Saturday, August 31, 2013

Tuhan, Engkau Adalah Sutradara yang LUAR BIASA (2)

Setelah 4 kebetulan yang sudah saya utarakan sebelumnya di artikel "Tuhan, Engkau Adalah Sutradara yang LUAR BIASA (1)" , masih ada beberapa 'kebetulan-kebetulan' lain yang sudah saya rasakan sampai saat ini. Berikut adalah lanjutan dari 'kebetulan-kebetulan' tersebut...

Ketika saya mengambil keputusan untuk off dari pekerjaan saya, saya tahu bahwa saya tidak akan memiliki penghasilan selama 7 bulan ke depan, atau paling tidak jika ada penghasilan pun, saya belum memiliki penghasilan yang pasti jumlahnya. Aneh bin ajaibnya (#kebetulan 5) di tahun 2012, sebelum saya memutuskan untuk off dari pekerjaan saya, seorang rekan dosen mengajak saya untuk mengajukan hibah penelitian. Hibah penelitian ini maksudnya adalah kami mengerjakan penelitian selama kurang lebih satu tahun dan kami mendapat bantuan dana dari DIKTI. Ternyata judul penelitian yang kami ajukan disetujui dan didanai oleh DIKTI, Dengan diterimanya hibah penelitian ini, paling tidak saya mendapat sedikit upah/gaji sebagai seorang peneliti, dan sedikit dana untuk menggantikan uang pulsa dan transportasi:)

Dan inilah puncak cerita yang membuat saya melakukan refleksi dan menjadi sumber inspirasi menulis saya. Hari ini, saya membuka kelas "Bagaimana MEMAKSIMALKAN Slide Presentasi Anda" di tempat usaha saya yang baru yaitu Cerdas Ceria Sukses Indonesia (sedikit promosi ^^). Brosur kegiatan tersebut baru kami bagi start di hari Senin, 26 Agustus 2013. Saya dan seorang staf saya hanya membagikan brosur tersebut di beberapa daerah yaitu Kendangsari, dan Jemursari dan brosur tersebut hanya kami bagi di hari Senin dan Selasa, karena Rabu saya ada kegiatan, hari Kamis libur karena bertepatan dengan Pilkada, dan hari Jumat saya rasa sudah terlalu mepet dengan pelaksanaan kegiatan. Sebelumnya kami juga sudah membagikan brosur di beberapa daerah sekitar ruko, tapi bukan brosur yang berisikan kegiatan tersebut. Brosur yang kami bagikan sebelumnya hanya berisikan bahwa telah dibuka sebuah bimbingan belajar dan info tentang facebook fanpage usaha kami.

Aneh bin ajaib yang berikutnya (#kebetulan 6) adalah tepat di pagi hari ini ada seseorang yang menelpon ke ruko, menanyakan brosur yang dia terima. Brosur yang diterimanya adalah brosur yang berisikan keterangan facebook fanpage dan tempat bimbingan belajar. Staf saya pun menjelaskan mengenai brosur tersebut dan menjelaskan bahwa hari ini kita ada kelas yang membahas mengenai slide presentasi. Dari percakapan yang terjadi, tampak bahwa sang Bapak dan istrinya ini tertarik untuk ikut kelas kita karena materinya dapat membantu untuk pelayanan yang dilakukannya. Namun karena kendala biaya, akhirnya sang Bapak dan istrinya ini memutuskan untuk tidak bergabung di kelas kita. Kelas saya akan dimulai pk 14.00, waktu saat itu menunjukkan pk 13.00, dan entah mengapa saya merasa gelisah, dan merasa bahwa saya harus menelpon kembali Bapak tersebut dan menawarkan kepada Bapak dan istrinya tersebut untuk boleh hadir di kelas saya.

Saya tidak tahu apakah tepat menganalogikan apa yang saya alami ini dengan apa yang Elia dan janda miskin alami. Tuhan menyuruh Elia untuk boleh pergi ke seorang janda miskin dan Tuhan memelihara Elia dan janda miskin tersebut. Elia bisa saja merasa "ngga mungkin Tuhan janda miskin ini dapat menolong saya, saya ngga perlu deh ke sana, percuma buang-buang waktu dan tenaga". Namun apa yang terjadi, Elia dan janda miskin ini sama-sama taat terhadap apa yang menjadi perintah/suara Tuhan. Janda miskin bisa saja berkata "Tuhan, saya ngga bisa menolong Elia, buat saya saja ngga cukup Tuhan, apalagi untuk membantu orang lain"

Saya merasa bukanlah suatu kebetulan kalau Bapak ini bisa menelpon di hari ini, apalagi Bapak ini tidak tahu kalau hari ini saya ada kelas slide presentasi. Brosur yang diterima oleh Bapak ini, saya bagikan kurang lebih seminggu atau dua minggu yang lalu, dan logikanya seharusnya dia dapat menelpon beberapa waktu yang lalu begitu dia menerima brosur tersebut dan pertanyaannya "Mengapa bisa begitu pas hari ini dan di pagi hari sebelum kelas dimulai?"  Saya tidak tahu juga apa yang membuat saya gelisah dan mendorong saya untuk boleh menelpon kembali Bapak tersebut. Namun ketika kegelisahan itu tiba, saya tahu saya punya dua pilihan, menuruti atau mengabaikannya. Saya bersyukur saya boleh menelpon kembali Bapak tersebut dan beliau boleh bergabung di kelas saya dan boleh merasa diberkati dengan apa yang saya bagikan. Setelah kami mengobrol satu sama lain, ternyata beliau dan istri aktif juga di pelayanan anak-anak. Saya sangat bersyukur bahwa pada siang itu saya tidak mengabaikan suara hati saya. Saya akan merasa 'berdosa' ketika saya dapat menjadi berkat namun saya menolaknya.

Dalam hidup ini Tuhan sudah merencanakan kehidupan kita dengan begitu rupa. Tuhan sudah memiliki skenario terindah untuk kehidupan kita. Yang seringkali menjadi kendala adalah terkadang kita ingin membuat cerita kita sendiri dan tidak ingin mengikuti alur cerita yang sudah direncanakan. Skenario terindah tidaklah sama dengan hidup yang mulus tanpa masalah, namun skenario terindah berbicara bagaimana kita boleh dimampukan untuk boleh melalui seluruh cerita kehidupan kita.

Lewat apa yang boleh saya alami, saya juga belajar bahwa Tuhan mampu menyediakan LEBIH dari apa yang kita pikirkan. Saya berpikir bahwa saya akan mampu untuk melalui 7 bulan ke depan tanpa adanya penghasilan, namun Tuhan menyediakan 'sumber penghasilan' yang lain. Saya berpikir brosur yang saya bagikan akan mampu menarik orang-orang untuk ikut kelas saya, namun Tuhan menunjukkan, tanpa brosur itu pun Tuhan mampu menggerakan orang untuk menghubungi saya.

