Monday, December 10, 2012

The Ultimate Gift

Ketika kita mendengar kata 'The Ultimate Gift', hadiah apakah yang terlintas di pikiran kita? Ipad? Mobil? Rumah? atau mungkin hadiah-hadiah mewah lainnya yang mungkin pernah kita terima? Ada sebuah film yang memiliki pesan moral yang sangat baik berjudul "The Ultimate Gift". Sebuah quotes menarik tertulis di vocer film tersebut berbunyi demikian "Life is how you live it, not how you spend it".

Saya berpikir kutipan tersebut mungkin muncul karena banyak orang di dalam hidup ini hanya berkutat pada bagaimana menghabiskan hidupnya dan bersenang-senang namun tidak pernah memiliki suatu makna atau  hal yang berarti dalam hidupnya. Hal ini pula yang dialami oleh Jason Steven yang merupakan pemeran utama dalam film 'The Ultimate Gift'.

Jason Steven lahir dalam sebuah keluarga yang kaya raya dan selama ini ia hanya mengisi hari-harinya dengan berfoya-foya dan bersenang-senang dengan kekayaan dan teman-teman yang ia miliki. Sampai pada suatu hari kakek dari Jason yang bernama "Red Steven" meninggal dunia dan memutuskan untuk memberikan warisannya kepada Jason. Namun tidak semudah itu si Jason mendapatkan warisannya, untuk memperoleh seluruh warisan dari kakeknya, Jason harus melewati beberapa tahap.


Gus
Jason dan Gus ketika di Bandara
Tahap pertama, Jason harus bekerja di Texas. Suatu hal yang belum pernah dilakukan oleh Jason sebelumnya tentunya. Di Texas, Jason bertemu dengan Gus dan Jason diminta untuk membuat semacam pagar di tanah kosong yang dimiliki oleh keluarga Steven.



Pada awalnya Jason mengeluh dan hanya mengerjakan pekerjaannya dengan asal-asalan. Ketika tiang-tiang telah terpasang, Gus mencoba kekuatan dari tiang yang telah terpasang tersebut dengan menarik tiang-tiang tersebut dengan mobilnya dan akhirnya robohlah semua tiang-tiang yang telah terpasang tersebut. Pada hari-hari berikutnya, Jason kembali bekerja, kali ini ia bekerja dengan lebih giat dengan harapan ia akan menerima warisan yang sangat besar dari kakeknya dan tanpa ia sadari ia telah memasang tiang-tiang tersebut dengan kokohnya dan untuk jarak yang cukup panjang. Tanpa Jason sadari inilah hadiah pertamanya dari sang kakek, yaitu "The Gift of Work". 

Tahap pertama telah dilalui oleh Jason, namun ternyata ia masih harus melewati tahap selanjutnya untuk mendapatkan warisan dari sang kakek. Untuk tahap kedua ini, syarat yang diajukan seharusnya cukup mudah, Jason hanya perlu membuktikan bahwa ia memiliki teman yang sejati. Seluruh harta, rumah, credit card milik Jason disita oleh pengacaranya. Dan hasilnya semua teman-temannya menghilang satu persatu seiring dengan menghilangnya harta dari Jason. Karena tidak memiliki tempat tinggal, si Jason akhirnya harus tidur di kursi sebuah taman. Di sana awal pertemuan Jason dengan Emily dan Alexia (Ibu dari Emily) yang akhirnya menjadi sahabat sejati Jason. Hal kedua yang dipelajari oeh Jason adalah "The Gift of Friend".

