Saturday, December 4, 2010

Be The 'Last'

Hari ini hari Sabtu, 4 Desember 2010 Pdt Yung Tik Yuk berkotbah di gerejaku... Apa yang disampaikannya sangat melekat di hatiku untuk menyambut hari natal yang semakin mendekat, intinya adalah mengenai KERENDAHAN HATI. Kotbah beliau diambil dari Matius 20:1-16, dimana perikop ini bercerita tentang pekerja di kebun anggur.
Perikop ini tidak dapat dilepaskan dari dua peristiwa yang telah dipaparkan di ayat-ayat yang sebelumnya, yaitu mengenai seorang muda yang kaya dan upah mengikut Yesus. Yang menarik dari kisah orang muda yang kaya adalah perkataan Tuhan Yesus mengenai lebih muda seekor unta masuk ke dalam lubang jarum dibandingkan seorang kaya untuk masuk kerajaan sorga. Pemaparan Pak Yung mengenai hal ini sangat menarik. Beberapa penafsir alkitab mengatakan lubang jarum adalah pintu yang sangat kecil yang susah sekali untuk dimasuki oleh seekor unta. Apabila benar lubang jarum yang dimaksud adalah pintu yang sangat kecil, maka masih memungkinkan bagi unta untuk masuk ke dalam lubang jarum tersebut walaupun susah. Padahal perikop ini ingin menceritakan bahwa keselamatan hanya mungkin didapatkan di dalam Yesus. Yesus memang suka pernyataan-pernyataan yang terkesan hiperbolik, seperti iman seperti biji sesawi, selumbar di mata saudaramu, maka sangat dimungkinkan bahwa pada perikop seorang muda yang kaya ini lubang jarum yang dimaksud adalah benar-benar lubang jarum dan unta yang dimaksud adalah binatang unta. Maka dari itu di akhir perikop tersebut, yaitu di Matius 19:26 dituliskan bahwa "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin"

Kalau pada cerita seorang muda yang kaya tersebut diceritakan bahwa orang muda tersebut lebih 'sayang' pada hartanya dan tidak jadi mengikut Yesus, maka pada perikop upah mengikut Yesus diceritakan bahwa Petrus telah meninggalkan segala-galanya dan mengikut Yesus, dan Petrus menanyakan apakah yang akan diterima olehnya? Petrus merasa bahwa dirinya lebih dari seorang muda yang kaya tersebut, pemuda itu tidak bisa meninggalkan hartanya dan mengikut Tuhan, tapi Petrus telah meninggalkan segala-galanya untuk mengikut Tuhan dan dia merasa berhak untuk meminta sesuatu atas apa yang telah ia lakukan itu.

Kedua kisah tersebut boleh mengingatkan kita bahwa terkadang kita berpikir bahwa kekayaan, kesalehan dan segala apa yang telah kita lakukan dapat 'membeli' kerajaan sorga, namun ternyata TIDAK. Bahwa keselamatan itu hanyalah ANUGERAH yang kita dapatkan dari Tuhan, dan kita tidak dapat 'menyogok' Tuhan dengan segala macam kekayaan dan segala sesuatu yang kita lakukan demi Tuhan.

