Friday, July 2, 2010

Aku malu jika aku tidak dapat bersyukur

Setelah sekian lama akhirnya aku menyempat-nyempatkan untuk menulis:) Terima kasih kepada salah satu dosenku yang boleh memberi inspirasi, karena dari perkataan beliau timbul semangatku untuk menulis lagi. Beliau berkata kita tidak tahu bilamana tulisan/perkataan/perbuatan kita boleh jadi berkat untuk orang lain. Terima kasih juga untuk teman kantor yang setia membaca tulisanku ini dan menagih tulisanku yang tak kunjung terbit, hehehe...:)

Pada tanggal 20 Juni yang lalu, pemuda dan remaja gerejaku berkunjung ke sebuah panti asuhan di daerah Kembang Kuning, nama Pantinya adalah Agape. Di sana ada sekitar 60 anak dan 7 orang pengurus. Kalau secara lokasi sih, menurutku agak mengenaskan bahwa sebuah panti asuhan terletak di daerah kuburan. Aku memang tidak masuk sampai benar-benar ke dalam ruangan-ruangannya, namun tempat yang kami gunakan untuk ibadah sih cukup kecil, dan ada beberapa yang tidur di sana karena kamarnya yang tidak mencukupi.

Senang bisa ke sana dan berbagi dengan teman-teman di sana, sayangnya tidak banyak anak pemuda dan remaja yang bisa ikut ke sana.Bagiku ke panti bukan hanya masalah kita 'menyumbang' atau membagikan barang-barang kepada anak-anak di sana, namun bagaimana justru aku bisa belajar banyak hal dari hidup mereka:) Dari yang aku tahu, terkadang ke panti sering sekali kita jadikan ajang 'membuang' baju-baju bekas kita. Tidak salah sih memang, apalagi kalau baju itu memang tidak cukup lagi untuk kita pakai dan masih layak pakai, daripada dibuang kan. Namun alangkah baiknya lagi jika kita tidak hanya sekedar berpikir kunjungan ke panti asuhan hanya cukup dengan memberi uang atau barang kepada mereka, lebih dari itu banyak hal yang dapat kita pelajari dari mereka yang tinggal di sana, apakah itu???

1. Mereka mungkin adalah anak-anak yang telah 'dibuang' oleh orang tua mereka, entah karena alasan biaya ataupun alasan hamil di luar nikah, namun yang pasti mereka tidak memiliki keluarga. Namun, mereka masih bisa tersenyum lho, bernyanyi memuji Tuhan, bersekolah, dan menjalankan aktivitas mereka sehari-hari. Kalau mau kita refleksikan dengan kehidupan ini, seberapa banyak sih kita lihat atau kita dengar banyak orang yang bunuh diri karena putus pacar, bangkrut (padahal masih punya uang milyaran...><), depresi karena masalah keluarga, dan mungkin masih banyak alasan yang lain. Be realistic....ketika kita boleh melihat hidup kita, dan kita sering mengeluh tentangnya, sudahkan kita melihat fakta-fakta yang ada di luar sana, berapa banyak orang yang hidupnya tak tahu harus makan apa, apakah hari ini dapat makan atau tidak, dimana harus tinggal, bahkan mungkin bermalam di jalanan, dan banyak fakta-fakta yang menurutku ketika kita boleh hidup, semuanya ini hanya karena anugrahNya. Di luar sana banyak orang-orang yang tidak memiliki apa-apa, orang-orang yang cacat tubuhnya namun mereka dapat mensyukuri hidup mereka dan mereka dapat mensyukuri hidupnya, bagaimana dengan kita???

2. Belajar untuk berbagi dan peduli sesama. Di sana mereka saling peduli satu sama lainnya. salah satu contohnya terlihat di foto yang ada di bawah ini.



