Tuesday, July 21, 2009

Mengampuni, Melupakan dan mengasihi, Mungkinkah itu kita Lakukan?


Mungkin sangatlah mudah bagi kita untuk menyuruh orang lain mengampuni dan melupakan kesalahan seseorang. Namun, bagaimana jika kita sendiri yang mengalaminya? Mungkinkah kita mampu untuk berkata kepada diri kita, bahwa kita harus mengampuni, melupakan apa yang dia perbuat dan lebih lagi mengasihi dia?

Mungkin ada di antara kita yang pernah menyaksikan reality show Tidak Ada yang Abadi. Menurut saya, ini merupakan acara reality show yang cukup menarik, terlepas acara tersebut direkayasa atau tidak. Ada sebuah pelajaran moral yang dapat diambil, bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi, apakah ketika kita memiliki kebencian atau kepahitan di dalam diri, apakah kita mau membawa itu sampai ke liang kubur? Banyak orang yang berkata kepahitan, kebencian adalah akar dari penyakit dan membuat hidup kita tidak tenang, namun banyak juga yang tidak mau melepaskan kebencian dan dendam itu dari hidupnya.

Saya baru menyadari sulitnya mengampuni dan melupakan itu ketika saya merasakan sendiri, rasanya begitu sulit mengampuni karena rasanya tidak rela saja melakukan itu. Merupakan pergumulan yang cukup berat, apalagi di dalam kekristenan mengajarkan "kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu". Saya cuma tahu bahwa hal tersebut boleh terjadi atas diri saya, karena Tuhan mau saya bisa mempraktekkan firmanNya, karena firman yang kita terima haruslah kita praktekkan dalam hidup ini. Beberapa hal yang bisa saya bagikan tentang mengampuni, melupakan dan mengasihi adalah :
1. Ketika ada orang yang menyakiti kita, itu berarti Tuhan sedang mengijinkan dan mempercayai kita bahwa kita akan mampu melalui semua ini dan mampu melakukan apa yang menjadi kehendakNya.
2. Cobalah memandang sisi positif dari orang yang telah menyakiti kita. Semakin kita melihat kelemahan orang lain, semakin kita akan membenci dan mencemooh dirinya.
3. Cobalah katakan kepada diri kita bahwa "saya mau mengampuni dan mengasihnya". Ini memang bukan hal yang mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kita sampai benar-benar mampu mengasihinya.
4. Berdoalah memohon kekuatan dari Tuhan agar kita mampu mengampuni, melupakan dan mengasihi orang yang telah menyakiti kita.
5. Ingatlah bahwa kita termasuk "orang-orang jahat" yang juga telah menyakiti Tuhan, dan Tuhan mau mengampuni kita. Dalam doa Bapa Kami dikatakan "ampunilah kami sebagaimana kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami". Kita memang bukan Tuhan yang sebegitu mulianya, namun bukan berarti kita tidak akan mampu melakukannya.

Mengampuni, melupakan dan mengasihi adalah sebuah proses yang mungkin membutuhkan waktu yang lama. Waktu yang dibutuhkan oleh tiap orang tidak akan sama, hal ini akan bergantung pada karakter masing-masing orang, dan kemauan dari orang itu sendiri. Hanya saja saya mau katakan, ini bukanlah hal yang mustahil untuk kita lakukan. Ketika ada pepatah, gelas yang pecah ketika disambung pasti ada bekas retakannya, dan hal ini diibaratkan seperti hati kita yang tersakiti yang pasti ada bekasnya, maka saya mau katakan, Tuhan akan memberikan hati yang baru sehingga tidak ada lagi luka atau bekas kita disakiti. Pertanyaannya bukan lagi mungkinkah mengampuni, melupakan, dan mengasihi itu kita lakukan, namun pertanyaanya adalah, MAUKAH KITA MELAKUKANNYA???


