Wednesday, July 31, 2013

THE BIGGEST ENEMY IS YOURSELF


Seiring bertambahnya usia, semakin banyak pengalaman yang saya dapatkan dan sampailah saya pada satu kesimpulan yang saya tuliskan di judul artikel blog ini. Sesungguhnya musuh terbesar yang kita miliki adalah diri kita sendiri.

Dulu... saya adalah orang yang sangat introvert, tidak suka ketika saya harus bertemu dengan orang-orang baru, tidak suka difoto dan tidak suka melakukan hal-hal baru yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Namun entah sejak kapan, saya pun tidak menyadarinya, tahun demi tahun ternyata saya berubah (ke arah yang positif tentunya:D). Saat ini, saya menyukai ketika saya boleh menemui dan berkenalan dengan orang-orang baru, mendengarkan cerita mereka dan belajar dari pengalaman mereka. Entah sejak kapan pula, saat ini saya jadi lebih percaya diri ketika difoto dan bahkan jadi sedikit narsis ketika berhadapan dengan yang namanya kamera ^^ Dulunya lagi...saya tidak suka makan sayur, tidak suka untuk berjalan-jalan keluar kota apalagi ke luar negeri karena saya biasanya mabuk perjalanan >< Namun kini saya belajar mencoba hidup lebih sehat dengan memakan sayur dan buah dan juga mengurangi daging-dagingan dan jerohan yang sangat saya sukai.

Ketika saya mencoba untuk merenungkan semuanya ini, sampailah saya kepada sebuah titik bahwa sebenarnya musuh terbesar yang menghalangi kita untuk berubah adalah diri kita sendiri. Kita dapat 'memaksa' diri kita untuk berubah. Sebuah artikel yang saya baca dari Fast Company mengatakan apabila suatu hal kita lakukan terus menerus, maka kuantitas dari hal yang kita lakukan akan meningkatkan kualitas dari hal yang kita lakukan. Kuncinya benar-benar terletak pada diri kita masing-masing. Apakah kita mau mengalahkan rasa takut kita, apakah kita mau mengalahkan ego kita dan apakah kita mau konsisten melakukannya secara terus menerus.

Contoh sederhana yang saya alami sendiri yang menunjukkan bahwa musuh terbesar saya adalah diri sendiri adalah sebagai berikut:
Selama bulan puasa ini, saya memutuskan untuk tidak makan daging-dagingan di hari Senin hingga Jumat. Namun baru memasuki hari pertama saja, saya sudah 'dikalahkan' dengan rombong pentol yang lewat di depan ruko tempat saya bekerja. Pentol bukanlah makanan yang "wah" atau eksklusif sekali bukan? Namun dengan mudahnya saya lupa dengan komitmen saya bahwa saya tidak mau makan daging-dagingan di hari Senin hingga Jumat dan memutuskan untuk membeli pentol tersebut dan berpikir bahwa toh hanya pentol, dan hanya sedikit tentunya tidak akan terlalu berdampak ke kesehatan bukan? Well, selalu ada alasan bagi kita untuk membenarkan diri bukan? Intinya sebenarnya kontrol itu ada di diri kita sendiri dan bukan lingkungan kita. Yang salah tentunya bukan Bapak penjual pentol yang lewat di depan ruko bukan?

Cerita lain lagi adalah seputar kisah saya yang tidak suka untuk difoto dan tampil di depan umum. Saya masih mengingat ketika SD dan ulangan bahasa Indonesia saya mengharuskan saya untuk membaca berita di depan kelas. Saya mampu untuk membaca berita tersebut dengan sangat baik, namun saya tidak dapat menutupi bahwa kaki dan tangan saya benar-benar gemetar ketika saya maju di depan. Saya tidak tahu mengapa saya tidak suka difoto? Mungkin saya tidak cukup percaya diri untuk melihat diri saya di foto alias minder. Beruntungnya sih setelah belajar, akhirnya gambar diri saya dipulihkan dan akhirnya jadi sedikit narsis deh sekarang:) Mengingat kaki dan tangan saya yang gemetar ketika maju ke depan, saya tidak pernah menyangka bahwa saya dapat mengikuti beberapa lomba yang mengharuskan saya maju ke depan umum untuk membawakan presentasi. Bisa saja saya menolaknya, dan saya berkata, saya PASTI TIDAK BISA. Namun beruntungnya saya bahwa hal itu tidak saya lakukan. Beberapa kali maju di depan umum lambat laun membuat saya terbiasa bahkan saat ini saya merupakan seorang pengajar yang harus tampil di depan mahasiswa-mahasiswa saya. Intinya musuh terbesar yang kita miliki adalah ketakutan di dalam diri kita sendiri. Kita mungkin malu dan merasa takut mendengar opini dari orang-orang.

