Wednesday, October 14, 2009

Never Give Up

Beberapa hari yang lalu, saya membeli sebuah buku, entah kenapa sisi melankolis tampaknya dominan sekali waktu itu. Buku yang saya beli berjudul "The four fingered pianist" . Berikut adalah gambarnya.


Buku ini menceritakan seorang gadis remaja yang menderita lobster claw syndrome. Nama gadis remaja ini adalah Hee Ah Lee. Ia hanyalah seorang gadis kelahiran tahun 1985 dan hanya memiliki 4 buah jari. Namun dengan 'keterbatasan' yang ia miliki tidak membuatnya menyerah dalam kehidupan ini. Sejak dalam kandungan, dokter telah menduga bahwa Ah Lee akan dilahirkan dalam keadaan cacat. Hal ini disebabkan karena Ibu dari Ah Lee sering mengkonsumsi obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit kepala yang ia alami. Ibu Ah Lee adalah seorang perawat dan tak jarang ia harus tidur larut malam untuk merawat tentara-tentara Korea yang terluka akibat perang. Ayah Ah Lee pun adalah seorang yang mengalami kelemahan tubuh, ayah Ah Lee lumpuh akibat perang dan lebih malangnya lagi adalah ayah Ah Lee meninggal ketika Ah Lee berusia 13 tahun. Saya sedang membayangkan ketika saya ada di posisi Ah Lee, dilahirkan dalam keadaan cacat, ayah meninggal di saat usia 13 tahun, saya tidak tahu apakah saya tergolong orang yang akan cukup kuat untuk menghadapi hal-hal tersebut.
Hal yang membuat saya kagum akan kisah Ah Lee ini adalah seorang yang mengalami kelemahan dalam jari-jarinya, justu ia mampu memainkan piano dengan begitu hebatnya. Hanya dengan keempat jarinya ia memainkan karya-karya terkenal seperti Beethoven dan Mozart. Saya saja yang memiliki jari yang lengkap tidak bisa memainkan karya-karya tersebut. Selain kelainan tubuh yang ia alami, ia juga kesulitan ketika harus belajar khususnya yang menyangkut angka-angka. Bisakah kalian membayangkan, seorang gadis yang hanya memiliki 4 jari, kesulitan untuk mempelajari angka-angka namun akhirnya ia bisa memainkan piano dengan begitu hebatnya dan mengadakan konser bahkan menghasilkan album.
Saya coba melihat diri saya sendiri, ketika Tuhan telah memberikan anugerah tubuh yang sempurna, keluarga yang lengkap, sudahkah saya mensyukuri semua hal tersebut. Ketika masalah datang dalam kehidupan saya, saya cenderung bertanya "Kenapa Tuhan, semua harus terjadi?". Apa yang dialami oleh Ah Lee cukup mengingatkan dan menegur saya, Ah Lee lahir dalam kelemahan tubuhnya, ayahnya meninggal saat usianya 13 tahun, dan mungkin ia menerima ejekan dari teman-temannya, namun satu hal yang pasti Ah Lee tidak menyerah menghadapi semuanya itu. Saya diingatkan juga oleh sebuah kalimat bijak yang berbunyi demikian "Pray for an unfaltering faith that stands strong under life's greatest pressures" (Vernon C Ground) dan "Great faith is often built during great trials.
Kehidupan Ah Lee, kalimat-kalimat bijak tersebut mengingatkan saya untuk tetap kuat dan mensyukuri kehidupan ini. Ketika kita memiliki masalah, baik itu dalam keluarga, pekerjaan, atau dimanapun kita, saya yakin itu adalah proses yang dipakai untuk membentuk pribadi kita ke arah yang lebih baik. Kalimat bijak lain yang saya dapatkan adalah "Believe that all problems are not more than God strength given to us" itu saya dapatkan dari salah satu status ym teman di kantor:)
Hidup tanpa masalah adalah hal yang mustahil, namun bagaimana kita boleh memandang masalah tersebut sebagai sarana untuk merubah pribadi kita ke arah yang lebih baik adalah hal yang penting untuk kita lakukan. So, buat kalian yang 'capek' dengan setiap permasalahan kehidupan kita, pandanglah orang lain yang juga memiliki masalah sedemikian rupa dan mereka berjuang untuk mengatasi masalah mereka, dan mereka berhasil, mengapa kita tidak bisa? So, Never give up friends:)

1 comment: