Monday, January 18, 2010

Applied Approach

Tanggal 17-21 Januari ini aku mengikuti pelatihan Applied Approach, apakah itu?Itu adalah pelatihan untuk membekali seseorang dalam mengajar dengan lebih baik. Saat ini di dunia pendidikan sedang berkembang metode pengajaran yang berbasiskan kompetensi, sehingga yang dinilai dari seorang mahasiswa itu bukan hanya berdasarkan ujian tulis namun berdasarkan kompetensi yang mampu dicapai mahasiswa tersebut. Para staf pengajar yang pada mulanya diajar tidak menggunakan berbasis kompetensi ini harus belajar lagi supaya bisa membuat anak didiknya lebih baik lagi apalagi di tengah berkembangnya teknologi saat ini, mahasiswa dituntut tidak hanya menguasai materi saja namun mampu untuk mengaplikasikannya, menguasai softskill, dan mampu menjalin relasi/networking.

Yang menjadi inti dalam pembelajaran sebenarnya adalah bagaimana kita bisa mendidik anak didik kita untuk memiliki kemauan untuk bekerja keras, kemauan untuk belajar di sepanjang hidupnya, memiliki inisiatif dan berbagai kemampuan lainnya, tidak hanya sekedar menguasai ilmunya secara teoritis saja.

Dalam pelatihan ini kita diajar untuk mengevalusi proses belajar mengajar yang telah kita jalankan, apakah mahasiswa mampu mencapai kompetensi yang telah ditetapkan?IP mahasiswa yang tinggi tidaklah menunjukkan dosen telah memiliki kemampuan mengajar yang baik. Banyak hal sebenarnya yang bisa didapatkan dari pelatihan ini. Apakah pengajaran yang selama ini dilakukan hanya sekedar menanamkan pengetahuan kepada mahasiswa ataukah lebih menekankan kepada kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh mahasiswa.

Di dalam pelatihan ini para dosen pun dididik selayaknya mahasiswa dididik:) Kita diajar membuat Garis Besar Program Pembelajaran, Satuan Acara Perkuliahan, kontrak perkuliahan, buku ajar, bagaimana kita mengubah mindset kita dari yang semula hanya sekedar mengajarkan tentang teori menjadi mendidik mahasiswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, bagaimana membuat tugas yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, bagaimana melakukan evaluasi terhadap pengajaran yang telah dilakukan. Intinya begitu banyak hal yang aku pelajari di sini dan ketika kita hendak menjadi pengajar yang baik hendaknya kita juga bersedia untuk belajar terlebih dahulu dan belajar yang banyak:) Jika kita menginginkan mahasiswa untuk bersedia belajar seumur hidupnya, mau membaca banyak buku dan mengikuti perkembangan informasi, paling tidak kita harus memulainya terlebih dahulu. Kalau kita saja kesulitan dan tidak mau belajar, bagaimana kita bisa menuntut mahasiswa kita untuk melakukannya? Teladan hidup merupakan salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk memotivasi dan mendidik mahasiswa. Tertarik terlibat di dalam dunia pendidikan? Ayo kita semangat untuk belajar lebih banyak lagi sehingga kita bisa mendidik anak didik kita dengan lebih baik lagi.



Tuesday, January 5, 2010

BIG DREAM BIG SUCCESS

Judul artikel ini kuambil dari sebuah judul buku karangan Eko Suhartanto, dkk. Banyak hal yang kupelajari dari buku ini.

1. Pentingnya untuk memiliki visi dalam kehidupan.
Saya termasuk tipe orang yang menjalani hidup ini dengan prinsip 'let it flow', dan saya merasa semua berjalan baik-baik saja tanpa saya perlu susah-susah memikirkan apa visiku. Namun ternyata saya salah, visi merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup ini. Bayangkan seseorang yang berencana ingin berlibur ke kota "X",dengan orang tersebut memiliki rencana ingin ke kota "X", ia tahu apa saja yang harus ia persiapkan, berapa uang yang ia butuhkan, barang apa saja yang harus ia persiapkan, pemesanan tiket dan tempat tinggal dan berbagai persiapan lainnya. Sekarang bayangkan orang tersebut tidak tahu ia mau ke mana, tanpa tempat tujuan yang ingin ia tuju, ia hanya mengikuti kemana langkah kakinya ingin melangkah. Mungkin ilustrasi ini dapat menggambarkan perbedaan orang yang memiliki visi dan yang tidak.