Well, bagaimana dengan kehidupan Anda? Sudahkan Anda merasakan bahwa Tuhan adalah sutradara yang sudah merencanakan setiap langkah demi langkah kehidupan kita dengan begitu indahnya?

Tuhan, Engkau Adalah Sutradara yang LUAR BIASA (1)

 

Segala sesuatu akan indah pada waktuNya...Hal ini lah yang sering saya dengar, namun kalau boleh jujur seberapa yakin kita akan kebenaran pernyataan tersebut? Saya sudah berkali-kali mendengar kisah bagaimana Elia boleh dipelihara oleh Tuhan, Tuhan memakai burung gagak untuk memberi makan kepada Elia, dan Tuhan menggerakkan seorang janda miskin untuk boleh menolong Elia. Saya juga sering mendengar bagaimana kesaksian orang-orang mengenai Bagaimana Tuhan boleh menolong dan memelihara hidup mereka. Namun terkadang saya merasa dan berkata dalam hati:
"Memang bisa ya Tuhan?";
"Kog bisa begitu kebetulan seperti itu ya?"
"Apa memang itu karena campur tangan Tuhan ya dan bukan kebetulan?"

Namun apa yang terjadi pada hari ini justru membuat saya melakukan sebuah perenungan yang akhirnya membawa saya sampai pada suatu kesimpulan "Tuhan, Engkau Adalah Sutradara yang LUAR BIASA".

Mengapa Saya menyatakan hal tersebut? Well, berikut adalah rentetan kisah yang saya alami...


Di akhir tahun yang lalu, yaitu tahun 2012, saya memutuskan saya ingin membuka usaha sendiri (Maklum, karena beberapa kali mengajar entrepreneurship, membuat saya terdorong ingin menjadi seorang entrepreneur juga). Jadi, saya mau mencoba bernegosiasi agar saya dapat mengambil cuti di semester depan dan berharap bisa bergabung kembali di semester depannya lagi. Kebetulan waktu itu saya sedang ada tugas di luar kota bersama boss dan big boss saya, jadi saya merasa ini moment yang pas untuk mengutarakan bahwa saya ingin off untuk satu semester dan memulai usaha saya.  (#kebetulan 1). Singkat cerita, saya menerima tanggapan yang positif dari beliau berdua, dan saya diijinkan untuk off 1semester. Wowww, hal yang cukup surprise juga buat saya, tampaknya belum tentu ijin ini saya dapatkan jika saya bekerja di perusahaan yang lain (#kebetulan 2).


Awalnya saya berpikir akan merintis usaha ini seorang diri, berbekal bahwa saya sudah familiar dengan yang namanya mengajar dan memberikan kursus seputar matematika, fisika dan kimia. Namun pada suatu hari, ketika saya harus lembur dan stand by sampai larut malam karena mahasiswa sedang melakukan pameran, saya bertemu dan mengobrol dengan seorang rekan yang akhirnya menjadi rekan bisnis saya saat ini. Seseorang yang saya temui malam itu hanya menanyakan "Mengapa saya bersedia bekerja hingga larut malam seperti ini?", dan dengan sederhana saya jawab "ya, sudah tugas dan tanggung jawab saya Pak". Entah apa yang kami obrolkan selanjutnya, sampai akhirnya tercetus dari saya bahwa semester depan saya berencana off dan ingin mencoba membuka bisnis sendiri. Spontan rekan saya menawarkan untuk berpartner dalam menjalankan bisnis tersebut (#kebetulan 3). Setelah merenung dan berpikir selama beberapa waktu, akhirnya saya setuju untuk berpartner dalam merintis usaha saya yang pertama ini. Dan ketika saya merenungkan kembali, sungguh saya beruntung untuk boleh berpartner dengan beliau karena saya belajar banyak dari pengalaman bisnis yang sudah dimilikinya, dan saya sangat terbantu dengan network serta resource yang dimilikinya :)



Mencari karyawan yang baik dan sesuai dengan kriteria yang kita butuhkan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Namun sungguh beruntung bahwa sebelum saya cuti di bulan Juli 2013, sudah ada karyawan yang melamar di perusahaan partner bisnis saya. Apa hubungannya perusahaan partner bisnis dengan usaha yang kami dirikan?bukankan itu dua bisnis yang berbeda? Well, saat itu perusahaan partner bisnis saya belum membutuhkan karyawan, jadi sang karyawan yang melamar pekerjaan tersebut ditawari untuk bekerja di usaha bimbingan belajar dan lembaga pelatihan yang sedang kami rintis (#kebetulan 4).

Dan kisah ini tidak berhenti sampai di sini, masih ada beberapa "kebetulan" lain yang terjadi yang membuat saya takjub dan merasa "Wowww, You are so amazing Lord"...Jika Anda ingin tahu 'kebetulan-kebetulan' lain yang Tuhan rancangkan selama saya merintis usaha baru saya, silahkan baca "Tuhan, Engkau Adalah Sutradara yang LUAR BIASA (2)"...



Tuesday, August 13, 2013

Inspirasi dari film Korea "Glove"

Beberapa waktu yang lalu aku melihat film Korea di Net TV. Film yang sangat mengharukan (Ketika saya katakan mengharukan, maka dapat dibayangkan berapa banyak air mata yang saya tumpahkan ketika menonton film tersebut :D) dan memberi banyak inspirasi kepada saya. Di tengah maraknya sinetron-sinetron Korea yang marak dengan cerita percintaan, film Korea yang satu ini hadir dengan durasi kurang lebih dua jam dan menjadi salah satu film yang wajib untuk ditonton. Judul film tersebut adalah "Glove"
Entah mengapa film tersebut diberi judul 'Glove',mungkin karena glove/sarung tangan identik dengan permainan baseball. Film ini menceritakan seorang pemain baseball profesional yang bernama King Sang Nam yang memiliki temperamen dan sikap/attitude yang buruk. King Sang Nam dilarang bertanding untuk mewakili Korea karena pernah didapati bahwa dirinya mabuk dan melakukan kesalahan ketika dalam suatu pertandingan dan ada kemungkinan dirinya didiskualifikasi dan tidak boleh mewakili Korea dalam pertandingan baseball. King Sang Nam memiliki sahabat yang kemungkinan merangkap sebagai manajernya yang bernama Charles. Charles mengusulkan agar King Sang Nam menjadi pelatih baseball bagi sekelompok anak-anak tuna rungu di sebuah sekolah di daerah pinggiran. Mereka berharap dengan King Sang Nam melakukan 'aksi sosial' tersebut, perbuatan buruk yang telah dilakukannya dapat dimaafkan dan Ia dapat bertanding baseball kembali. Saya tidak akan menceritakan sinopsis cerita film 'Glove' namun saya ingin berbagi mengenai inspirasi yang saya dapatkan dari film tersebut.

Kim Sang Nam dan Charles sahabatnya
1. Persahabatan antara Charles dan King Sang Nam
Diceritakan dalam film tersebut bahwa mereka telah berteman dan bersahabat sejak SMA. Ketika Kim mengalami masalah, Charles tidak meninggalkan Kim. Charles justru mengupayakan dan mencari ide bagaimana supaya Kim dapat diterima lagi sebagai pemain baseball profesional untuk mewakili Korea. Bahkan ketika Charles terlebih dahulu tahu bahwa dewan/komite baseball Korea memutuskan tidak dapat memaafkan perbuatan Kim, Charles tidak memberitahukan hal tersebut kepada Kim dan terus menyemangati Kim. Setelah Kim akhirnya tahu bahwa ia dikeluarkan dari tim baseball Korea, Charles tetap ada di sisi Kim untuk terus mensupport Kim dan mengatakan Kim pasti bisa untuk kembali menjadi pemain baseball profesional.

Itulah sahabat sejati,  tidak hanya ada di saat kita senang atau ketika posisi kita di puncak, namun Ia akan ada bersama dengan kita di saat duka ataupun di saat kita terpuruk dan mampu memberikan dukungan dan dirinya untuk boleh berada di sana bersama-sama dengan diri kita. Charles bisa saja meninggalkan Kim dan menjadi manajer dari pemain profesional lainnya, toh Kim sudah pasti tidak dapat masuk di tim baseball Korea kembali, namun hal tersebut tidak dilakukannya.

King Sang Nam menjadi pelatih sekelompok anak-anak tuna rungu
2. Kim Sang Nam menjadi teladan dan inspirasi
Awalnya motivasi Kim hadir di sekolah tuna rungu tersebut hanyalah untuk mendapatkan maaf dan diterima bermain baseball kembali untuk mewakili tim Korea. Namun semuanya berubah dengan sendirinya. Kim yang awalnya tidak percaya bahwa anak-anak tuna rungu tersebut dapat bermain baseball dengan baik justru akhirnya sangat percaya bahwa anak-anak tersebut sama dengan anak-anak normal pada umumnya. Kim memberikan kepercayaan kepada anak-anak tersebut dan meyakinkan bahwa diri mereka mampu. Yang saya suka adalah ketika Kim melatih anak-anak tersebut dengan begitu kerasnya, dirinya ada bersama-sama dengan mereka. Ia tidak hanya menyuruh anak-anak berlari, namun Ia berlari bersama-sama dengan mereka, memutar lapangan berpuluh-puluh kali.

Pernah suatu kali tim baseball tersebut melawan tim baseball sekolah lain yang cukup ternama dan hebat. Tim baseball yang menjadi lawan mereka pun menyepelekan mereka dan berpura-pura mengalah. Namun pelatih Kim melihat hal tersebut dan menyadari maksud dari tim lawan yang dianggap menyepelekan mereka. Pelatih Kim pun menghampiri tim lawan dan menyatakan bahwa timnya tidak perlu dikasihani. Kalau tim lawan tersebut ingin agar tim baseball tuna rungu tersebut berkembang menjadi lebih baik, maka justru mereka harus mengerahkan kemampuan terbaik mereka, sehingga anak-anak tuna rungu tersebut dapat berjuang lebih lagi. Kalau tim lawan hanya mengalah, maka hal tersebut juga tidak akan membuat anak-anak tuna rungu tersebut menjadi lebih baik. Nah, dapat diduga bahwa tim lawan yang menjadi pemenangnya. Pelatih Kim pun menyadari kesedihan yang dialami oleh anak-anak tuna rungu tersebut. Ia mengajak anak-anak tersebut berlari untuk kembali menuju ke sekolah mereka. Jarak yang cukup jauh dari lokasi pertandingan tentunya membuat mereka sangat lelah, ditambah lagi dengan keadaan emosi yang mereka yang sangat sedih dan kecewa. Di tengah-tengah kelelahan dan kesedihan tersebut pelatih Kim meminta mereka untuk mengeluarkan seluruh emosi dan perasaan yang mereka rasakan. Walaupun mereka tidak dapat mendengar suara mereka, namun mereka dapat mendengar dengan hati mereka (Bagian ini sangat mengharukan ><).

Kim Sang Nam dan Na Joo Won

3. Mengatasi trauma dan sikap tidak mudah menyerah
Di bagian awal cerita diceritakan bahwa salah satu pitcher/pengumpan bola tim tersebut mengundurkan diri karena wajahnya terkena bola dan menjadi memar. Ia tidak mau bermain baseball lagi dan yakin tim baseball tersebut tidak akan bisa berkembang karena keterbatasan yang mereka miliki. Akhirnya pelatih Kim harus mencari seorang lagi untuk menggantikan pitcher tersebut.

Suatu malam pelatih Kim melihat Cha Myeong Jae berlatih mengumpankan bola-bola baseball. Dulunya Cha Myeong Jae adalah seorang pitcher berbakat, namun tiba-tiba ia kehilangan pendengarannya dan Ia memutuskan tidak mau bermain baseball lagi. Keesokan harinya pelatih Kim masuk ke kelas dan mengajak Cha Myeong Jae untuk bermain baseball. Walaupun awalnya Cha Myeong Jae menolak. pelatih Kim tidak menyerah dan akhirnya berhasil meyakinkan Cha Myeong Jae untuk masuk di tim baseball tersebut.

Setiap kita mungkin memiliki trauma/ketakutan/kekuatiran kita masing-masing. Namun bagaimana sikap kita menghadapi hal-hal tersebut. Apakah kita seperti pitcher tim baseball yang pertama, begitu mengalami memar karena hantaman bola, kita akan menyerah dan tidak mau berkecimpung dengan hal-hal tersebut lagi? Ataukah kita mau mencoba seperti Cha Myeong Jae yang walaupun ia mengalami trauma dan ketakutan bermain baseball, namun dirinya mau mencoba untuk mencobanya kembali?

Salah satu bagian yang mengharukan dari film tersebut adalah ketika dalam sebuah pertandingan, Cha Myeong Jae adalah satu-satunya pitcher, sehingga ia harus berkali-kali mengumpan bola yang menyebabkan lengannya terasa begitu menyakitkan dan jari-jarinya penuh denan luka. Pelatih Kim sudah meminta Cha Myeong Jae untuk menghentikan pertandingan, namun dirinya tidak menyerah dan mengatakan ingin melanjutkan permainan tersebut apapun hasilnya. (Saya lupa kalimat persis yang Ia ucapkan, namun saya ingat bagaimana kalimat tersebut sangat menyentuh hati, jadi saran saya, tontonlah filmnya ^^ )

4. Kerja Sama
Di bagian awal diceritakan juga bahwa Cha Myeong Jae merasa dirinya sangat berbakat dan sangat berperan dalam tim tersebut dan tidak mau mendengarkan teman-temannya, dan justru teman-temannya yang harus mengikuti dirinya karena dirinyalah yang terhebat. Namun permainan baseball adalah sebuah permainan yang membutuhkan kerjasama, seorang pitcher yang sangat hebat tanpa didukung kerja sama dari pemain yang lain tidak akan mampu memenangkan permainan.