Apabila saat ini Anda mengalami hal-hal yang sama dengan apa yang saya alami dulu, takut untuk maju di depan umum, takut berjualan, takut menjalin relasi, takut untuk mengajukan pertanyaan karena takut dianggap sebagai orang bodoh, maka hal yang ingin saya bagikan adalah bahwa Anda harus MAU MENGALAHKAN ketakutan Anda. Hal yang membantu saya untuk berubah adalah saya mengatakan kepada diri saya bahwa saya MAU UNTUK MENJADI PRIBADI YANG LEBIH BAIK. Ada sebuah pepatah yang mengatakan "TRY FAST, FAIL FAST, LEARN FAST"...Kalau Anda sudah mencobanya, dan ternyata hasilnya kurang baik, maka Anda bisa menyebutnya saya bukan gagal, namun saya sedang belajar sesuatu hal yang baru. Ketika orang-orang mulai mengkritik Anda, maka anggaplah hal tersebut sebagai batu pijakan untuk melangkah lebih tinggi lagi. Anda tentunya harus memfilter kritikan-kritikan atau saran yang diberikan kepada Anda. Belum tentu juga orang yang mengkritik tersebut mampu melakukan lebih baik dari Anda.  Jadi apakah musuh terbesarkah Anda?Maukah Anda mengalahkannya?


Tuesday, July 23, 2013

Segala Sesuatu Ada Hikmahnya :)


Hari ini, 20 Juli 2013 BB saya resmi hilang, setelah dulunya beberapa kali jatuh di jalan namun berhasil ditemukan kembali. Jadi begini kronologisnya. Saya pergi untuk fotocopy, dan selesai fotocopy saya mengendari mobil untuk menyusul teman-teman saya yang rapat di G-Walk. Nah dalam perjalanan saya mencoba mencari BB saya, namun tidak dapat saya temukan di manapun. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke tempat fotocopy tersebut dan mencoba mencarinya. Saya tanyakan kepada tukang fotocopy apakah ada HP yang tertinggal, ternyata tidak ada. Saya mencoba mencari di jalan, tempat saya parkir dan seorang tukang parkir dan tukang becak mengatakan bahwa ada seorang wanita yang menemukannya dan membawanya :((

Saya sangat percaya bahwa selalu ada hikmah di balik segala sesuatu yang terjadi (katakanlah positive thinking :D). Misalnya saja dengan hilangnya BB ini, akhirnya saya kembali menulis di priscachristina.com. Kalau tidak ada kejadian hilangnya BB ini tentu blog ini akan terlantar selama beberapa waktu ke depan. Hikmah yang lain adalah saya jadi merefleksikan apa yang sudah terjadi. Berikut beberapa hikmah/perenungan yang saya dapat:

1. Ini bukan pertama kalinya handphone saya hilang, bahkan ini sudah ketiga kalinya handphone saya hilang. Yang pertama dan kedua hilang di kantor karena saya geletakkan begitu saja di meja dan yang kali ini karena jatuh di jalan. Pepatah mengatakan seekor keledai tidak akan jatuh ke dalam lubang yang sama dua kali. Namun kejadian hilangnya HP ini jadi menyadarkan bahwa saya 'lebih parah' dari keledai karena tidak menjaga HP saya baik-baik. Semoga tidak ada kejadian hilangnya HP yang ke empat kalinya X_X

2. Siang harinya, saya sudah sempat mengirimkan beberapa kontak di BB saya ke BB kantor :D Saya sih tetap merasa 'sedikit beruntung' karena sudah sempat mengirimkan kontak-kontak ini ke BB kantor. Kalau misalnya belum saya send siang ini, malah tidak ada kontak yang terback up di BB kantor

3.Sebelum BB ini hilang, saya sudah membeli Samsung notes tepatnya seminggu yang lalu. Tidak tahu kenapa, ada sebagian diri yang masih merasakan diri ini beruntung karena sudah membeli notes ini minggu lalu, sehingga saya masih bisa 'eksis' dan mempunyai beberapa kontak di whatsapp dan line :D


Well, sedih tentunya kehilangan BB, apalagi BB ini masih tergolong agak baru :(( namun seorang teman mengatakan 'direlakan saja, mungkin Ibu tersebut lebih membutuhkan'. Jadi, daripada bersedih memikirkan BB yang hilang dan tidak mungkin kembali, lebih baik berpikir optimis dan lebih berhati-hati dan menjaga baik-baik barang-barang yang kumiliki ^^

God bless you