Wednesday, February 22, 2012

Integritas dan Kasih, PENTING!!!

     Pada hari Sabtu yang lalu, aku mendengar kotbah yang bertemakan "Love, Back in Action". Intinya sih tentang seputar kasih yang ujung-ujungnya harus memiliki tindakan nyata. Dalam kotbah yang disampaikan oleh Pdt. David S, sempat disinggung mengenai kisah Brian Warner. Ketika kucoba mencari artikelnya di google, ternyata cukup banyak orang yang telah membagikan kisah ini juga. Brian Warner adalah seorang pemuda yang cukup diam dan cukup terkucil di antara teman-temanya ketika di gereja. Tidak seorang pun memperhatikan diri dan kehadirannya, sampai suatu saat ia mundur dari gereja. Di dalam beberapa artikel dikisahkan bahwa dalam segala sakit hatinya dan kepahitannya terhadap gereja, ia berubah menjadi pribadi 'baru' yang jauh lebih 'terkenal dan luar biasa'. Brian Waner mengganti namanya menjadi Marilyn Manson, dimana nama Marilyn diambil dari seorang wanita yang meninggal karena bunuh diri dan nama Manson merupakan nama seorang pembunuh bertopeng. Bertolak belakang dengan hidup Brian Warner yang dulunya terkucil, Marilyn Manson memiliki group musik dan memiliki jutaan fans di seluruh dunia. Bagi Anda yang penasaran seperti apa Brian Warner dan Marilyn Manson, berikut adalah gambarnya.

Kisah mengenai Brian Warner ini mengingatkanku pada kisah Anton LaVey, seseorang yang berperan penting dalam berdirinya gereja setan. Jika tidak salah ingat, kisah ini bermula dari kepahitan yang dialami oleh LaVey terhadap kemunafikan orang-orang kristen. LaVey yang awalnya adalah orang kristen, melihat bagaimana orang-orang yang ia temui di hari Minggu sangat berbeda dengan kehidupan sehari-hari mereka. Di hari Minggu, orang-orang tampak sangat alim dan kudus, namun di hari-hari yang lain mereka menjadi pribadi yang berubah 180 derajat, hidup berpesta pora, selingkuh dan seakan-akan hidup tidak mengenal Tuhan. Daripadi harus menjadi pribadi yang munafik, maka didirikanlah gereja setan, dimana orang-orang tidak harus 'berpura-pura" menjadi orang "baik" ketika beribadah dan menjadi diri mereka yang "sesungguhnya" di luar ibadah.


Aku yakin masih banyak kisah-kisah lain yang terjadi di luar sana, dimana orang-orang mengalami sakit hati dan kepahitan terhadap orang kristen. Hidup ini benar-benar seperti aquarium yang transparan dimana semua orang dapat memandang diri kita dan apa yang kita lakukan. Seringkali alasan "I'm only a human being, I'm not perfect and can't be perfect" menjadi alasan atau tameng kita ketika kita melakukan kesalahan. 


Benarkah karena kita manusia yang tidak sempurna maka kita diijinkan untuk terus menerus melakukan kesalahan yang kita 'sengaja'?Diriku pun pernah mengalami kebencian dan kepahitan sampai aku mau keluar dari gereja. Namun ketika bergumul dengan hal tersebut, aku menyadari bahwa ketika manusia-manusia tersebut yang bersikap munafik, hal tersebut bukanlah kesalahan Tuhan, hal tersebut MURNI kesalahan manusianya. Lalu mengapa aku harus marah kepada Tuhan dan meninggalkan gereja karena orang-orang yang menurutku munafik tersebut? Apa yang kudengar dan kualami ini menyadarkanku akan beberapa hal yang SANGAT PENTING, yaitu:

1. Milikilah hidup yang berintegritas
Misalkan saja ada seorang sales yang menawarkan produk yang dijualnya kepada anda, dan anda melihat sales tersebut justru tidak menggunakan produknya sendiri tapi justru produk dari kompetitor. Mungkin Anda akan bertanya-tanya apakah memang produk yang ditawarkan sales tersebut cukup bagus dan layak dibeli? Jika cukup bagus dan layak dibeli, mengapa sales tersebut menggunakan produk kompetitor?

Demikian juga dengan hidup ini, orang-orang akan dengan mudah 'menghakimi' apa yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ekstrimnya saja ketika melihat seseorang dengan agama XXX yang selalu bertindak dan berkata kasar kepada orang-orang di sekelilingnya, berselingkuh, korupsi , dll, BIASANYA komentar yang akan diberikan adalah "Dia lho orang "XXX" tapi kelakuannya seperti itu, lalu buat apa saya beragama "XXX". Apa yang kita lakukan, akan dikaitkan dengan 'atribut-atribut' yang melekat pada diri kita, entah agama, suku atau hal-hal lainnya, PADAHAL..., belum tentu semua orang yang yang beragama XXX tersebut berkelakuan yang sama. Orang cenderung dengan mudah melakukan generalisasi apabila ada hal buruk yang terjadi.  Oleh karena itu sangat penting bagi kita menjagi pribadi yang memiliki integritas. Dimulai dengan hal-hal yang kecil, tidak menyontek, tidak membeli dan menggunakan barang-barang bajakan dan masih ada begitu banyak hal lainnya. Memang tidak mudah melakukannya, namun salah seorang trainer yang saya kenal, Bpk. David Pranata mengajarkan "start it small or you will never do a change"


2. Milikilah Kasih
Memiliki kasih dan melakukannya juga bukan hal yang mudah, lebihlagi kepada orang-orang yang tidak dekat dengan kita, atau orang yang kita benci dan yang kita anggap aneh. Namun justru kasih dan tindakan nyatalah yang menyentuh kehidupan orang-orang tersebut. Mungkin saja jika ada yang memperhatikan Brian, Brian tidak merubah dirinya menjadi Marilyn Manson. Ada cukup banyak kisah orang-orang yang berubah hidupnya karena ada pribadi yang mengasihi mereka.

Ada begitu banyak kehidupan yang mungkin kita pengaruhi dengan tindakan kita sehari-hari. Apa yang kita lakukan dan katakan mungkin akan sangat berdampak bagi orang lain. Milikilah hidup yang berintegritas dan kasih, dan jadilah berkat bagi orang lain :) 

No comments:

Post a Comment