Wednesday, July 8, 2009

DIA Membuat Segala Sesuatu Tepat pada WaktuNya


Hari-hari ini adalah hari-hari yang benar-benar menyita banyak waktu, tapi di tengah kesibukan ini, tetap ada keinginan yang besar untuk menulis dan berbagi:) Mungkin kita pernah merasa bahwa waktu yang kita miliki sangat kurang, kadang kita berharap satu hari ini lebih dari 24 jam, namun seringkali juga kita menyia-nyiakannya, ya kan?:)
Beberapa bulan terakhir ini, aku sedang disibukkan dengan matrikulasi (pembekalan kuliah, sebelum memasuki kuliah sebenarnya) yang aku harus jalani setiap malam seusai pulang kerja, dan juga persiapan acara sekolah minggu di gereja (SIL-Sekolah Injil Liburan). Aku menulis judul "DIA Membuat Segala Sesuatu Tepat pada WaktuNya" karena aku merasa segala sesuatu sudah dirancang begitu sempurnanya oleh Tuhan. Misalnya, acara ini direncanakan dan disusun saat pekerjaan di kantor agak free, sehingga aku cukup bisa membagi pikiranku antara pekerjaan, dan acara SIL. Yang kedua adalah temanku tersayang sudah kembali pulang setelah magang di Belanda selama 1 tahun, jadi bersyukur sekali ada bantuan tenaga dan pikiran yang luar biasa untuk acara ini. Yang ketiga, kebetulan juga temanku yang satu lagi hari ini sedang tidak ada kelas mengajar, jadi dia bisa standby di gereja, dengan dengan baiknya dia meng'cancel' jadwal mengajarnya besok demi acara ini (so sweet...). Ada begitu banyak hal yang bisa diceritakan sih, ada pengorbanan teman-teman yang ijin tidak masuk kerja, ada yang merelakan waktunya untuk latihan di gereja, ada orang tua jemaat yang mau meminjakan kendaraan dan menyumbang makanan, dan masih ada terlalu banyak kebaikan Tuhan di mana aku bisa belajar bahwa Tuhan yang mengatur dan merencanakan indah pada waktuNya.
Acara ini berlangsung sehari setelah pemilu, dan untungnya pula kami masih menemukan hari sebelum anak-anak ini mulai masuk sekolah, walaupun ada beberapa yang sudah masuk untuk persiapan masa orientasi. Begitu banyak orang-orang luar biasa yang sudah membantu baik tenaga maupun pikiran, sampai-sampai terharu ni:)
Walaupun hari ini dan besok tidak bisa ikut acaranya, namun percaya deh tangan Tuhan yang akan membantu untuk mengaturnya. Terima kasih buat semua teman-temanku yang telah berjuang bersama-sama:) God Bless you all.

Wednesday, July 1, 2009

Be Wise With Your Time


Sudahkah kita bijak menggunakan waktu kita? Hari ini dengan tiba-tiba aku ingin berbagi hal yang mungkin sudah kita ketahui, namun seringkali kita menyia-nyiakannya. Hari ini di status ym dan fb ku tertulis "Be wise with ur time, because we never know when will our life end". Kata-kata bijak ini hanya sekedar untuk mengingatkan, bahwa waktu itu adalah hal yang sangat berharga dan yang pasti tidak akan pernah terulang.

Pagi ini, kakak laki-laki tertua dari mamaku meninggal, bukan karena sakit, atau kecelakaan seperti ditabrak mobil. Kakak dari mama memang sudah lanjut usia, tapi kemarin masih baik-baik saja, dan bekerja seperti biasanya, tapi tiba-tiba saja pagi ini mama dikabari oleh kakak laki-lakinya yang kedua, bahwa kakak laki-laki tertua mama pagi ini meninggal dunia karena jatuh. Belum jelas juga sih jatuh di mana dan karena apa, yang pasti tidak sempat dibawa ke rumah sakit, beliaunya sudah meninggal.

Dari kejadian ini, aku belajar bahwa kita tidak pernah tahu kapan hidup kita akan berakhir, sedetik ke depan pun kita tidak pernah tahu. Namun dari kejadian ini aku belajar beberapa hal :
1. Jangan pernah menyia-nyiakan waktu
2. Jangan pernah menunda-nunda pekerjaan
3. Belajarlah mengungkapkan perasaan sayang kita kepada orang-orang yang kita sayangi sebelum kita menyesal karena tidak pernah mengucapkannya. Ungkapan sayang ini tidak terbatas hanya kepada pasangan kita, tapi lebih lagi kepada orang tua, sahabat dan orang-orang yang kita sayangi.
4. Jangan pernah menyimpan dendam atau kebencian. Kita tidak pernah mau kan membawa kebencian/dendam itu sampai akhir kehidupan kita. Mengampuni dan mengasihi orang yang telah menyakiti kita memang bukanlah hal yang mudah dilakukan, namun ketika kita MAU pasti Tuhan memampukan kita untuk melakukan itu.

mimpilah apa yang kamu mimpikan, pergilah kemana kamu ingin pergi,
jadilah sesuai dengan keinginan kamu,
karena kamu hanya hidup sekali, dan satu kesempatan untuk melakukan apa yang kamu inginkan.


So, kesimpulannya janganlah kita menyia-nyiakan waktu kita. Jangan berpikir usia kita masih panjang karena kita masih muda dan sehat. Tidak ada seorangpun manusia yang mengetahui waktu hidupnya di dunia ini, ada sebuah kalimat bijak yang berbunyi "Hiduplah dan bekerjalah seakan ini hari terakhirmu di dalam dunia". Mari kita belajar menghargai waktu yang ada dan memberikan yang terbaik yang bisa kita berikan :)