Jason duduk di taman karena rumahnya disita

Jason dan Emily

Jason akhirnya mengetahui Emily ternyata mengidap penyakit kanker, dari hal tersebutlah karakter dan perjalanan hidup Jason mulai berubah.Selain kedua hadiah tersebut, masih ada tahapan-tahapan lainnya yang harus dilalui oleh Jason dan semuanya merupakan sebuah perjalanan hadiah terindah yang diterima oleh Jason. Di akhir film ditampilkan 11 hadiah yang telah diterima oleh Jason dalam perjalanannya mendapatkan warisan dari sang kakek. Kesebelas hadiah tersebut adalah:
  • The gift of work
  • The gift of friends
  • The gift of learning
  • The gift of problem
  • The gift of laughter
  • The gift of giving
  • The gift of gratitude
  • The gift of dream
  • The gift of a day
  • The gift of loving
  • The gift of family
  • The gift of money 
Bagaimana akhir kisah dari Jason, Alexia dan Emily? Apakah Jason pada akhirnya mendapatkan warisannya dari sang kakek? Sebuah film yang saya sangat rekomendasikan untuk ditonton dan saksikan akhir dari kisah tersebut yang begitu menggugah hati kita.

Saya yakin dalam kehidupan yang kita jalani saat ini, masing-masing di antara kita telah menerima hadiah-hadiah terindah namun seringkali kita tidak menyadarinya dan tidak menganggapnya penting dalam kehidupan kita dan bahkan seringkali kita mengeluh akan 'hadiah' yang telah kita terima tersebut padahal 'hadiah-hadiah' tersebut jauh lebih tinggi nilainya daripada uang dan harta benda. Salah satu hal yang menjadi pembelajaran penting dari film tersebut adalah ""Life is how you live it, not how you spend it". Hidup tidak hanya sekedar menghabiskan waktu yang kita miliki, namun lebih kepada menyadari apa dan siapa yang boleh kita miliki, mensyukuri semua yang boleh miliki dan alami dan berbagi hidup kita sehingga kita boleh bermakna bagi orang lain. So, Have you live your live? 

Friday, August 3, 2012

Semuanya untuk Kebaikan

Kamis, 5 Juli yang lalu saya sudah berencana untuk pergi ke Kudus. Saya berencana berangkat hari Rabu malamnya, supaya tiba di Kudus hari Kamis pagi dan bisa bermain dengan keponakan-keponakan tercinta saya:) Namun apa yang dikatakan Firman Tuhan memang tidak pernah salah, 'Manusia berencana, Tuhan yang menentukan'. Hari Rabu sorenya tiba-tiba saya sakit kepala, sudah minum kopi (biasanya kopi langsung meredakan sakit kepala saya), dan juga obat sakit kepala yang extra tidak juga mampu meredakannya.
Alhasil yang terjadi adalah perjalanan ke Kudus batal dan saya menghabiskan malam itu di atas tempat tidur dengan kepala yang cenat-cenut.Ditambah lagi tidak ada makanan yang bisa masuk ke dalam tubuh. Jadi malam itu adalah malam yang benar-benar buruk untuk diriku.
 
Keesokan harinya, masih dengan kepala cenat-cenut aku memutuskan untuk pergi ke dokter supaya aku bisa mendapatkan obat untuk meredakan sakit kepala ini. Obat dari dokter pun manjur dan segalanya menjadi lebih baik:) 
 
Saya orang  yang cukup percaya bahwa segala sesuatu pasti ada hikmahnya dan membawa kebaikan untuk kita. Demikian  juga untuk sakit kepala dan batalnya kepergian ke Kudus ini. Mungkin Tuhan sedang menyuruhku untuk benar-benar beristirahat di rumah. Kebaikan lain yang saya sadari dari kejadian ini adalah berhentinya diriku dari minum kopi. Dulunya sangat susah bagi saya untuk berhenti dari minum kopi. Tidak minum kopi dalam satu hari menyebabkan kepala ini cenat-cenut. Jadi pilihan saya adalah minum kopi atau minum obat sakit kepala. Pada saat sakit kepala ini, saya harus mengkonsumsi obat sakit kepala, sehingga saya tidak perlu minum kopi. Akhirnya kebiasaan tidak minum kopi ini pun berlanjut terus sampai sekarang ini. Sungguh menyenangkan ketika kita tidak addict pada suatu hal.
 
