Tuesday, December 7, 2010

Olimpiade Sekolah Minggu (1st edition)


Hari ini tanggal 7 Desember 2010, diadakanlah olimpiade sekolah minggu yang pertama kalinya di Gereja Isa Almasih Surabaya. Diharapkan acara ini boleh jadi agenda rutin dari sie sekolah minggu Gereja Isa Almasih Surabaya:) Piala-piala sudah terpajang di depan supaya anak-anak semakin antusia mengikuti lomba-lomba tersebut. Di akhir artikel ini pun kalian akan dapat melihat juga betapa antusiasnya para guru-guru untuk foto bersama piala-piala ini, termasuk diriku:) Selamat menikmati liputan kali ini...

Acara olimpiade sekolah minggu ini seharusnya dimulai pukul 08.00, namun karena ada beberapa hal, acara ini mulainya sedikit terlambat. Para peserta yang terdiri dari anak-anak sekolah minggu berbagai cabang, mulai dari yang balita sampai yang kelas enam SD ikut meramaikan olimpiade sekolah minggu ini...Lihat saja betapa antusianya mereka, ada yang masih belajar lho sebelum mengikuti lomba cerdas cermat (yang itu anak-anak dari sekolah minggu Darmo^^). Ada beberapa perlombaan yang diadakan, yaitu:
  • Lomba menyanyi, yang terbagi menjadi kategori kelas besar dan kelas kecil. Peserta yang terkecil yang berani tampil maju ke depan, walaupun harus didampingi oleh gurunya hanya berusia 3 tahun lho... (standing applause untuk keberaniannya^^) Berikut beberapa foto yang kuambil untuk lomba menyanyi dari kamera HP. (maaf kalau yang kuambil pas anak Darmo ya:( Tidak bermaksud untuk pilih kasih, namun karena yang lain ada di kamera dan tidak kupindahkan di komputer, jadi hanya foto-foto yang dari kamera HP yang bisa kumuat di sini)


  • Lomba mewarnai yang diikuti oleh kelas balita. Lomba ini diikuti lebih dari 20 peserta:) Waktu aku tiba di tempat kejadian:) ternyata hanya ada dua peserta yang masih dengan semangat 45 mewarnai gambarnya dan berikut adalah gambar kedua peserta yang beruntung kofoto dan kumasukkan di blog ini^^
  • Lomba bercerita tokoh alkitab. Lomba ini diikuti oleh anak-anak kelas 1 dan 2 SD. Pada lomba ini setiap peserta diminta untuk menceritakan salah satu tokoh alkitab yang telah ditentukan. Mereka boleh menggunakan alat peraga untuk membantu mereka bercerita. Sungguh terharu melihat anak-anak kecil ini begitu berani mencoba untuk bercerita dengan segala kemampuan mereka. Dan cukup salut juga dengan mereka yang mampu menghafalkan cerita-cerita tersebut sedemikian detailnya. Beberapa tokoh yang diceritakan adalah Daud dan Goliat, Zakheus, Kain dan Habel, Nuh dan bahteranya. Berikut adalah salah satu foto peserta yang sempat kuambil dengan kameraku:) Ini adalah Nathan dari cabang Tengger
  • Lomba berikutnya adalah lomba membaca alkitab. Kalau kalian pikir ini mudah dilakukan, maka kalian salah. Peserta lomba ini adalah murid-murid sekolah minggu kelas 3 dan 4 SD. Mereka harus membaca perikop yang telah ditentukan, di antaranya kisah Petrus berjalan di atas air, kisah Petrus menyangkali Tuhan Yesus, dan beberapa kisah lainnya:) Untuk yang ini aku tidak memiliki gambarnya, karena aku harus standby di lomba bercerita tokoh alkitab.
  • Selain menyanyi, bercerita tokoh alkitab dan membaca alkitab, ada lomba yang tak kalah serunya yaitu lomba cerdas cermat. Wah, hatiku sangat deg-degan melihat mereka cepet-cepetan memencet bel:) Wajah anak-anakku juga tampak tegang sekali menantikan setiap pertanyaan dari juri^^ Kisah yang cukup lucu dari bagian cerdas cermat ini adalah ketika ada pertanyaan apa bunyi hukum yang kesepuluh dari 10 perintah Allah? Anak-anakku dari Darmo memencet bel...dan menjawab..."Jangan mengingini rumah sesamamu" ^^jawaban yang sangat polos ya, hehehe...spontan diriku tertawa mendengarnya, karena jawaban yang seharusnya sih jangan mengingini milik sesamamu:) Tapi dewan juri mengijinkan jawaban tersebut. Ketika kuselidiki kenapa jawaban itu terlontar, ternyata anak ku yang bernama Patrick membacanya di komik alkitab^^
Banyak hal yang bisa kupelajari dari Olimpiade sekolah minggu ini...Aku cukup merasa senang dan bahagia boleh berkecimpung di dunia sekolah minggu ini. Seringkali dunia anak-anak adalah dunia yang diremehkan, namun merekalah generasi penerus kita, kalau kita bisa mendidik mereka dan menanamkan konsep pendidikan dan konsep kebenaran sedari kecil akan sangat baik bagi perkembangan mereka selanjutnya bukan? Hal yang membuatku salut dan aku banyak belajar dari anak-anak ini adalah keberanian mereka dan kemauan mereka menyediakan waktu berlatih dan mengikuti olimpiade ini:) Beberapa anak memang sangat minim penampilannya, namun aku harus mengangkat jempol untuk keberanian mereka mau mengikuti lomba ini, dan aku yakin pasti mereka sudah berusaha sebaik mungkin, berlatih setiap minggunya di sekolah minggu mereka:) Salut juga buat guru-guru yang sudah melatih mereka, karena aku tahu pasti ada beberapa cabang yang jumlah gurunya terbatas dan harus melatih semua anak-anak mereka yang mengikuti lomba...Di tengah-tengah kebuntuan menulis tesisku, anak-anak ini mengajarkanku untuk tidak boleh menyerah...Aku akan sama seperti mereka berusaha untuk berani dan mempersembahkan yang terbaik yang bisa kulakukan. At the end I just want to say "I'm so happy and proud to being in this sunday school, work with all of you, and see all those children growing up and they love us^^"

Jangan pernah remehkan anak kecil, firman Tuhan berkata:
Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang seperti itulah yang empunya kerajaan sorga (Matius 19:14)

Oh iya, ini bagian terakhir yang kujanjikan kepada kalian yaitu tentang para gurunya yang gila foto bersama piala^^ termasuk diriku, hehehe...



Kalau mereka membawa piala cuma 1, aku mau membawa semuanya ^^ (serakah mode on, hehehe)

Saturday, December 4, 2010

Be The 'Last'

Hari ini hari Sabtu, 4 Desember 2010 Pdt Yung Tik Yuk berkotbah di gerejaku... Apa yang disampaikannya sangat melekat di hatiku untuk menyambut hari natal yang semakin mendekat, intinya adalah mengenai KERENDAHAN HATI. Kotbah beliau diambil dari Matius 20:1-16, dimana perikop ini bercerita tentang pekerja di kebun anggur.
Perikop ini tidak dapat dilepaskan dari dua peristiwa yang telah dipaparkan di ayat-ayat yang sebelumnya, yaitu mengenai seorang muda yang kaya dan upah mengikut Yesus. Yang menarik dari kisah orang muda yang kaya adalah perkataan Tuhan Yesus mengenai lebih muda seekor unta masuk ke dalam lubang jarum dibandingkan seorang kaya untuk masuk kerajaan sorga. Pemaparan Pak Yung mengenai hal ini sangat menarik. Beberapa penafsir alkitab mengatakan lubang jarum adalah pintu yang sangat kecil yang susah sekali untuk dimasuki oleh seekor unta. Apabila benar lubang jarum yang dimaksud adalah pintu yang sangat kecil, maka masih memungkinkan bagi unta untuk masuk ke dalam lubang jarum tersebut walaupun susah. Padahal perikop ini ingin menceritakan bahwa keselamatan hanya mungkin didapatkan di dalam Yesus. Yesus memang suka pernyataan-pernyataan yang terkesan hiperbolik, seperti iman seperti biji sesawi, selumbar di mata saudaramu, maka sangat dimungkinkan bahwa pada perikop seorang muda yang kaya ini lubang jarum yang dimaksud adalah benar-benar lubang jarum dan unta yang dimaksud adalah binatang unta. Maka dari itu di akhir perikop tersebut, yaitu di Matius 19:26 dituliskan bahwa "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin"

Kalau pada cerita seorang muda yang kaya tersebut diceritakan bahwa orang muda tersebut lebih 'sayang' pada hartanya dan tidak jadi mengikut Yesus, maka pada perikop upah mengikut Yesus diceritakan bahwa Petrus telah meninggalkan segala-galanya dan mengikut Yesus, dan Petrus menanyakan apakah yang akan diterima olehnya? Petrus merasa bahwa dirinya lebih dari seorang muda yang kaya tersebut, pemuda itu tidak bisa meninggalkan hartanya dan mengikut Tuhan, tapi Petrus telah meninggalkan segala-galanya untuk mengikut Tuhan dan dia merasa berhak untuk meminta sesuatu atas apa yang telah ia lakukan itu.

Kedua kisah tersebut boleh mengingatkan kita bahwa terkadang kita berpikir bahwa kekayaan, kesalehan dan segala apa yang telah kita lakukan dapat 'membeli' kerajaan sorga, namun ternyata TIDAK. Bahwa keselamatan itu hanyalah ANUGERAH yang kita dapatkan dari Tuhan, dan kita tidak dapat 'menyogok' Tuhan dengan segala macam kekayaan dan segala sesuatu yang kita lakukan demi Tuhan.

