Tuesday, October 20, 2009

Bambang Bhakti

Saya bukan orang yang up to date mengenai perkembangan ekonomi dan politik, bahkan ekstrimnya saya adalah orang yang tidak tahu apa-apa tentang dunia ekonomi dan politik. Menempuh studi lanjut di bidang manajemen, ‘memaksa’ saya untuk membuka mata dan mulai belajar mengenal dunia yang awam tersebut. Salah satu dosen marketing saya adalah Pak Bambang Bhakti. Karena saya bukan orang yang up to date masalah berita di koran maupun televisi, saya tidak ada bayangan siapa beliau, saya hanya berpikir beliau adalah dosen praktisi yang memiliki usaha namun tetap meluangkan waktu untuk mengajar. Namun ternyata beliau tidak hanya sekedar pemilik perusahaan atau manajer, ternyata beliau adalah orang yang telah ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi Direktur Merpati Nusantara Airlines. Wow, buat saya sangat istimewa diajar oleh beliau. Orang yang pasti memiliki sejuta kesibukan, namun tetap menyediakan waktu untuk mengajar.

Di awal perkuliahan saya sudah terkesima dengan pengalaman beliau, dimana beliau belajar mulai dari nol. Saya tidak ingat secara pasti apa saja pekerjaan yang telah beliau lalui, namun Pak Bambang merintis mulai dari menjadi supir, namun bukan sembarang supir, beliau menjadi supir dari kedubes (ini kalau saya tidak salah), sampai akhirnya beliau melamar menjadi management trainee, itu pun bukan sembarang perusahaan, perusahaan-perusahaan yang beliau masuki adalah perusahaan-perusahaan multinasional dan perusahaan yang besar, antara lain Coca Cola, Goodyear dan Unilever. Beliau bahkan dihubungi oleh Hongkong dan diminta mengurus perusahaan peti kemas (yang ini juga kalau saya tidak salah ingat) di Jakarta. Ckckck, saya hanya bisa kagum mendengar kisah beliau. Tidak sedikitpun nampak kesombongan dalam diri beliau ketika bercerita. Koran Tempo, edisi 24 Februari 2009 juga menceritakan tentang Pak Bambang Bhakti seorang Direktur utama Merpati Nusantara Airlines yang berpenampilan sederhana dan terkesan unik dengan kalung dan gelang etnik yang selalu dikenakannya. Kesederhanaan yang lain nampak dari mobil dinas yang digunakannya, yaitu sebuah Toyota Avanza, padahal banyak bos perusahaan lain yang menunggangi mobil yang mewah. Beliau berujar "Duit (keuntungan) lebih baik buat menaikkan gaji karyawan (daripada beli mobil dinas saya)".
Wah, ternyata cerita tentang beliau tidak berhenti, beliau bercerita bagaimana Menteri Negara BUMN memanggil beliau dan menyerahi tugas yang SANGAT BERAT, yaitu menjadi direktur dari penerbangan Merpati, dimana kondisi sangat itu kritis. Kompas.com menuliskan bahwa per tahun 2008, total utang merpati tercatat sekitar Rp 2,3 triliun. Beliau mempunyai tugas yang tidak ringan, dari yang awalnya beli bahan bakar saja tidak sanggup, sampai akhirnya keadaan bisa mulai membaik dan gaji karyawan bisa dinaikkan. Dalam kepemimpinannya, beliau melakukan PHK terhadap 1300 karyawan, Wow...saya hanya berpikir, apakah karyawan bisa menerima keputusan tersebut?tidak kah mereka unjuk rasa? Dan jawabannya adalah TIDAK. Dalam blog yang berjudul CEO Speak karya Burhan Abe, dituliskan bahwa kuncinya adalah komunikasi yang terbuka.
Saya benar-benar kagum dengan beliau, tentang kerendahan hati, tentang kepemimpinan dan cara beliau dalam berkomunikasi. Saya belajar banyak dari kuliah saya selama dua hari. Beberapa hal yang saya akan ingat dan pegang adalah ketika bekerja itu bukan hanya masalah gaji, beliau tidak pernah mempermasalahkan berapa gaji yang ia terima atau bahkan menuntut atasannya menaikkan gaji, ketika bekerja, maka kerjakanlah pekerjaan itu sebaik mungkin dan biarlah kita boleh memberikan value kepada perusahaan kita. Apakah kehadiran kita dalam sebuah perusahaan ada pengaruhnya?Atau ada maupun tidak ada kita sama saja? Yang terpenting dalam kehidupan ini bukan bagaimana mengejar uang, namun bagaimana uang mengejar kita. Ketika kita telah melakukan yang terbaik, orang lain pun akan melihat hasil pekerjaan kita dan kita bisa mendapatkan TRUST atau kepercayaan orang lain. Dan saya melihat, hal inilah yang sudah diterapkan oleh Pak Bambang Bhakti, melakukan yang terbaik dalam setiap pekerjaannya, sehingga akhirnya ada kepercayaan dari orang-orang untuk mempercayakan pekerjaan yang besar bagi dirinya. So, bagaimana dengan diri kita hari ini? Sudahkah kita memberi value kepada orang lain?Sudahkah kita melakukan yang terbaik dalam pekerjaan kita sehingga kita layak mendapatkan kepercayaan orang? Biar hal ini boleh menjadi refleksi kita. Just do our best!

1 comment:

  1. nice.. klu saya sbg anak buah di outbound menyebut beliau adlh gurunya guru
    semoga beliau sll tersenyum di surga Aamiin

    ReplyDelete