Demikian juga dalam kehidupan nyata, baik dalam pekerjaan maupun dalam pelayanan. Sehebat apa pun diri kita, kita harus mampu bekerja sama dengan orang lain, tidak merasa diri yang paling hebat sehingga tidak membutuhkan orang lain.

Well, empat inspirasi ini yang saya dapatkan ketika menonton film Glove. Apakah Anda merasa film tersebut menginspirasi Anda dan layak untuk ditonton?


Wednesday, July 31, 2013

THE BIGGEST ENEMY IS YOURSELF


Seiring bertambahnya usia, semakin banyak pengalaman yang saya dapatkan dan sampailah saya pada satu kesimpulan yang saya tuliskan di judul artikel blog ini. Sesungguhnya musuh terbesar yang kita miliki adalah diri kita sendiri.

Dulu... saya adalah orang yang sangat introvert, tidak suka ketika saya harus bertemu dengan orang-orang baru, tidak suka difoto dan tidak suka melakukan hal-hal baru yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Namun entah sejak kapan, saya pun tidak menyadarinya, tahun demi tahun ternyata saya berubah (ke arah yang positif tentunya:D). Saat ini, saya menyukai ketika saya boleh menemui dan berkenalan dengan orang-orang baru, mendengarkan cerita mereka dan belajar dari pengalaman mereka. Entah sejak kapan pula, saat ini saya jadi lebih percaya diri ketika difoto dan bahkan jadi sedikit narsis ketika berhadapan dengan yang namanya kamera ^^ Dulunya lagi...saya tidak suka makan sayur, tidak suka untuk berjalan-jalan keluar kota apalagi ke luar negeri karena saya biasanya mabuk perjalanan >< Namun kini saya belajar mencoba hidup lebih sehat dengan memakan sayur dan buah dan juga mengurangi daging-dagingan dan jerohan yang sangat saya sukai.

Ketika saya mencoba untuk merenungkan semuanya ini, sampailah saya kepada sebuah titik bahwa sebenarnya musuh terbesar yang menghalangi kita untuk berubah adalah diri kita sendiri. Kita dapat 'memaksa' diri kita untuk berubah. Sebuah artikel yang saya baca dari Fast Company mengatakan apabila suatu hal kita lakukan terus menerus, maka kuantitas dari hal yang kita lakukan akan meningkatkan kualitas dari hal yang kita lakukan. Kuncinya benar-benar terletak pada diri kita masing-masing. Apakah kita mau mengalahkan rasa takut kita, apakah kita mau mengalahkan ego kita dan apakah kita mau konsisten melakukannya secara terus menerus.

Contoh sederhana yang saya alami sendiri yang menunjukkan bahwa musuh terbesar saya adalah diri sendiri adalah sebagai berikut:
Selama bulan puasa ini, saya memutuskan untuk tidak makan daging-dagingan di hari Senin hingga Jumat. Namun baru memasuki hari pertama saja, saya sudah 'dikalahkan' dengan rombong pentol yang lewat di depan ruko tempat saya bekerja. Pentol bukanlah makanan yang "wah" atau eksklusif sekali bukan? Namun dengan mudahnya saya lupa dengan komitmen saya bahwa saya tidak mau makan daging-dagingan di hari Senin hingga Jumat dan memutuskan untuk membeli pentol tersebut dan berpikir bahwa toh hanya pentol, dan hanya sedikit tentunya tidak akan terlalu berdampak ke kesehatan bukan? Well, selalu ada alasan bagi kita untuk membenarkan diri bukan? Intinya sebenarnya kontrol itu ada di diri kita sendiri dan bukan lingkungan kita. Yang salah tentunya bukan Bapak penjual pentol yang lewat di depan ruko bukan?

Cerita lain lagi adalah seputar kisah saya yang tidak suka untuk difoto dan tampil di depan umum. Saya masih mengingat ketika SD dan ulangan bahasa Indonesia saya mengharuskan saya untuk membaca berita di depan kelas. Saya mampu untuk membaca berita tersebut dengan sangat baik, namun saya tidak dapat menutupi bahwa kaki dan tangan saya benar-benar gemetar ketika saya maju di depan. Saya tidak tahu mengapa saya tidak suka difoto? Mungkin saya tidak cukup percaya diri untuk melihat diri saya di foto alias minder. Beruntungnya sih setelah belajar, akhirnya gambar diri saya dipulihkan dan akhirnya jadi sedikit narsis deh sekarang:) Mengingat kaki dan tangan saya yang gemetar ketika maju ke depan, saya tidak pernah menyangka bahwa saya dapat mengikuti beberapa lomba yang mengharuskan saya maju ke depan umum untuk membawakan presentasi. Bisa saja saya menolaknya, dan saya berkata, saya PASTI TIDAK BISA. Namun beruntungnya saya bahwa hal itu tidak saya lakukan. Beberapa kali maju di depan umum lambat laun membuat saya terbiasa bahkan saat ini saya merupakan seorang pengajar yang harus tampil di depan mahasiswa-mahasiswa saya. Intinya musuh terbesar yang kita miliki adalah ketakutan di dalam diri kita sendiri. Kita mungkin malu dan merasa takut mendengar opini dari orang-orang.

Apabila saat ini Anda mengalami hal-hal yang sama dengan apa yang saya alami dulu, takut untuk maju di depan umum, takut berjualan, takut menjalin relasi, takut untuk mengajukan pertanyaan karena takut dianggap sebagai orang bodoh, maka hal yang ingin saya bagikan adalah bahwa Anda harus MAU MENGALAHKAN ketakutan Anda. Hal yang membantu saya untuk berubah adalah saya mengatakan kepada diri saya bahwa saya MAU UNTUK MENJADI PRIBADI YANG LEBIH BAIK. Ada sebuah pepatah yang mengatakan "TRY FAST, FAIL FAST, LEARN FAST"...Kalau Anda sudah mencobanya, dan ternyata hasilnya kurang baik, maka Anda bisa menyebutnya saya bukan gagal, namun saya sedang belajar sesuatu hal yang baru. Ketika orang-orang mulai mengkritik Anda, maka anggaplah hal tersebut sebagai batu pijakan untuk melangkah lebih tinggi lagi. Anda tentunya harus memfilter kritikan-kritikan atau saran yang diberikan kepada Anda. Belum tentu juga orang yang mengkritik tersebut mampu melakukan lebih baik dari Anda.  Jadi apakah musuh terbesarkah Anda?Maukah Anda mengalahkannya?