Ketika ada hal-hal yang kita anggap 'buruk' terjadi pada diri kita, janganlah mengeluh dulu, mari kita coba memikirkan hal positif yang bisa kita peroleh dari setiap kejadian. Mengeluh tidak akan menyebabkan keadaan menjadi lebih baik:)
 

 


Sunday, February 26, 2012

Problem is a friend of mine

Pada hari Minggu, 26 Februari ini aku dibuat 'terpesona' oleh seorang hamba  Tuhan yang menyampaikan firmanNya. Terpesona karena kemampuan story telling yang menurutku LUAR BIASA dan isi kotbah yang sangat 'maknyus'. Awal kotbah dari Bpk Henry Hehanusa ini diawali dengan sebuah cerita perjalanannya di Israel. Aku dibuat kagum dengan caranya bercerita, body language dan intonasi bercerita yang benar-benar membuatkan terpana dan ingin terus mendengar lanjutan kisah beliau.


Diceritakan ketika dalam perjalanannya di Israel dan hendak menaiki gunung Sinai bersama dengan rombongan yang lain, hamba Tuhan ini menunggangi unta untuk naik ke atas gunung tersebut. Ia melihat seorang ibu yang juga berasal dari Indonesia, berteriak-teriak kepada untanya "THIS WAY, THIS WAY..." Ibu tersebut berteriak ketakutan karena unta tersebut seakan-akan berjalan menuju jurang. Pemandu unta tersebut menegur ibu tersebut agar jangan berteriak-teriak dan percaya saja bahwa unta tersebut tidak akan masuk ke dalam jurang. Perjalanan pun berlanjut, dan di tengah-tengah perjalanan terdengar kembali suara Ibu tersebut berteriak ketakutan "THIS WAY, THIS WAY...", kali ini ditambah dengan sorotan lampu senter yang ditujukan ke mata unta tersebut. Ibu tersebut berpikir mungkin unta tersebut tidak dapat melihat jalannya yang gelap, sehingga ia bermaksud menggunakan senter untuk menunjukkannya kepada unta tersebut. Kembali sang pemandu tersebut menegur Ibu tersebut agar jangan berteriak-teriak dan meminta Ibu tersebut mematikan senternya, karena bisa saja unta tersebut merasa silau dan justru akan masuk ke jurang. Diceritakan bahwa tidak pernah ada dalam sejarah, unta yang jatuh dalam jurang dalam perjalanannya menuju ke puncak gunung tersebut, karena unta memiliki 'insting' untuk dapat terus berjalan sampai ke tujuannya. Ilustrasi ini ingin menggambarkan seberapa sering sih kita ragu akan Tuhan dan kita berkata "THIS WAY LORD" padahal Tuhan yang LEBIH TAHU apa yang TERBAIK untuk kehidupan kita. Kita menggunakan segala cara yang kita miliki untuk kita berkata kepada Tuhan, JANGAN yang itu Tuhan, JANGAN biarkan aku mengalami hal tersebut, aku tidak bisa Tuhan melalui hal tersebut dan banyak hal lagi, PADAHAL Tuhan yang lebih tahu jalan yang terbaik untuk kita. 

Ilustrasi ini merupakan awal dari kotbah Pak Henry yang berjudul "Problem is a Friend of Mine".Wowww, tema kotbah yang menurutku benar-benar 'menyeramkan', secara siapa sih yang ingin berteman dengan masalah.

Umumnya orang ingin benar-benar jauh dari yang namanya masalah dan hidup dengan aman dan damai namun justru inti kotbah beliau adalah menganjurkan kita agar tidak anti dengan yang namanya masalah dan justru berteman dengan masalah. Berikut adalah beberapa pointnya:
  • 1 Korintus 10:13, dikatakan bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah pencobaan yang biasa. Dalam versi bahasa inggris versi NLT dikatakan bahwa pencobaan/masalah yang kita alami adalah masalah yang SAMA dengan yang dihadapi oleh orang lain (The temptations in your life are no different from what others experience). Masalah menimpa orang kristen ataupun orang non kristen, masalah terjadi kepada orang yang hidup dengan saleh dan benar, masalah  terjadi juga pada mereka yang hidup berbuat jahat, INTINYA masalah terjadi kepada semua orang tanpa pandang bulu. Dan pada akhir ayat ke 13 dikatakan bahwa "He will show you a way out so that you can endure". Ups...ternyata di akhir ayat ini dikatakan akan ada jalan keluar, TETAPI  hal tersebut bukan berarti masalah kita selesai, namun jalan keluar tersebut adalah agar kita MAMPU BERTAHAN. Jadi jalan keluar bukan berarti masalah kita selesai dan semuanya berakhir.
  •  Bilangan 14:9 dalam King James Version dikatakan "Only rebel not ye against the LORD, neither fear ye the people of the land; for they are BREAD for us: their defence is departed from them, and the LORD is with us: fear them not". Di sini ingin digambarkan bahwa sebenarnya masalah adalah roti, yang bukannya akan menghancurkan kita, namun justru akan memberikan kita kekuatan. Dalam doa Bapa kami dikatakan "Give us this day our daily BREAD" yang artinya kita harus siap juga meminta masalah itu ada dalam kehidupan kita agar kita boleh menjadi lebih 'kuat' dan naik ke tingkatan yang berikutnya. Masalah bukahlah hal yang harus kita takuti dan hindari, karena semakin kita menghindar, masalah akan semakin mengejar kita. Jadikan masalah tersebut 'teman' kita dan hadapi masalah tersebut dan secara perlahan masalah tersebut akan menghindari kita dengan sendirinya. Ilustrasi rajawali yang membutuhkan badai untuk dapat terbang lebih tinggi adalah gambaran yang tepat untuk menunjukkan masalah/badai kita butuhkan dalam hidup ini agar kita boleh terbang semakin tinggi.

Satu kutipan menarik mengenai masalah yang tidak asing bagi kita adalah "Masalah yang sebenarnya bukanlah masalah itu sendiri, namun masalah yang sebenarnya adalah BAGAIMANA CARA PANDANG KITA TERHADAP MASALAH TERSEBUT".

Masalah diijinkan Tuhan ada dalam diri kita agar iman kita boleh tetap "EXIST" dan 'masalah' yang ada dalam diri kita boleh dilenyapkan terlebih dahulu sebelum masalah yang ada di luar kita dilenyapkan. Teman, maukah engkau menjadikan masalah menjadi sahabatmu?:)

Wednesday, February 22, 2012

Integritas dan Kasih, PENTING!!!

     Pada hari Sabtu yang lalu, aku mendengar kotbah yang bertemakan "Love, Back in Action". Intinya sih tentang seputar kasih yang ujung-ujungnya harus memiliki tindakan nyata. Dalam kotbah yang disampaikan oleh Pdt. David S, sempat disinggung mengenai kisah Brian Warner. Ketika kucoba mencari artikelnya di google, ternyata cukup banyak orang yang telah membagikan kisah ini juga. Brian Warner adalah seorang pemuda yang cukup diam dan cukup terkucil di antara teman-temanya ketika di gereja. Tidak seorang pun memperhatikan diri dan kehadirannya, sampai suatu saat ia mundur dari gereja. Di dalam beberapa artikel dikisahkan bahwa dalam segala sakit hatinya dan kepahitannya terhadap gereja, ia berubah menjadi pribadi 'baru' yang jauh lebih 'terkenal dan luar biasa'. Brian Waner mengganti namanya menjadi Marilyn Manson, dimana nama Marilyn diambil dari seorang wanita yang meninggal karena bunuh diri dan nama Manson merupakan nama seorang pembunuh bertopeng. Bertolak belakang dengan hidup Brian Warner yang dulunya terkucil, Marilyn Manson memiliki group musik dan memiliki jutaan fans di seluruh dunia. Bagi Anda yang penasaran seperti apa Brian Warner dan Marilyn Manson, berikut adalah gambarnya.