Lalu pertanyaannya adalah 'Apakah hubungannya kedua kisah ini dengan kisah pekerja di kebun anggur?' Pada kisah pekerja di kebun anggur diceritakan bahwa sang tuan yang mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Tuan ini pergi beberapa kali untuk mencari pekerja-pekerja tersebut. Hal yang cukup menarik dari perikop ini adalah bahwa sebenarnya tuan ini tidak benar-benar sedang membutuhkan pekerja, Tuan tersebut hanya sedang berbaik hati dan ingin membantu orang lain yang tidak memiliki pekerjaan. Kalau seorang tuan tahu ia membutuhkan pekerja untuk memanen kebun anggurnya, maka ia tidak akan mencarinya pada pagi-pagi di hari itu, tentunya ia akan mencari pekerja itu pada hari-hari sebelumnya. Sekarang mari kita melihat pekerja-pekerja yang didapatkan tuan tersebut pada pagi-pagi benar (pekerja yang didapatkan pada kloter yang pertama)
  • Pekerja pada kloter pertama ini seharusnya bersyukur, karena mereka memiliki pekerjaan untuk dikerjakan seharian itu, padahal mungkin sudah beberapa hari mereka menjadi pengagguran dan tidak mendapatkan penghasilan. Namun mereka jadi bersungut-sungut ketika ada pekerja-pekerja kloter berikutnya yang bekerja dengan waktu yang lebih pendek namun mendapatkan upah yang sama yaitu 1 dinar. Kisah ini mengingatkan bahwa seringkali kita bersungut-sungut dengan orang lain yang kita merasa bahwa kehidupan mereka lebih baik dari kita. Keluarga mereka lebih bahagia, orang lain lebih cantik/tampan, lebih kaya, mengapa saya menderita???
  • Pekerja pada kloter yang pertama ini menjadi bersungut-sungut karena melihat pekerja yang baru bekerja 1 jam mendapatkan 1 dinar, tentunya pekerja pada kloter pertama ini berharap ia bisa mendapatkan beberapa dinar yang lebih banyak. Kalau 1 jam dapat 1 dinar, tentunya pekerja pada kloter yang pertama ini bisa mendapatkan kurang lebih 11 dinar kalau ia bekerja 11 jam. TETAPI pekerja pada kloter pertama ini hanya menerima 1 dinar SESUAI apa yang dijanjikan tuannya.
Sekarang bagaimana dengan pekerja pada kloter yang terakhir? Pekerja pada kloter yang terakhir didapatkan oleh tuannya kurang lebih pukul lima sore. Pekerja yang didapatkan pada kloter terakhir ini nasibnya mungkin cukup menyedihkan. Sudah jam lima sore, tetapi ia tetap saja menganggur, belum mendapatkan penghasilan untuk hari itu. Hanya tinggal satu jam saja, tentunya tidak mudah untuk mendapatkan penghasilan dan pekerjaan dalam kurun waktu satu jam (asumsi: orang-orang sudah kembali ke rumahnya pukul enam sore). Kalau orang tersebut pulang, maka ia pulang tidak membawa apa-apa, mungkin saja keluarganya tidak akan makan apa-apa juga. Pekerja pada kloter yang terakhir ini tentu sangat bersyukur sekali ketika pemilik kebun anggur ini memintanya bekerja di kebun anggurnya, setidaknya ia bisa membawa sesuatu untuk keluarganya. Pekerja pada kloter yang terakhir ini tentu tidak akan menyangka bahwa ia akan mendapat upah 1 dinar. Padahal pekerjaannya tidak membutuhkan keahlian khusus, dan ia hanya bekerja 1 jam, mungkin sudah tidak banyak anggur yang perlu dipetik olehnya. Bayangkan betapa bersyukurnya pekerja pada kloter yang terakhir ini.

Kalimat yang digunakan untuk menutup perikop pekerja di kebun anggur ini hampir serupa dengan perikop upah mengikut Yesus, hanya saja ada beberapa kalimat yang terbalik.
Pada Matius 19:30 dikatakan bahwa "Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu"
Pada Matius 20:16 dikatakan bahwa "Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir"

Pada kisah Petrus, Petrus merasa dia cukup layak untuk menjadi yang terdahulu dan merasa layak untuk meminta upah kepada Tuhan. Namun Tuhan ingin mengingatkan bahwa ia menginginkan kita seperti pekerja pada kloter yang terakhir, yang benar-benar merasa bersyukur dan tidak menyangka akan anugerah yang diterimanya. Jangan sampai kita menjadi seperti pekerja pada koter yang pertama yang merasa sudah bekerja seharian namun akhirnya bersungut-sungut. Itulah sebabnya judul artikel ini adalah Be The 'Last', bukan berarti kita harus berada di posisi terakhir dalam segala hal, tapi biarlah artikel ini boleh mengingatkan kita untuk tetap rendah hati boleh menjadi seperti pekerja yang terakhir yang penuh dengan ucapan syukur:)
Marilah kita sambut natal dengan semangat natal yang penuh dengan kerendahan hati^^