Tuesday, July 23, 2013

Segala Sesuatu Ada Hikmahnya :)


Hari ini, 20 Juli 2013 BB saya resmi hilang, setelah dulunya beberapa kali jatuh di jalan namun berhasil ditemukan kembali. Jadi begini kronologisnya. Saya pergi untuk fotocopy, dan selesai fotocopy saya mengendari mobil untuk menyusul teman-teman saya yang rapat di G-Walk. Nah dalam perjalanan saya mencoba mencari BB saya, namun tidak dapat saya temukan di manapun. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke tempat fotocopy tersebut dan mencoba mencarinya. Saya tanyakan kepada tukang fotocopy apakah ada HP yang tertinggal, ternyata tidak ada. Saya mencoba mencari di jalan, tempat saya parkir dan seorang tukang parkir dan tukang becak mengatakan bahwa ada seorang wanita yang menemukannya dan membawanya :((

Saya sangat percaya bahwa selalu ada hikmah di balik segala sesuatu yang terjadi (katakanlah positive thinking :D). Misalnya saja dengan hilangnya BB ini, akhirnya saya kembali menulis di priscachristina.com. Kalau tidak ada kejadian hilangnya BB ini tentu blog ini akan terlantar selama beberapa waktu ke depan. Hikmah yang lain adalah saya jadi merefleksikan apa yang sudah terjadi. Berikut beberapa hikmah/perenungan yang saya dapat:

1. Ini bukan pertama kalinya handphone saya hilang, bahkan ini sudah ketiga kalinya handphone saya hilang. Yang pertama dan kedua hilang di kantor karena saya geletakkan begitu saja di meja dan yang kali ini karena jatuh di jalan. Pepatah mengatakan seekor keledai tidak akan jatuh ke dalam lubang yang sama dua kali. Namun kejadian hilangnya HP ini jadi menyadarkan bahwa saya 'lebih parah' dari keledai karena tidak menjaga HP saya baik-baik. Semoga tidak ada kejadian hilangnya HP yang ke empat kalinya X_X

2. Siang harinya, saya sudah sempat mengirimkan beberapa kontak di BB saya ke BB kantor :D Saya sih tetap merasa 'sedikit beruntung' karena sudah sempat mengirimkan kontak-kontak ini ke BB kantor. Kalau misalnya belum saya send siang ini, malah tidak ada kontak yang terback up di BB kantor

3.Sebelum BB ini hilang, saya sudah membeli Samsung notes tepatnya seminggu yang lalu. Tidak tahu kenapa, ada sebagian diri yang masih merasakan diri ini beruntung karena sudah membeli notes ini minggu lalu, sehingga saya masih bisa 'eksis' dan mempunyai beberapa kontak di whatsapp dan line :D


Well, sedih tentunya kehilangan BB, apalagi BB ini masih tergolong agak baru :(( namun seorang teman mengatakan 'direlakan saja, mungkin Ibu tersebut lebih membutuhkan'. Jadi, daripada bersedih memikirkan BB yang hilang dan tidak mungkin kembali, lebih baik berpikir optimis dan lebih berhati-hati dan menjaga baik-baik barang-barang yang kumiliki ^^

God bless you

Sunday, June 16, 2013

Membangun 'Saluran Pipa' Milik Kita

Ada dua orang sahabat yang bernama Embro dan Pipo. Embro berbadan tinggi besar dan Pipo adalah pribadi yang lebih kecil dari Embro dan sedikit kurus. Kedua sahabat ini seringkali saling ngobrol dan ternyata mereka jadi tahu bahwa mereka memiliki cita-cita/impian yang sama yaitu menjadi orang yang kaya, sukses dan berhasil.


Embro dan Pipo adalah tipe orang pekerja keras. Mereka tidak takut apabila harus bekerja keras sampai larut malam sekalipun. Namun mereka merasa belum ada kesempatan yang pas agar mereka dapat mewujudkan impian mereka tersebut. 


Suatu hari mereka melihat sebuah lowongan bahwa di sebuah desa sedang membutuhkan 2 orang pembawa air. Mereka merasa ini peluang yang tepat untuk mewujudkan impian mereka menjadi orang kaya. Maka segeralah mereka melamar sebagai pembawa air ke desa tersebut.


Karena desa tersebut sedang kekurangan air, maka kepala desa memutuskan untuk menerima Embro dan Pipo. Embro dan Pipo setiap hari harus menuju sumber mata air dan membawa air tersebut ke tempat penampungan air di desa tersebut.

Embro dan Pipo akan dibayar sesuai dengan banyaknya air yang berhasil dikumpulkan. Setiap hari Embro dan Pipo bekerja keras membawa air-air dari sumber mata air menuju ke desa.

Embro dan Pipo bekerja keras hingga malam mengangkut air-air tersebut. Mereka menyadari semakin banyak air yang mereka bawa maka akan semakin banyak uang yang mereka kumpulkan dan semakin cepat impian mereka menjadi kaya menjadi kenyataan.

Embro ingin sekali cepat menjadi kaya. Ia pun berpikir kalau ia dapat memperbesar kapasitas embernya, maka akan semakin banyak air yang dikumpulkan dan ia segera menjadi kaya dan bisa segera membeli rumah yang lebih besar.

Berbeda dengan Embro yang berpikir ingin memperbesar kapasitas ember. Pipo tidak merasa 'sreg' dengan cara konvensional yang mereka lakukan tersebut. Pipo berpikir bagaimana agar air tersebut dapat mengalir terus menerus dan lebih banyak lagi tanpa ia harus bekerja membawa ember-ember tersebut. Akhirnya Pipo menemukan ide untuk membuat saluran pipa yang menghubungkan sumber mata air dengan penampungan air di desa. Pipo dengan semangat menceritakan idenya kepada Embro namun Embro tidak tertarik dan malah mentertawakan ide Pipo tersebut.

Seperti biasa, Embro mengangkat air dengan menggunakan ember setiap harinya dan mengangkat ember-ember tersebut bolak-balik dari sumber mata air menuju desa. Sementara Pipo memutuskan untuk tetap melakukan apa yang menjadi idenya walaupun harus seorang diri. 

Pipo tetap mengangkat ember setiap harinya, namun Pipo meluangkan waktunya di akhir pekan untuk membuat saluran pipa. Tidak mudah, karena tidak ada hasil apa-apa yang tampak di awalnya, bahkan ada masyarakat di sekitar yang mencemooh apa yang dilakukan Pipo.

Embro sudah mulai dapat menikmati hasil kerja kerasnya. Embro sudah dapat membeli rumah yang lebih besar dan merubah gaya hidupnya dengan pergi ke bar setiap malamnya untuk menikmati hasil kerja kerasnya.

Namun hari berganti hari, tahun berganti tahun. Embro pun semakin bertambah tua dan tubuhnya semakin membungkuk karena ember-ember yang berat yang dibawanya setiap hari. Kini Embro pun tidak dapat membawa ember yang berisi air sebanyak ketika ia masih muda dulu. Sementara Pipo, ia sudah berhasil menyelesaikan saluran pipanya. Kini Pipo sudah dapat menikmati waktunya dan uang terus dapat mengalir masuk karena air terus mengalir dari sumber mata air ke desa tersebut.

Sahabat, Apa yang dilakukan oleh Embro dan Pipo merupakan gambaran bagaimana kita mendapatkan penghasilan kita.

Apakah kita seperti Embro yang menukarkan waktu dan tenaga kita untuk mendapatkan penghasilan? Untuk mendapatkan penghasilan yang semakin besar maka kita harus bekerja semakin keras. Bahkan gambar kapasitas ember yang diperbesar merupakan gambaran kita ketika menerima posisi/tanggung jawab yang lebih tinggi.  Namun hal yang perlu diingat adalah kita memiliki waktu dan tenaga yang terbatas.
Apabila kita bekerja seperti Embro, maka ketika kita semakin tua ataupun ketika kita sakit dan tidak dapat bekerja, maka hilang pula lah penghasilan kita. Berbeda dengan Pipo yang harus bekerja extra pada awalnya dengan tetap mengangkut ember dan juga membangun saluran pipa. Namun di akhir, kita dapat melihat bagaimana kerja keras Pipo membuahkan hasil. Ia tidak harus selalu menukarkan waktu dan tenaganya untuk mendapatkan penghasilan.

Bagaimana dengan setiap kita pada hari ini? Apakah kita seperti Embro yang baru mendapatkan penghasilan ketika bekerja, ataukah kita sudah seperti Pipo atau ingin seperti Pipo yang berhasil membangun saluran pipa pendapatannya dan tidak harus menukarkan waktu dan tenaganya untuk mendapatkan penghasilan?


**Kisah ini diambil dari sebuah video singkat yang dapat dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=nsPXdZULiy4

Tuesday, June 11, 2013

Belajar Seumur Hidup

“Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever.”(Mahatma Gandhi)

Kutipan ini cukup berarti bagi diri saya. Entah dimulai sejak kapan, namun aku sungguh menikmati apa hal yang disebut dengan "BELAJAR". Awalnya saya sangat tidak suka dengan yang namanya belajar, walaupun saya sangat suka ilmu-ilmu pasti seperti matematika, fisika dan kimia. Dalam pikiran saya belajar itu ya belajar mata pelajaran saya di sekolah, harus menghafal dan diuji lewat ujian. Namun semenjak saya memasuki dunia kerja yang berkecimpung di dunia pendidikan, saya jadi lebih tersadar akan makna "BELAJAR". Saya jadi sadar bahwa saya tidak tahu apa-apa dan harus banyak belajar, dan sampai akhir hidup saya tidak akan cukup waktu bagi saya untuk "BELAJAR" :)

Salah satu hal terpenting yang saya pelajari adalah pentingnya untuk bermimpi dan memiliki tujuan hidup. Orang yang tidak memiliki mimpi seakan seperti kapal yang berlayar tanpa arah tujuan. Menyadari akan pentingnya hal tersebut, saya mulai belajar menuliskan impian-impian saya dan mulai memikirkan cara-cara dan strategi agar saya dapat mewujudkan impian-impian saya.
Sebuah kutipan yang indah mengenai mimpi yang menyatakan  "Hidup adalah sebuah perjalanan, yang ditaburi mimpi, diisi keberanian, dan dinyatakan dalam tindakan". Yang terpenting adalah berani bermimpi dan berusaha mewujudkan impian tersebut. Sayangnya seringkali kita sudah menyerah dulu dan berkata tidak mungkin bahkan ketika kita belum mencoba melakukan apapun.  Seorang teman berkata "Tidak ada yang namanya gagal, yang ada hanyalah belajar". Sebuah kalimat motivasi lain yang cukup menguatkan saya untuk boleh terus berjuang mewujudkan impian saya adalah sebagai berikut:
Kalimat tersebut sangat menginspirasi saya untuk boleh berjuang mewujudkan impian saya dan bukannya impian orang lain. Tentunya saya tidak hanya belajar akan pentingnya mimpi. Beberapa 'guru' yang boleh menginspirasi saya adalah sebagai berikut:

With Miss Merry Riana
Miss Merry cukup menginspirasi saya mengenai kekuatan mimpi dan bagaimana kita harus persistent dan pantang menyerah untuk boleh terus meraih impian kita. Bahkan setelah impian kita terwujud, itu bukan berarti kita sudah boleh berhenti berjuang justru itu saatnya kita mulai membuat impian yang baru dan mulai berjuang untuk mewujudkannya kembali.


With Pak Masagung

Pak Masagung adalah dosen saya di pasca sarjana Ubaya. Beliau cukup menginspirasi saya khususnya dalam hal memikirkan tentang saluran pipa pendapatan kita dan bagaimana agar kita dapat memiliki banyak saluran pipa. Kisah lengkap tentang pipa vs ember ini dapat dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=raSA8ejVHOc
With Prof John Norton, Bu Lisa dan Pak Oscar
Prof John Norton datang ke Universitas Ciputra dan berbagi cerita serta pengalaman bagaimana metode belajar mengajar yang menyenangkan dan dapat diaplikasikan kepada mahasiswa. Beliau sharing juga bagaimana agar kita memiliki engagement/kedekatan dengan mahasiswa.

With Prof Saras dan Bu Lisa
Merupakan sebuah keberuntungan juga boleh belajar dari Prof Saras. Prof Saras berbagi mengenai prinsip efektuasi yaitu pola pikir yang digunakan oleh para entrepreneur sukses dunia. Inti dari prinsip efektuasi ini adalah Bird in Hand (mulai dengan resource yang kita miliki), Affordable Loss, Lemonade Principle, Crazy Quilt dan Pilot in Plane. 

With 'Papa Green'
 'Papa Green' is very great in story telling and public speaking :) Sungguh beruntung bisa bergabung dalam Toastmaster dan ikut workshop 2 hari dari Papa Green ^^ Tagline yang digunakan Papa Green adalah "If you can not tell it, you can not sell it". Intinya ilmu public speaking ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan dan tentunya ini harus dilatih terus seumur hidup. Pembelajaran lain yang menarik adalah "So What!". Kita tidak perlu terlalu pusing dengan kesalahan-kesalahan yang akan kita lakukan, tidak perlu pusing dengan grammar, dll yang pasti harus berani mencoba dan berlatih.

With Gobind Vasdev and FEH Crew
Gobind Vasdev adalah pribadi yang unik dan merupakan 'heart worker'. Beliau pengarang buku Happiness Inside. Beliau menekankan bahwa pembelajaran adalah sebuah proses yang akan kita lakukan setiap hari, dan setiap orang yang kita temui adalah 'guru' kita. Banyak hal yang saya dapat pelajari baik lewat buku maupun pribadi beliau.

With Mr Lee
Tidak hanya belajar hal-hal yang bersifat content. Ketika bertemu dengan Mr Lee saya belajar mengenai kehidupan kerohanian dan bagaimana kita harus persistent terhadap panggilan Allah dalam kehidupan kita. Setiap orang dilahirkan ke dunia ini dilengkapi dengan talenta/kelebihan dan bagaimana kita dapat menggunakan talenta yang telah diberikan ini untuk memenuhi panggilanNya:) 

Foto-foto di atas hanyalah 'secuplik' guru-guru yang saya temui dan menginsprasi saya. Saya juga banyak belajar tentunya dari teman-teman di kantor, teman-teman pelayanan dan banyak lagi yang lain. Kalau saya upload fotonya dan bagikan kisahnya, maka tidak akan habis-habisnya saya menulis:)
Sampai hari ini pun saya masih terus belajar dan sampai nantinya saya akan tetap belajar. Terima kasih kepada 'guru-guru' dalam kehidupan yang boleh menginspirasi saya ^^ 

"Tidak mungkin untuk mulai belajar ketika  seseorang berpikir bahwa dia sudah tahu".


Sunday, February 24, 2013

My Journey in 2012 (part 2)

Setelah dikejar segudang aktivitas, akhirnya diriku bisa kembali duduk dengan tenang di depan laptop dan kembali menuliskan perjalananku di tahun 2012. Terinspirasi oleh Sdri. Yuniar yang baru saja menulis isi blognya, maka kuputuskanlah diriku untuk segera duduk dan menuliskan kembali isi blogku:)

Akhir tahun 2012 kuiisi dengan perjalanan dari satu kota ke kota lain. Perjalanan yang cukup kunikmati walaupun aku tidak pernah menyukai saat-saat aku berada dalam perjalanan mengingat aku mengalami mabuk darat, laut dan udara:( Selain ke Bali dan Medan, aku kembali melanjutkan perjalananku ke kota Padang pada saat liburan natal tiba. Liburan natal 2011 dua tahun yang lalu kuiisi dengan petualangan ke Jakarta dan Bandung bersama dengan teman-teman gereja (Agnes, Olivia, Ce Yuli, dan si kecil Shiella) dan tahun 2012 ini kuiisi dengan petualangan di kota Padang dengan teman-teman kantor (Bu Lili, Bu Christin, Bu Ida dan Bu Subaita). 

Tiba di kota pada pada siang hari, kami memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu dan pada sore menjelang malam hari kami berangkat untuk bermain di pantai Padang yang letaknya tidak jauh dari rumah tempat kami menginap.

@ Pantai Padang
Tidak kalah indah dengan pantai yang ada di Bali bukan? Makanan yang pertama kali dicoba tentunya sate padang yang menjadi makanan khas di kota padang ini dan yang juga merupakan salah satu makanan kesukaanku. Tidak melanjutkan lagi berkeliling di kota Padang, kami memutuskan untuk pulang karena kami harus beristirahat mempersiapkan perjalanan esok harinya, kerena perjalanan menuju objek wisata cukup jauh dan memakan waktu 2-3 jam. Tiba di rumah Bu Ida tempat kami menginap, makan malam berupa rendang khas Padang telah tersedia (so yummy:D)

Petualangan hari berikutnya kembali dimulai, kami menuju ke jembatan akar. Kami menyewa mobil untuk menuju ke sana dan perjuanganku melawan mabuk darat dimulai dan tentunya obat anti mabuk telah kuminum terlebih dahulu. Namun tampaknya proses adaptasi memang kuperlukan di hari pertama ini, dalam perjalanan yang berkelok-kelok tersebut, akhirnya terpaksa kami berhenti di pinggir jalan karena aku mulai merasa mual dan akhirnya muntah. Namun setelah aku muntah, aku merasa lebih baik dan perjalananku di hari itu dan hari-hari selanjutnya sudah tidak terganggu oleh mabuk perjalanan. Dari namanya saja sudah jembatan akar, mungkin Anda bisa membayangkan sebuah jembatan yang terbuat dari akar. Aku pun membayangkannya seperti itu, namun aku tak menyangka jembatan ini cukup panjang dan cukup kokoh untuk dilewati orang-orang. 

@Jembatan Akar


Melewati Jembatan Akar ini cukup memacu adrenalinku, mengingat aku cukup takut akan ketinggian dan ada sungai yang terletak di bawah Jembatan Akar ini. Namun ketakutan akan ketinggian ini tidak mengalahkan keinginanku untuk tetap berfoto-foto walaupun harus sambil memegang kuat-kuat setiap akar yang terjalin:)

Dari Jembatan akar kami menuju ke tempat air terjun (namun aku lupa nama tempatnya) airnya bersih dan dingin, namun sayang karena beberapa orang mengkontaminasi tempat ini dengan shampo dan sabun yang mereka gunakan untuk mandi:(




Untuk hari-hari selanjutnya, aku lupa kemana tempat tujuan wisata kami di hari kedua hingga hari terakhir kami di Padang. Tidak hanya mengunjungi kota Padang, namun kami menyempatkan diri juga untuk singgah dan menginap di Bukittinggi. Berikut merupakan beberapa foto perjalananku di kota Padang dan Bukittinggi. 

@ Ngarai Sianok
@ Jembatan Siti Nurbaya

Pemandangan yang cukup menakjubkan dapat dilihat di Ngarai Sianok. Di objek wisata tersebut, kita dapat menyusuri gua peninggalan jepang, dimana terjadi kekejaman penjajahan Jepang atas orang Indonesia. Gua jepang ini terdiri atas lorong-lorong dan di ujung lorong ini kita dapat melihat pemandangan Ngarai Sianok. Dari gua jepang ini, para tentara Jepang ini dapat mengawasi orang-orang Indonesia yang akan menjual hasil buminya atau hendak bepergian menuju desa atau tempat lain. Gua jepang ini dibuat sangat kokoh, bahkan ketika gempa bumi terjadi di bukit tinggi, tidak ada kerusakan yang berarti terjadi pada gua jepang tersebut. 