Lalu pertanyaannya adalah 'Apakah hubungannya kedua kisah ini dengan kisah pekerja di kebun anggur?' Pada kisah pekerja di kebun anggur diceritakan bahwa sang tuan yang mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Tuan ini pergi beberapa kali untuk mencari pekerja-pekerja tersebut. Hal yang cukup menarik dari perikop ini adalah bahwa sebenarnya tuan ini tidak benar-benar sedang membutuhkan pekerja, Tuan tersebut hanya sedang berbaik hati dan ingin membantu orang lain yang tidak memiliki pekerjaan. Kalau seorang tuan tahu ia membutuhkan pekerja untuk memanen kebun anggurnya, maka ia tidak akan mencarinya pada pagi-pagi di hari itu, tentunya ia akan mencari pekerja itu pada hari-hari sebelumnya. Sekarang mari kita melihat pekerja-pekerja yang didapatkan tuan tersebut pada pagi-pagi benar (pekerja yang didapatkan pada kloter yang pertama)
  • Pekerja pada kloter pertama ini seharusnya bersyukur, karena mereka memiliki pekerjaan untuk dikerjakan seharian itu, padahal mungkin sudah beberapa hari mereka menjadi pengagguran dan tidak mendapatkan penghasilan. Namun mereka jadi bersungut-sungut ketika ada pekerja-pekerja kloter berikutnya yang bekerja dengan waktu yang lebih pendek namun mendapatkan upah yang sama yaitu 1 dinar. Kisah ini mengingatkan bahwa seringkali kita bersungut-sungut dengan orang lain yang kita merasa bahwa kehidupan mereka lebih baik dari kita. Keluarga mereka lebih bahagia, orang lain lebih cantik/tampan, lebih kaya, mengapa saya menderita???
  • Pekerja pada kloter yang pertama ini menjadi bersungut-sungut karena melihat pekerja yang baru bekerja 1 jam mendapatkan 1 dinar, tentunya pekerja pada kloter pertama ini berharap ia bisa mendapatkan beberapa dinar yang lebih banyak. Kalau 1 jam dapat 1 dinar, tentunya pekerja pada kloter yang pertama ini bisa mendapatkan kurang lebih 11 dinar kalau ia bekerja 11 jam. TETAPI pekerja pada kloter pertama ini hanya menerima 1 dinar SESUAI apa yang dijanjikan tuannya.
Sekarang bagaimana dengan pekerja pada kloter yang terakhir? Pekerja pada kloter yang terakhir didapatkan oleh tuannya kurang lebih pukul lima sore. Pekerja yang didapatkan pada kloter terakhir ini nasibnya mungkin cukup menyedihkan. Sudah jam lima sore, tetapi ia tetap saja menganggur, belum mendapatkan penghasilan untuk hari itu. Hanya tinggal satu jam saja, tentunya tidak mudah untuk mendapatkan penghasilan dan pekerjaan dalam kurun waktu satu jam (asumsi: orang-orang sudah kembali ke rumahnya pukul enam sore). Kalau orang tersebut pulang, maka ia pulang tidak membawa apa-apa, mungkin saja keluarganya tidak akan makan apa-apa juga. Pekerja pada kloter yang terakhir ini tentu sangat bersyukur sekali ketika pemilik kebun anggur ini memintanya bekerja di kebun anggurnya, setidaknya ia bisa membawa sesuatu untuk keluarganya. Pekerja pada kloter yang terakhir ini tentu tidak akan menyangka bahwa ia akan mendapat upah 1 dinar. Padahal pekerjaannya tidak membutuhkan keahlian khusus, dan ia hanya bekerja 1 jam, mungkin sudah tidak banyak anggur yang perlu dipetik olehnya. Bayangkan betapa bersyukurnya pekerja pada kloter yang terakhir ini.

Kalimat yang digunakan untuk menutup perikop pekerja di kebun anggur ini hampir serupa dengan perikop upah mengikut Yesus, hanya saja ada beberapa kalimat yang terbalik.
Pada Matius 19:30 dikatakan bahwa "Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu"
Pada Matius 20:16 dikatakan bahwa "Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir"

Pada kisah Petrus, Petrus merasa dia cukup layak untuk menjadi yang terdahulu dan merasa layak untuk meminta upah kepada Tuhan. Namun Tuhan ingin mengingatkan bahwa ia menginginkan kita seperti pekerja pada kloter yang terakhir, yang benar-benar merasa bersyukur dan tidak menyangka akan anugerah yang diterimanya. Jangan sampai kita menjadi seperti pekerja pada koter yang pertama yang merasa sudah bekerja seharian namun akhirnya bersungut-sungut. Itulah sebabnya judul artikel ini adalah Be The 'Last', bukan berarti kita harus berada di posisi terakhir dalam segala hal, tapi biarlah artikel ini boleh mengingatkan kita untuk tetap rendah hati boleh menjadi seperti pekerja yang terakhir yang penuh dengan ucapan syukur:)
Marilah kita sambut natal dengan semangat natal yang penuh dengan kerendahan hati^^

No comments:

Post a Comment