Anak gadis ini menjaga adik kecil yang tinggal di sana, padahal bukan saudara. Aku melihat walaupun ada perkelahian gara-gara berebut mainan, perang mulut, tapi mereka masih bisa saling memperhatikan satu sama lain. Mereka bertumbuh bersama di sana, dan belajar menjadi seperti saudara yang saling peduli dan memperhatikan. Bagaimana dengan kita???ketika kita hidup dalam keluarga ataupun dalam lingkungan kehidupan kita sehari-hari dengan orang terdekat kita, seberapa sering kita mengeluh, berselisih dan pada akhirnya membenci mereka??? belajarlah dari kehidupan mereka, para pengurus panti yang mau mengabdikan hidupnya untuk merawat anak-anak ini padahal ini bukan saudara-saudara ataupun anak mereka. Belajarlah untuk mengasihi dengan tulus walaupun kita tidak memiliki hubungan darah atau mempunyai hubungan secara khusus dengan orang-orang tersebut. Belajarlah mengasihi walaupun mungkin kita merasa tidak dikasihi. Mereka dapat saja tumbuh dengan rasa benci karena merasa orang tua mereka tidak mengingini kehadiran mereka, namun mereka tetap dapat tumbuh di sana dan belajar mengasihi karena mereka diajar juga sekalipun seluruh dunia membenci kita ada Yesus yang mengasihi dan mau mati bagi kita. Demikian juga dengan kita, ketika kita merasa orang tua tidak sayang sama kita, tidak ada yang peduli dengan kita, jangan langsung berpikir ingin bunuh diri, tapi ingatlah ada pribadi yang begitu mencintai kita dan bersedia memberikan nyawanya untuk menggantikan kita.

3. Belajarlah untuk menerima kenyataan dalam hidup ini, jalani sebaik-baiknya dan tetap bersukacita. Aku membayangkan jika aku ada dalam posisi mereka, mungkin aku akan menyerah menghadapi hidup ini, tetapi mereka berbeda. Mereka masih bisa tersenyum dan menjalani hidup ini seperti tidak ada apa-apa. Mereka bersekolah dan bahkan ada yang sudah lulus jadi sarjana. Seberapa banyak dari kita yang mampu untuk bersekolah, namun kita malas-malasan?Mereka berjuang mati-matian untuk dapat sekolah karena terbentur masalah biaya.



Ketika kita sudah dianugrahi oleh Tuhan kehidupan, biarlah kita boleh belajar mensyukuri semuanya itu, menjalani hidup ini dengan memberikan yang terbaik. Nick Fujicic, walaupun ia dilahirkan cacat, ia mensyukuri hal itu dan tetap melakukan yang terbaik dalam hidupnya dan menjadi berkat dengan memotivasi orang-orang lain. Hee Ah Lee, ia juga dilahirkan dengan cacat, namun ia mau berusaha mati-matian mengembangkan talenta bermain pianonya dan mempersembahkan hidup yang terbaik. Pertanyaannya lagi-lagi adalah bagaimana dengan kita??? sudahkah kita belajar sebaik-baiknya, bekerja dengan sepenuh hati dan segenap kekuatan yang ada???ataukah teknologi seperti smartphone, situs jaringan sosial begitu mengambil tempat dalam hidup kita sehingga kita melalaikan semuanya itu? Meri kita boleh belajar untuk melakukan apa jadi jadi panggilan hidup kita dan menjalaninya dengan sebaik-baiknya dan tetap dengan penuh sukacita.

Pada intinya adalah aku benar-benar belajar untuk bersyukur dan belajar tetap menghadapi dunia ini dengan penuh senyuman dan sukacita seperti aku melihat anak-anak ini bertahan dalam kehidupan mereka, mensyukuri kehidupan mereka, dan masih bisa menunjukkan kasih dan senyum yang tulus:) Masak sih diriku yang memiliki keluarga, pekerjaan, mampu bersekolah, teman-teman yang luar biasa harus mengeluh karena masalah yang sepele?aku akan sangat malu dengan mereka:) Akhir kata, bersyukur dan bersukacitalah senantiasa...Jangan pernah menyerah...Bersama Tuhan aku pasti bisa:)


No comments:

Post a Comment