Foto berikutnya adalah foto Jembatan Siti Nurbaya. Di sisi kiri dan kanan jalan ada banyak pedagang kaki lima yang berjualan pisang bakar, roti bakar dan jagung bakar. Bersama Bu Lili dan Bu Christin, kami bertiga duduk di pinggir jalan dan menikmati jagung, roti dan pisang bakar:) Ada yang berbeda dengan jagung bakarnya, tidak hanya menggunakan mentega dan adonan bumbu, namun ada bumbu cair yang disiramkan ke jagung tersebut dan rasanya enak:)

@ The Top of Kelok 44

Tempat yang paling berkesan untukku adalah ketika kami melalui kelok 44. Sehari sebelumnya kami ragu akankah kami melewati daerah tersebut karena kami akan melewati 44 tikungan, karena melewati daerah yang tidak berkelok-kelok saja aku sudah merasa mual dan muntah, apalagi melewati 44 tikungan... Namun akhirnya kami memutuskan untuk mencoba melewatinya, dan diriku berhasil dengan selamat dan sehat walafiat melewati 44 kelokan tersebut :D  Tentu saja kami tidak melewatkan kesempatan untuk berfoto ketika kami berada di atas:) Inti dari petualangan melewati kelok 44 ini adalah: "Jangan menyerah dahulu sebelum Anda mencobanya". Aku tidak tahu apakah aku akan muntah dalam perjalanan ini atau tidak, namun paling tidak mencoba untuk mencobanya tidak ada ruginya, sekaligus sebagai terapi menghilangkan mabuk perjalananku:D Bagi Anda yang mengalami mabuk perjalanan, mungkin Anda harus mencoba menjalani terapi melalui kelok 44 tersebut:)

@ Istana Pagaruyung

Beautiful Ornament @Istana Pagaruyung

Putra-Putri Minang
Tempat objek wisata lain yang tidak kalah serunya adalah istana Pagaruyung. Sungguh mengaggumkan melihat dindingnya terbuat dari ukiran-ukiran yang begitu indah. Yang paling menarik adalah kami dapat berfoto ria dengan mengenakan pakaian tradisional/pakaian adat pengantin dari daerah tersebut.

@Danau Maninjau

@Lembah Anai
Dua foto yang terakhir berlokasi di Danau Maninjau dan Air Terjun Lembah Anai. Pemandangannya tidak kalah indahnya dengan pemandangan di luar negeri bukan? Cukup banyak pantai dan pemandangan yang indah di kota Padang ini. Sayangnya, masih ada beberapa tempat yang belum sempat kukunjungi di Padang ini, mungkin beberapa tahun ke depan diriku harus kembali mengunjungi kota ini:)

Perjalanan di kota Padang ini cukup berkesan untuk diriku, aku belajar mengobati penyakit mabuk perjalananku, dan juga belajar mengatasi ketakutanku juga terhadap ketinggian. Hal yang berkesan lagi adalah kami menghabiskan malam tahun baru dengan berdoa bersama, mensyukuri apa yang boleh terjadi di tahun 2012 dan berdoa untuk harapan kami di tahun 2013. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 1 Januari 2013 kami bersama-sama beribadah di gereja Kalam Kudus dimana Bu Ida dan Bu Subaita bertugas untuk menyampaikan firman Tuhan. 


Keindahan pemandangan di kota Padang membuatku ingin menjelajah ke kota, pulau dan negara yang lainnya lagi dan mengabadikan setiap perjalanan di dalam blogku ini:) Mengagumi dan juga mensyukuri apa yang telah diciptakan oleh Tuhan. Jadi, nantikan kisah perjalanan saya di kota, pulau atau bahkan negara yang lainnya ya:) God bless you...




Thursday, January 24, 2013

My Journey in 2012 (part 1)

Sudah lama sekali tidak menulis blog ini, padahal di awal 2012, saya berkomitmen akan menulis minimal 3 artikel per bulannya:) Resolusi yang sama di tahun ini, paling tidak saya berharap boleh mensharingkan 3 artikel per bulannya. 

Tahun 2012 telah berlalu dan akhir tahun saya lewatkan dari satu kota ke kota lainnya, mulai dari kota Medan, Bali, Padang dan awal tahun 2013 kembali saya boleh berjalan-jalan di Bali. Walaupun saya dilahirkan di kota Medan, di usia saya yang ke 26 tahun inilah pertama kali saya menginjakkan diri ke kota Medan. Yang pertama karena ada tugas dari kantor di bulan Oktober 2012, dan yang kedua kalinya karena ada anak dari saudara mama yang menikah. Beberapa kuliner yang recommended yang wajib dicoba ketika datang di kota ini adalah:


Tidak banyak yang mengetahui makanan istimewa yang bernama tahu kua heci. Isinya terdiri dari tahu, kangkung, cumi-cumi, dan ada kepiting dan udang yang digoreng dengan tepung dan disiram dengan saus berwarna merah yang rasanya bercampur antara asam, asin dan manis. Dulu aku pernah memakan makanan ini di Surabaya, namun sejak pemiliknya meninggal, aku tidak menemukan lagi ada yang menjual makanan tersebut di surabaya. 


Berikutnya adalah minuman kietna yang dibuat dari jeruk kietna dan dicampur dengan manisan kiamoy, rasanya perpaduan manis, asin, asam dan benar-benar segar di tenggorokan. Menurut beberapa orang minuman ini dapat bermanfaat untuk membantu menyembuhkan sakit tenggorokan. 

Selain tahu kua heci dan minuman kietna, makanan lain yang patut dicoba tentunya kwe tiauw medan, bebek peking, babi panggang karo, dan sate padang. Untuk minuman yang cukup terkenal adalah sarsi Badak dan juga terong Belanda. 

Untuk oleh-oleh beberapa alternatif yang dapat dipertimbangkan adalah bika ambon, pia medan, kietna, babi panggang karo, dan yang cukup terkenal akhir-akhir ini adalah bolu gulung Meranti.

Setelah usai menggemukkan diri di kota Medan, perjalanan saya masih berlanjut ke kota Bali, karena ada sahabat yang menikah. Hari pertama kami nikmati dengan makan siang di babi guling Pak Malen di Seminyak dan setelah itu kami segera bersiap-siap menghadiri pemberkatan dan resepsi dari hotel Ayana (What a romantic place to get married:D).
Hari esoknya, kami melanjutkan perjalanan wisata kuliner dengan makan di Naughty Nuri's yang terkenal akan Pork Ribsnya dan kemudian tidak lupa mampir di Krisna untuk membeli oleh-oleh dan wisata kuliner ditutup dengan menu ayam gilimanuk yang rasa pedasnya benar-benar menggigit.

Tahun 2012 benar-benar tahun yang luar biasa bagi saya, tidak menyangka juga akhir tahun boleh saya tutup dengan berkeliling dari satu kota ke kota lainnya. Setelah dari Bali, perjalanan saya masih berlanjut lagi. Ikuti kelanjutan kisahnya di My Journey in 2012 part 2. God bless you