Ketika kita tidak pernah menetapkan impian kita, visi kita, maka kita tidak akan tahu hal-hal atau langkah-langkah apa saja yang perlu kita lakukan untuk mencapai impian tersebut. Bingung memilih sekolah, bingung memilih jurusan, dan bahkan tidak tahu mau bekerja di mana. Perlahan-lahan setelah saya mengetahui pentingnya visi dan personal goal, saya pun mulai menetapkan visi dan tujuan hidup, dan saya pun mulai dapat merencanakan apa yang harus dilakukan, dan dipelajari supaya saya dapat mencapai tujuan.

2. Kegagalan dan masalah adalah sebuah proses yang tidak perlu kita hindari.
Kehidupan ini adalah proses kita untuk belajar, dan dalam belajar tidak selamanya kita harus selalu berhasil. Di dalam hidup ini, banyak orang menyaksikan bahwa mereka disembuhkan, perekonomian mereka dipulihkan, mereka diselamatkan dari bahaya. Saya tidak mengatakan kesaksian tersebut salah, lewat kesaksian ini memang kemuliaan Tuhan dinyatakan, namun hal yang ingin saya tekankan adalah ketika orang tidak mengalami kesembuhan, ketika orang mengalami kecelakaan, dan ketika perekonomiannya berada dalam kondisi terpuruk itu bukanlah suatu hal yang salah. Ketika manusia berada dalam kondisi terpuruk dan terjatuh, itu adalah salah satu proses belajar dalam kehidupan. Bagaimana mereka dapat berusaha bangkit dari kegagalan dan menjadi pribadi yang lebih kuat, bagaimana seseorang di dalam dunia kerja harus mengalami gesekan dengan sesamanya, bagaimana ketika memulai sebuah usaha namun usaha tersebut mengalami kerugian. Semua hal yang terjadi tersebut membuat kita belajar bagaimana kita manghadapi semua masalah yang terjadi. Salah satu dosen saya bercerita, dengan adanya masalah maka usahanya dapat berkembang, dengan adanya keluhan dan masalah dalam masyarakat maka perusahaannya berusaha berinovasi sedemikian rupa sehingga masalah tersebut dapat diatasi.

Di dalam dunia kekristenan terkenal dengan ajaran KASIH. Ketika hidup berjalan mulus tanpa ada masalah, tanpa ada orang yang menyakiti kita, bagaimana mungkin kita dapat mempraktekkan KASIH kepada ’musuh’. Sangatlah mudah bagi kita untuk memaafkan orang yang tidak memiliki hubungan dekat dengan kita, tapi bagaimana jika sahabat kita sendiri yang menyakiti kita?mampukah kita memaafkan?Jika hal-hal yang tidak mengenakkan tersebut tidak pernah terjadi kepada kita, bagaimana kita bisa mempraktekkan firman yang telah kita terima. Saya pribadi pernah dibuat marah dan jengkel oleh seseorang, namun karena orang tersebutlah saya menjadi pribadi yang lebih kuat dan tegas.

Dalam buku tersebut juga diceritakan bagaimana anak-anak muda memulai usahanya dan mereka menemui hambatan-hambatan dalam proses pendirian usahanya, namun mereka berhasil mengatasi masalah tersebut. Lewat cerita-cerita yang dipaparkan dalam buku tersebut, saya belajar bahwa inilah proses belajar, ada konflik yang harus dihadapi antar sesama teman, ada masalah manajemen waktu karena mereka masih mahasiswa yang masih harus menyelesaikan kewajiban mereka yang lainnya, dan masih banyak kisah dalam buku tersebut. Hal yang cukup aku senangi dari buku ini adalah bahwa untuk menjadi sukses butuh kerja keras, butuh keberanian untuk mencapai apa yang menjadi tujuan mereka, butuh komitmen yang tinggi supaya mereka dapat terus berjuang dan tidak menyerah, dan kesuksesan bukanlah proses yang dapat dicapai secara instan dan sekejap.

Selagi kita masih muda, mari tentukan tujuan hidupmu, buatlah rencana-rencana untuk menggapainya, milikilah komitmen tinggi untuk mencapainya. Ingatlah jangan pernah takut gagal dalam mencapai tujuanmu. God bless u...

Monday, January 4, 2010

FAMILY


Mungkin beberapa di antara kita ada yang pernah mendengar singkatan FAMILY (Father and Mother I Love You). Ketika mendengar kata keluarga, mungkin yang ada di benak kita adalah orang tua yang lengkap, ada papa dan mama, ada adik dan kakak mungkin, dan yang pasti impian kita adalah memiliki keluarga yang bahagia :) Begitu banyak hal dan masalah yang terkait dengan keluarga. Bahkan ketika kita bertanya kepada diri kita sendiri, "Apakah aku bersyukur dengan keluarga yang kumiliki?", "Apakah aku bahagia hidup bersama keluargaku?" Mungkin tidak sedikit dari kita yang berkata TIDAK! Begitu banyak permasalahan yang ada dalam sebuah keluarga. Memang benar pepatah yang pernah kudengar, ketika awal saja membentuk keluarga, laki-laki dan perempuan harus dapat menerima perbedaan mereka masing-masing, dan menurutku itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan.