Kisah mengenai Brian Warner ini mengingatkanku pada kisah Anton LaVey, seseorang yang berperan penting dalam berdirinya gereja setan. Jika tidak salah ingat, kisah ini bermula dari kepahitan yang dialami oleh LaVey terhadap kemunafikan orang-orang kristen. LaVey yang awalnya adalah orang kristen, melihat bagaimana orang-orang yang ia temui di hari Minggu sangat berbeda dengan kehidupan sehari-hari mereka. Di hari Minggu, orang-orang tampak sangat alim dan kudus, namun di hari-hari yang lain mereka menjadi pribadi yang berubah 180 derajat, hidup berpesta pora, selingkuh dan seakan-akan hidup tidak mengenal Tuhan. Daripadi harus menjadi pribadi yang munafik, maka didirikanlah gereja setan, dimana orang-orang tidak harus 'berpura-pura" menjadi orang "baik" ketika beribadah dan menjadi diri mereka yang "sesungguhnya" di luar ibadah.


Aku yakin masih banyak kisah-kisah lain yang terjadi di luar sana, dimana orang-orang mengalami sakit hati dan kepahitan terhadap orang kristen. Hidup ini benar-benar seperti aquarium yang transparan dimana semua orang dapat memandang diri kita dan apa yang kita lakukan. Seringkali alasan "I'm only a human being, I'm not perfect and can't be perfect" menjadi alasan atau tameng kita ketika kita melakukan kesalahan. 


Benarkah karena kita manusia yang tidak sempurna maka kita diijinkan untuk terus menerus melakukan kesalahan yang kita 'sengaja'?Diriku pun pernah mengalami kebencian dan kepahitan sampai aku mau keluar dari gereja. Namun ketika bergumul dengan hal tersebut, aku menyadari bahwa ketika manusia-manusia tersebut yang bersikap munafik, hal tersebut bukanlah kesalahan Tuhan, hal tersebut MURNI kesalahan manusianya. Lalu mengapa aku harus marah kepada Tuhan dan meninggalkan gereja karena orang-orang yang menurutku munafik tersebut? Apa yang kudengar dan kualami ini menyadarkanku akan beberapa hal yang SANGAT PENTING, yaitu:

1. Milikilah hidup yang berintegritas
Misalkan saja ada seorang sales yang menawarkan produk yang dijualnya kepada anda, dan anda melihat sales tersebut justru tidak menggunakan produknya sendiri tapi justru produk dari kompetitor. Mungkin Anda akan bertanya-tanya apakah memang produk yang ditawarkan sales tersebut cukup bagus dan layak dibeli? Jika cukup bagus dan layak dibeli, mengapa sales tersebut menggunakan produk kompetitor?

Demikian juga dengan hidup ini, orang-orang akan dengan mudah 'menghakimi' apa yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ekstrimnya saja ketika melihat seseorang dengan agama XXX yang selalu bertindak dan berkata kasar kepada orang-orang di sekelilingnya, berselingkuh, korupsi , dll, BIASANYA komentar yang akan diberikan adalah "Dia lho orang "XXX" tapi kelakuannya seperti itu, lalu buat apa saya beragama "XXX". Apa yang kita lakukan, akan dikaitkan dengan 'atribut-atribut' yang melekat pada diri kita, entah agama, suku atau hal-hal lainnya, PADAHAL..., belum tentu semua orang yang yang beragama XXX tersebut berkelakuan yang sama. Orang cenderung dengan mudah melakukan generalisasi apabila ada hal buruk yang terjadi.  Oleh karena itu sangat penting bagi kita menjagi pribadi yang memiliki integritas. Dimulai dengan hal-hal yang kecil, tidak menyontek, tidak membeli dan menggunakan barang-barang bajakan dan masih ada begitu banyak hal lainnya. Memang tidak mudah melakukannya, namun salah seorang trainer yang saya kenal, Bpk. David Pranata mengajarkan "start it small or you will never do a change"


2. Milikilah Kasih
Memiliki kasih dan melakukannya juga bukan hal yang mudah, lebihlagi kepada orang-orang yang tidak dekat dengan kita, atau orang yang kita benci dan yang kita anggap aneh. Namun justru kasih dan tindakan nyatalah yang menyentuh kehidupan orang-orang tersebut. Mungkin saja jika ada yang memperhatikan Brian, Brian tidak merubah dirinya menjadi Marilyn Manson. Ada cukup banyak kisah orang-orang yang berubah hidupnya karena ada pribadi yang mengasihi mereka.

Ada begitu banyak kehidupan yang mungkin kita pengaruhi dengan tindakan kita sehari-hari. Apa yang kita lakukan dan katakan mungkin akan sangat berdampak bagi orang lain. Milikilah hidup yang berintegritas dan kasih, dan jadilah berkat bagi orang lain :) 

Friday, January 13, 2012

2012, Start with Learning about Self Control

Wow, sudah lama sekali diriku tidak menulis blog, dan begitu aku masuk ke blogger ini, templatenya tampak begitu asing bagiku. Begitu banyak hal dan alasan yang menyebabkanku tidak menulis, entah itu karena kesibukan ataupun karena alasan utama yaitu KEMALASAN. Namun resolusiku di tahun 2012 ini mengingatkanku agar aku berdiam diri di depan laptopku dan kembali membagikan sharing /pengalaman yang mungkin dapat membantu menguatkan/memberi masukan untuk teman-teman pembaca sekalian.

Tahun 2011 kemarin, gerejaku memiliki tema hidup yang berbuah yang dasarnya diambil dari Galatia 5 mengenai buah roh dan salah satu poinnya adalah pengendalian diri.

Di awal tahun 2012 ini aku mengawalinya dengan pergi ke gereja tentunya, apalagi tanggal 1 Januari 2012 ini bertepatan dengan hari Minggu. Di warta yang dibagikan oleh gereja tersebut terdapat artikel mengenai doa puasa Daniel. Jujur aku belum pernah tahu sama sekali dan belum pernah melakukan puasa Daniel. Berikut adalah sedikit kutipan artikel mengenai doa puasa daniel di warta tersebut. 

Dalam kitab Daniel 10:1-3, kita membaca bagaimana Daniel sangat terpukul dengan penglihatan yang dia terima melalui malaikat Gabriel, yaitu pemulihan kota Yerusalem, kedatangan seorang raja namun sekaligus juga kematian raja tersebut beserta kehancuran kota Yerusalem dan bait suci oleh seorang raja yang kejam, tetapi juga kematian raja kejam tersebut. Ini semua mengacu kepada Kristus, kematianNya, runtuhnya kota Yerusalem dan bait Allah oleh kerajaan Romawi pada tahun 60SM, sekaligus kekalahan iblis pada akhir zaman.

Semua ini membuat Daniel terpukul dan berkabung selama tiga minggu penuh/21 hari, serta tidak makan minum yang sedap/biasanya dia nikmati (Daniel 10:2-3). Namun justru setelah masa berkabungnya inilah Daniel mendapat suatu kehormatan besar yang tidak didapat oleh orang-orang sekelilingnya, yaitu perjumpaan dengan Allah.  Bukan perjumpaan itu saja yang istimewa, namun lebih lagi apa yang akan Tuhan lakukan pada raja Persia, dan raja-raja yang akan memerintah setelahnya, terlebih lagi nubuatan akan kemenangan besar bangsa Israel/anak-anak Allah pada akhir zaman.

Pertanyaan di sini, mengapa hanya Daniel yang dapat melihat Allah dan menerima penglihatan akan kejadian masa itu sampai akhir zaman? Jawabannya adalah pada niat dan kerendahan hati Daniel di hadapan Allah untuk mendapat dan mengerti penglihatan langsung dari Allah dan untuk memisahkan diri dari sistem dunia ini. Jadi bukan puasanya yang membuat Daniel mendapat kehormatan bertemu dengan Allah melainkan kesungguhan dan kerendahan hari Daniel. Puasa adalah wujud ekspresi dari kesedihan yang mendalam dari Daniel atas dosa-dosa bangsa Israel.



