekan mereka. Pelatih Kim pun menghampiri tim lawan dan menyatakan bahwa timnya tidak perlu dikasihani. Kalau tim lawan tersebut ingin agar tim baseball tuna rungu tersebut berkembang menjadi lebih baik, maka justru mereka harus mengerahkan kemampuan terbaik mereka, sehingga anak-anak tuna rungu tersebut dapat berjuang lebih lagi. Kalau tim lawan hanya mengalah, maka hal tersebut juga tidak akan membuat anak-anak tuna rungu tersebut menjadi lebih baik. Nah, dapat diduga bahwa tim lawan yang menjadi pemenangnya. Pelatih Kim pun menyadari kesedihan yang dialami oleh anak-anak tuna rungu tersebut. Ia mengajak anak-anak tersebut berlari untuk kembali menuju ke sekolah mereka. Jarak yang cukup jauh dari lokasi pertandingan tentunya membuat mereka sangat lelah, ditambah lagi dengan keadaan emosi yang mereka yang sangat sedih dan kecewa. Di tengah-tengah kelelahan dan kesedihan tersebut pelatih Kim meminta mereka untuk mengeluarkan seluruh emosi dan perasaan yang mereka rasakan. Walaupun mereka tidak dapat mendengar suara mereka, namun mereka dapat mendengar dengan hati mereka (Bagian ini sangat mengharukan ><).

Kim Sang Nam dan Na Joo Won

3. Mengatasi trauma dan sikap tidak mudah menyerah
Di bagian awal cerita diceritakan bahwa salah satu pitcher/pengumpan bola tim tersebut mengundurkan diri karena wajahnya terkena bola dan menjadi memar. Ia tidak mau bermain baseball lagi dan yakin tim baseball tersebut tidak akan bisa berkembang karena keterbatasan yang mereka miliki. Akhirnya pelatih Kim harus mencari seorang lagi untuk menggantikan pitcher tersebut.

Suatu malam pelatih Kim melihat Cha Myeong Jae berlatih mengumpankan bola-bola baseball. Dulunya Cha Myeong Jae adalah seorang pitcher berbakat, namun tiba-tiba ia kehilangan pendengarannya dan Ia memutuskan tidak mau bermain baseball lagi. Keesokan harinya pelatih Kim masuk ke kelas dan mengajak Cha Myeong Jae untuk bermain baseball. Walaupun awalnya Cha Myeong Jae menolak. pelatih Kim tidak menyerah dan akhirnya berhasil meyakinkan Cha Myeong Jae untuk masuk di tim baseball tersebut.

Setiap kita mungkin memiliki trauma/ketakutan/kekuatiran kita masing-masing. Namun bagaimana sikap kita menghadapi hal-hal tersebut. Apakah kita seperti pitcher tim baseball yang pertama, begitu mengalami memar karena hantaman bola, kita akan menyerah dan tidak mau berkecimpung dengan hal-hal tersebut lagi? Ataukah kita mau mencoba seperti Cha Myeong Jae yang walaupun ia mengalami trauma dan ketakutan bermain baseball, namun dirinya mau mencoba untuk mencobanya kembali?

Salah satu bagian yang mengharukan dari film tersebut adalah ketika dalam sebuah pertandingan, Cha Myeong Jae adalah satu-satunya pitcher, sehingga ia harus berkali-kali mengumpan bola yang menyebabkan lengannya terasa begitu menyakitkan dan jari-jarinya penuh denan luka. Pelatih Kim sudah meminta Cha Myeong Jae untuk menghentikan pertandingan, namun dirinya tidak menyerah dan mengatakan ingin melanjutkan permainan tersebut apapun hasilnya. (Saya lupa kalimat persis yang Ia ucapkan, namun saya ingat bagaimana kalimat tersebut sangat menyentuh hati, jadi saran saya, tontonlah filmnya ^^ )

4. Kerja Sama
Di bagian awal diceritakan juga bahwa Cha Myeong Jae merasa dirinya sangat berbakat dan sangat berperan dalam tim tersebut dan tidak mau mendengarkan teman-temannya, dan justru teman-temannya yang harus mengikuti dirinya karena dirinyalah yang terhebat. Namun permainan baseball adalah sebuah permainan yang membutuhkan kerjasama, seorang pitcher yang sangat hebat tanpa didukung kerja sama dari pemain yang lain tidak akan mampu memenangkan permainan.

Demikian juga dalam kehidupan nyata, baik dalam pekerjaan maupun dalam pelayanan. Sehebat apa pun diri kita, kita harus mampu bekerja sama dengan orang lain, tidak merasa diri yang paling hebat sehingga tidak membutuhkan orang lain.

Well, empat inspirasi ini yang saya dapatkan ketika menonton film Glove. Apakah Anda merasa film tersebut menginspirasi Anda dan layak untuk ditonton?