Mendengar cerita beberapa teman yang sudah berkeluarga, banyak yang mengeluhkan masalah keuangan, biaya sekolah yang mahal, masalah perselingkuhan, wuah buuanyak banget deh rasanya. Kali ini aku ingin membahas tentang keluarga tapi konteks sebagai anak. Aku melihat banyak sekali anak-anak muda yang complaint dengan keluarga yang mereka miliki, mungkin termasuk aku salah satunya :) Kadang aku berpikir pemikiran orang tua terlalu konvensional, dan akhirnya kami sering cekcok juga. Ada beberapa teman dengan background keluarga yang broken home, ada juga yang merasa orang tuanya pilih kasih, dan mungkin ada begitu banyak keluhan kita sebagai anak. Kadang aku merasa iri dengan orang lain yang tampaknya memiliki keluarga yang bahagia dan tidak ada masalah apapun. Tapi dalam hidup ini aku belajar juga, apa yang kita miliki, apa yang kita alami, semuanya ini boleh terjadi karena Tuhan ingin membentuk kita sebagai pribadi yang lebih sempurna.

Dalam Alkitab tertulis, Hormatilah Ayah dan Ibumu (Keluaran 20:12) dan konteks yang sama terdapat juga di Efesus 6:1-3. Mungkin kita sering merasa jengkel dan marah dengan orang tua kita, merasa mereka tidak mau mengerti kehidupan yang kita miliki dan bahkan merasa mereka tidak menyayangi kita. Namun bila kita mau berpikir tenang sejenak, ada beberapa hal yang mungkin dapat kita renungkan.
1. Mama kita sudah bersedia mengandung kita selama 9 bulan, dan itu bukanlah hal yang ringan. Mungkin mereka merasa mual, pusing, dan bahkan merasakan sakit yang luar biasa ketika ia melahirkan kita dan itu adalah pengorbanan yang luar biasa.
2. Saat kita sakit, mereka terjaga dan tidak tidur karena mengkhawatirkan kita. Yang aku tahu, orang tua yang baik, mereka lebih rela diri mereka yang sakit daripada melihat anaknya yang sakit.
3. Orang tua kita bekerja keras untuk membiayai pendidikan kita. Berapa banyak uang yang telah mereka keluarkan untuk pendidikan, biaya obat-obatan ketika kita sakit, dan biaya-biaya lainnya.

Seringkali kebaikan-kebaikan mereka kita lupakan ketika kita merasa jengkel karena mereka marah nilai kita jelek, kita marah dengan keputusan mereka, padahal mungkin itu hanya cara mereka untuk menyayangi kita.
Berikut adalah sebuah puisi singkat yang aku kutip dari blog temanku.

Mama sering cerewet dengan kita!
Apakah kita pernah anggap dia adalah seorang yang cerewet?
Pernah.
Apakah kita pernah cuekin dia?
Pernah
Apakah kita pernah pikir apa yang di pikirkan oleh mama?
Tidak pernah
Apa yang ada dalam pikiran mama?
Pikiran'nya cuma takut!
Takut apa?
Takut tidak dapat melihat kami senyum,menangis,tertawa lagi.
Takut tidak dapat mengajar kami lagi!
Karena waktunya tinggal singkat & tunggu nyawa'nya dijemput
Saat mama tutup mata!
Gak ada lagi yang cerewet dengan kita & kita menangis-menangis memanggilnya!
mama!
Apa yang dia balas?
Dia cuma diam-diam tapi bayangan'nya tetap disamping & berkata kepada mu, "anakku,jangan menangis nak, mama masih di samping, mama masih sayang dengan mu"


Aku tidak tahu masalah apa, atau hal apa yang sering kita keluhkan tentang keluarga kita. Namun aku hanya ingin berbagi kekuatan dengan kalian, mari kita syukuri keluarga yang kita miliki. AKu cukup tersentuh dengan kisah-kisah anak yang mungkin telah disiksa bahkan mungkin diperkosa oleh orang tuanya, namun mereka masih dapat mengampuni orang tua mereka. Hari ini, aku masih memiliki mama dan papa, saudara-saudara yang menyayangiku, dan mereka sama sekali tidak menelantarkanku, orang tuaku bekerja keras untuk biaya sekolahku, mereka tidak pernah menyiksaku. Hari ini, apapun yang terjadi, apapun masalah yang ada dalam keluarga kita, mari kita coba syukuri semua itu dan kita mau katakan : Father and Mother I Love You :)