Aku memang tidak berjemaat di gereja yang kebetulan kudatangi di awal tahun ini. Namun entah mengapa aku ingin belajar mencoba doa puasa daniel tersebut. Awal-awalnya tampak mudah untuk menahan diri dari makan daging, namun untuk dapat bertahan selama 21 hari tampaknya bukan hal yang cukup mudah bagiku, karena aku termasuk karnivora, dan amat jarang aku makan tanpa daging. Bagiku lebih mudah puasa satu hari full tidak makan dibandingkan menahan diri dari makan daging selama kurang lebih tiga minggu. Hal  terpenting yang kupelajari tentunya bukan masalah pantang makan daging, namun lebih ke arah bagaimana aku dapat belajar mengendalikan diri dari hal-hal yang kuinginkan.


Dalam kehidupan nyata, tentunya pengendalian diri lebih kompleks dari sekedar menahan diri dari makan makanan tertentu. Puasa Daniel merupakan satu cara yang dapat digunakan untuk melatih diri mengenai pengendalian diri. Beberapa hal yang kupelajari adalah dari doa puasa daniel ini antara lain:
1. Kejujuran. Orang tidak akan tahu apakah aku mencuri kesempatan untuk makan daging atau tidak, bahkan mungkin orang tidak tahu bahwa aku sedang mencoba menahan diri dari makan daging. Di sini dibutuhkan kejujuran dan komitmen yang kuat untuk dapat melakukan hal tertebut.
2. Jangan menyepelekan hal-hal kecil. Pantang makan daging menurutnya hanya bagian yang sangat kecil dari pengendalian diri. Namun dari hal yang mungkin sepele atau kecil ini aku jadi melatih diriku untuk menahan diri dari hal-hal yang kuinginkan. Bayangkan saja ketika kita tidak dapat menahan/mengendalikan diri kita dari melakukan kebohongan atau korupsi (mencuri uang yang nominalnya kecil, misal tidak sampai Rp. 100.000) yang mungkin dianggap sepele atau hal yang wajar dilakukan oleh orang-orang, bisa dibayangkan mungkin orang tersebut akan terbiasa dengan kebohongan-kebohongan dan korupsi sehingga ia tidak akan sungkan lagi untuk melakukan kebohongan dan korupsi yang lebih besar lagi. 
Pengendalian diri tentunya bukan hanya berbicara soal makanan, namun bagaimana kita bisa menahan diri dari hal-hal yang kita inginkan. Aku pribadi belajar, bagaimana aku mengendalikan diriku dari hal bersenang-senang dan mengutamakan hal-hal lain. Contoh sederhananya adalah bisa saja di waktu luang yang kumiliki, aku bersantai-santai, bermain game, nonton DVD, jalan-jalan dan banyak hal menyenangkan lain yang dapat kulakukan namun bagaimana aku harus belajar menahan diriku dari semuanya itu mengingat masih ada tanggung jawab atau kepentingan lagin yang harus dikerjakan. Jujur kuakui kalau tidak kepepet sangat malas untuk diriku melakukan tugas/tanggung jawab yang kumiliki. Ingin rasanya bersantai-santai dan menikmati hidup ini.

Jujur, aku menyadari doa puasa daniel yang sedang kucoba jalani masih belum sempurna, misalnya saja dari artikel yang aku baca, seharusnya ketika kita melakukan doa puasa daniel yang dimakan hanyalah sayur-sayuran dan buah-buahan, dan juga hanya minum air putih. Sedangkan aku, aku masih sangat addicted dengan yang namanya kopi, dan selama menjalani ini aku masih makan makanan ringan/makanan yang aku sukai. Namun aku pribadi merasa ketika aku belajar mulai dengan hal ini, aku akan dimampukan juga untuk belajar  menahan diriku dari hal-hal lainnya. Ada pepatah yang mengatakan kita tidak akan pernah sampai ke anak tangga yang ke-100 apabila kita tidak pernah memulai langkah pertama kita. Hopefully aku bisa belajar banyak hal di tahun 2012 ini, start by learning and practicing about self control^^ God bless you