Tuesday, September 7, 2010

Gratitude Makes My Life Better

Andai saja aku boleh berteriak sekeras-kerasnya, ingin sekali ku berteriak dan melepaskan segela macam hal yang ada di dalam pikiranku:( Terlalu banyak sekali hal yang harus dipikirkan dan diselesaikan, mau tahu hal apa saja? (Walaupun kalian tidak mau tahu akan tetap kutulis:D, hehehe). Pertama adalah tugas-tugas kuliah yang dikejar oleh deadline semuanya, rasanya begitu kebut-kebutan dalam membuat tugas kuliah tersebut, tugas yang seharusnya dikumpulkan besoknya baru bisa kubuat H-1, atau bahkan hari H nya. Di kantor pun sedang sibuk-sibuknya untuk persiapan acara besar yang akan diselenggarakan pada tanggal 25 September, hari-hari banyak kuhabiskan dengan meeting. Yang cukup membuatku agak frustasi dan stress adalah (yang ini agak berlebihan sih, cuma aku tidak tahu kata yang tepat untuk melukiskannya:D) ketika hari Selasa yang lalu aku dan teman-temanku membuat janji untuk kerja kelompok menyelesaikan tugas-tugas kami, kami justru kebingungan mencari hari, karena tidak cukup waktu rasanya untuk menyelesaikan tumpukan-tumpukan tugas tersebut, mulai dari makalah performance management, makalah QWL, proposal tesis, makalah strategic management, dan makalah dan majalah untuk contemporary marketing. Itu masih setumpuk tugas kuliah, belum ditambah dengan tugas-tugas di kantor:( Sedih dan cukup pusing apabila mengingat itu semuanya. Setumpuk tugas kuliahku membuatku lebih dapat memahami mahasiswaku yang mungkin menghadapi hal yang sama denganku:D. Namun semalaman berpikir mengenai setumpuk tugas tersebut, aku mendapat semacam 'insight' mengenai hal-hal yang boleh aku alami, intinya adalah syukurilah semua hal tersebut, dan itu membuatku merasa lebih baik. Kenapa rasa syukur bisa membuatku lebih baik? Ini adalah argumentasinya...

1. Bersyukur karena tugas-tugas yang banyak itu boleh mengingatkan diriku bahwa aku saat ini boleh mengambil kuliah S2. Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk studi lanjut, apalagi di universitas yang cukup ternama di Surabaya ini. Positifnya adalah tumpukan-tumpukan tugas itu adalah untuk melatih diriku berpikir semakin tajam, melatih daya tahanku dalam berjuang:D.

2. Tumpukan tugas-tugas tersebut mengingatkanku bahwa aku masih diberi kemampuan finansial yang cukup untuk menempuh pendidikan S2ku. Mengingatkanku juga aku bahwa aku masih diberi tubuh yang lengkap dan otak yang baik untuk aku bisa berpikir dan aku diberi kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugasku. Ketika aku telah diberikan 'alat' dan kemampuan oleh Tuhan, masakkah aku tidak mampu menyelesaikan 'pertandinganku' ini dengan baik?:D

3. Setumpuk tugas dan tanggung jawab yang aku terima ini semakin membuatku bergantung kepada Tuhan. Aku semakin menyadari bahwa aku tak akan mampu menyelesaikan semuanya ini tanpa campur tangan Tuhan. Terlalu banyak 'kebetulan-kebetulan' (yang sesungguhnya aku percaya itu bukan kebetulan) yang menyertai hari-hariku, misalnya saja adalah kuliahku libur pada hari Rabu, sehingga aku masih punya cukup banyak waktu untuk menyelesaikan tugasku untuk hari Kamisnya (walaupun saat itu baru pulang pukul 00.30 pagi), bayangkan saja jika hari Rabunya tidak libur, tidak tahu deh bagaimana nasib tugasku. 'Kebetulan' lainnya adalah aku bisa mengambil cuti hari Selasa, sehingga aku bisa bimbingan proposal tesisku dan bisa menyelesaikan presentasi tugas kelompok untuk dipresentasikan pada malam harinya (Jika ada mahasiswaku yang membaca, tolong jangan meniru bagian mengerjakan tugas yang mepet-mepet ya kalau tidak terpaksa:D). Intinya tumpukan tugas dan tanggung jawab ini membuatku semakin dekat pada Tuhan dan semakin melihat penyertaanNya yang luar biasa.

4. Tanggung jawab yang aku terima di kantor membuatku bersyukur karena itu berarti aku masih diberi kepercayaan untuk terlibat dalam kepanitiaan, aku dianggap mampu untuk menyelesaikan tanggung jawab tersebut.

Nah, ketika aku boleh memikirkan hal tersebut satu persatu, dan aku mensyukuri semuanya itu, dan bersyukur untuk semua yang boleh aku alami, semuanya membuatku merasa lebih baik. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa kelapa ini tetap pusing mengatur waktu dan memikirkan semuanya itu, TAPI SETIDAKNYA RASA SYUKUR MEMBUATKU DAPAT MENJALANINYA DENGAN SUKACITA:). Di bawah ini adalah cuplikan video yang membuatku lebih bersemangat untuk mengakhiri tugas dan tanggung jawabku dengan baik, aku tahu bahwa mungkin tidak semuanya yang kulakukan bisa menghasilkan sesuatu yang sempurna, namun aku ingin ketika ada tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepadaku, aku ingin mengakhiri dan menyelesaikannya dengan baik.
"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia" (Kolose 3:23)


1 comment: